Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Agus Oloan Naibaho

Guru Era Kekinian, Mampu Menjawab Tantangan Mengajar Dimana Saja dan Kapan Saja

Guru Menulis | 2022-03-31 11:17:44

Guru melek teknologi, begitulah sebutan bagi guru masa kini yang harus dapat menjawab tantangan dan penegasan akibat pagebluk Covid-19 yang menghantam dunia internasional dan mengakibatkan dampak disegala sendi kehidupan kita. Terutama di sektor pendidikan, sangat terasa sekali pergeseran paradigma dari pembelajaran tatap muka atau langsung, menjadi pembelajaran tidak langsung alias pembelajaran jarak jauh memanfaatkan perangkat teknologi IT dan aplikasi pembelajaran.

Ya, Banyak tantangan dan kendala harus dihadapi Pendidik dan peserta didik kala harus Belajar dari Rumah akibat pagebluk Covid-19 yang tiba-tiba menyerang hampir seluruh dunia ini. Pandemi global mengharuskan guru mengajar muridnya dari rumah saja. Rutinitas selama ini, dimana Guru datang ke sekolah memberikan pembelajaran langsung, tatap muka, tiba-tiba harus membiasakan diri mengajar dari rumah saja manfaatkan perangkat teknologi agar proses pembelajaran tetap berlangsung.

Walau disadari banyak kekurangan dan tidak maksimal karena harus diakui bahwa tidak semua Pendidik dan Peserta Didik siap dengan dunia teknologi dan bahkan tidak semua peserta didik memiliki perangkat teknologi seperti smartphone maupun laptop yang mumpuni dalam mendukung proses pembelajaran jarak jauh alias daring atau dalam jaringan internet, namun penyelenggaran pendidikan harus dilakukan agar generasi bangsa ini tetap mendapatkan pendidikan yang baik dan benar, apalagi kita hidup di era disrupsi teknologi yang memaksa kita juga harus siap menghadapi disrupsi di bidang pendidikan.

Berangkat dari pengertian disrupsi, maka dapat diartikan disrupsi adalah terjadinya pergeseran atau perubahan di berbagai sektor yang harus kita terima akibat munculnya digitalisasi dan munculnya “Internet of Things (IoT)” alias “Internet untuk Segalanya”.

Maka, tak dapat dipungkiri, Revolusi Industri 4.0 mendorong terjadinya perubahan besar-besaran dalam kehidupan kita.

Contoh paling nyata, hilangnya beberapa media cetak akibat kemunculan media online atau situs berita online, munculnya ojek online membawa perubahan bagi ojek pangkalan, bahkan dalam dunia pendidikan, munculnya media pembelajaran dan buku online (e-book) membawa perubahan dalam dunia pendidikan kita, pun guru-guru yang mengajar harus siap meninggalkan teknik atau metode mengajar konvensional menjadi guru hebat dengan mengajar memanfaatkan perangkat teknologi informasi dan komunikasi, baik di kelas maupun saat pembelajaran jarak jauh (distance learning).

Gangguan atau kekacauan yang timbul akibat pagebluk Covid-19 makin menegaskan betapa pentingnya pemanfaatan perangkat TIK dan juga media pembelajaran online di era kekinian. Dampak Covid-19 sangat terasa, khususnya dalam dunia pendidikan kita bukan? Ya, banyak kendala harus kita hadapi di lapangan saat berlangsungnya pembelajaran jarak jauh.

Penulis sendiri melihat kendala dilapangan saat terjadinya pembelajaran jarak jauh, dimana banyak peserta didik belum siap dengan belajar dari rumah saja, seperti keterbatasaan ketersediaan laptop, notebook, bahkan tidak semua anggota keluarga yang duduk di bangku sekolah memiliki smartphone atau telepon pintar yang mendukung terjadinya interaksi atau komunikasi dua arah (tow ways communication).

Belum lagi paket atau kuota internet yang terbatas membuat pembelajaran jarak jauh tetap kurang maksimal. Nah, untuk mengatasi permasalahan tersebut, kebijakan yang saya ambil adalah tetap membuka Laboratorium Komputer sebagai tempat belajar bagi peserta didik yang memang tidak memiliki smartphone atau kuota internet, sehingga mereka tetap dapat belajar di Lab. Komputer dengan menerapkan protokol kesehatan maksimal, dimana peserta didik datang ke sekolah harus menggunakan masker.

Di Lab. Komputer disediakan handsanitizer dan masker cadangan, peserta didik duduk tidak boleh berdekatan atau harus menjaga jarak. Solusi sederhana, namun bermanfaat sehingga peserta didik yang tidak punya smartphone yang mendukung akses pembelajaran online dan tidak memiliki kuota internet, mereka dapat belajar dengan baik memanfaatkan aplikasi Microsoft Teams sebagai media pembelajaran yang digunakan oleh sekolah tempat saya mengajar.

Dan sangat bersyukur rasanya, setelah setahun lebih penerapan pembelajaran jarak jauh dan ketakutan akan learning loss atau hilangnya pengetahuan dan kemampuan peserta didik, baik secara spesifik atau umum yang dipengaruhi oleh pandemi Covid-19, serta setelah gencarnya vaksinasi massal untuk tenaga pendidik dan kependidikan, tenaga kesehatan hingga masyarakat umum, pun warga sekolah dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK sampai perguruan tinggi, serta apresiasi yang tinggi buat Pemerintah Pusat dan Daerah yang berkolaborasi kembali membuka Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) sehingga semua tampak senang dan bahagia ketika kembali menjalani rutinitas melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah, walau belum seratus persen.

Namun, walau sudah kembali kelihatan normal dengan aktivitas tatap muka di sekolah, warga sekolah harus tetap waspada dan taat Penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) di lingkungan sekolah. Protokol Kesehatan tidak boleh kendor di lingkungan sekolah.

Guru dan peserta didik harus bersinergi, berkolaborasi, bekarjasama dan sama-sama bekerja dan disiplin dalam penerapan Protokol Kesehatan, semua harus saling mengingatkan diantaranya: wajib mengenakan masker di lingkungan sekolah.

Guru atau satpam ataupun yang ditugaskan melakukan pengecekan suhu tubuh dan penyemprotan handsanitizer ke tangan peserta didik, wajib lebih awal ada di sekolah, memastikan seluruh warga sekolah terpantau suhu tubuhnya. Meja dan kursi di kelas dipastikan berjarak minimal satu meter, Pembelajaran Tatap Muka Terbatas masih diterapkan dengan membuat jadwal ganjil – genap, dimana minggu pertama yang hadir ke sekolah adalah peserta didik yang bernomor urut ganjil, minggu berikutnya genap.

Sementara peserta didik yang belajar dari rumah tetap bisa mengikuti pembelajaran melalui aplikasi Microsoft Teams, karena disana Guru juga sudah memberikan materi, tugas rumah dan penilaian, bahkan bisa berinteraksi langsung lewat fasilitas Meeting Online, dan berbagai fasilitas lainnya.

Guru tetap dapat melakukan pendampingan pembelajaran memanfaatkan Microsoft Teams maupun media informasi dan komunikasi lainnya seperti whatsapp group, sehingga mengetahui apa masalah dan kendala yang dialami oleh peserta didik.

Hal ini sangat penting untuk mengetahui kendala-kendala yang dialami peserta didik selama ini, sehingga peserta didik tetap merasa diperhatikan dan termotifasi untuk tetap belajar walau di masa pandemi. Pandemi tak boleh menyurutkan semangat dan kemauan belajar peserta didik agar dapat menjadi generasi emas, generasi penerus bangsa Indonesia untuk meraih cita-cita luhur Bangsa Indonesia.

#GuruMasaKini

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image