Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Achmad Hidayat, M.Ag.

Fenomena Guru Masa Kini di Saat Pandemi

Lomba | Tuesday, 29 Mar 2022, 10:54 WIB

Di masa Pandemi Covid-19 seluruh aktifitas kehidupan dan ruang gerak kita dibatasi dengan menjaga jarak dan menghindari kerumunan yang pada akhirnya banyak sektor menjadi lumpuh. Kantor, pabrik, tempat usaha bahkan tempat ibadah sekalipun terpaksa di tutup.

Namun, agaknya kita semua sepakat bahwa meskipun seluruh sektor lumpuh dan berhenti, tetapi pendidikan tidak boleh berhenti alias jalan terus dengan berbagai modifikasi model pembelajaran yang disesuaikan kondisi pandemi Covid-19.

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan utama bagi setiap orang sebab pendidikan berperan penting dalam pembentukan sifat baik atau buruknya seorang dalam ukuran normatif. Bukan hanya sekedar transformasi ilmu, tetapi juga pembentukan akhlak dan budi pekerti.

Oleh karena itu, pendidikan memiliki nilai aset bangsa yang harus terus berjalan, tidak boleh berputus dan terus dikembangkan menyesuaikan zaman sehingga menghasilkan SDM unggul dan mampu bersaing di era globalisasi.

Akhirnya, di masa Pandemi Covid-19 pemerintah membuat pola pendidikan menjadi berubah drastis. Semula proses belajar mengajar dilakukan dengan tatap muka. Tetapi saat Pandemi Covid-19 proses belajar mengajar dilakukan secara jarak jauh (daring) dengan memanfaatkan jaringan internet, serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Pada awal mula diberlakukannya pembelajaran daring di Indonesia, para guru mengalami beberapa kesulitan mulai dari gaptek (gagap teknologi), hambatan internet, hambatan jaringan di beberapa wilayah terpencil, susah frekwensi, pembengkakan biaya kuota serta kesulitan mengajar pada beberapa mata pelajaran yg bersifat praktek serta menghitung.

Selain itu, guru juga menghadapi keluhan dari para peserta didik dan orang tua/wali peserta didik, khususnya pada tingkat Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar yang belum mampu mandiri dan membutuhkan bimbingan langsung.

Akhirnya, mau tidak mau, guru pun harus mengikuti keadaan yang memaksa mereka tetap memberikan pelayanan pembelajaran meskipun harus menggunakan pembelajaran jarak jauh (daring) dengan memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran.

Pemerintah melakukan berbagai cara agar pendidikan bisa terus berjalan di era Pandemi dengan cara mendorong guru menerapkan sistem pembelajaran dari rumah (BDR) yaitu daring (Pembelajaran dalam jaringan) melalui berbagai platform mulai dari aplikasi zoom meeting, google meet, e-learning, hingga youtube dan LMS lainnya.

1. Guru Youtuber

Fenomena guru Youtuber bermunculan seiring keterampilan guru dalam membuat video pembelajaran. Guru-guru tersebut belajar secara mandiri melalui tutorial video editing lalu dipraktekkan hingga mampu membuat video pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan.

Hasil rekaman video tersebut selanjutnya dipublikasikan di channel youtube pribadi dan dibagikan kepada peserta didik saat kbm berlangsung.

Di antara guru Youtuber ini tak sedikit pula yang berhasil menjadi partner iklan Youtube dan memperoleh penghasilan adsense.

Uniknya, kebanyakan guru Youtuber ini baru mengenal dunia konten kreator sejak Pandemi Covid-19 muncul.

2. Guru Blogger

Berbeda dengan guru Youtuber, kemunculan guru di bidang tulis menulis di blog ini memang sudah banyak sebelum Pandemi Covid-19. Namun seiring banyaknya pelatihan dan informasi yang mengenalkan cara menuangkan tulisan melalui blog di saat Pandemi Covid-19 di tambah lagi banyak pula even lomba menulis, maka kemunculan guru blogger semakin meluas.

Blog dipahami sebagai jurnal individu yang ada di internet membagikan catatan atau pandangan penggunanya atas wacana dan informasi tertentu.

3. Guru Penyair

Menulis puisi bersama-sama dengan penulis lainnya dan membukukan karya puisi dalam sebuah buku antologi kumpulan puisi merupakan salah satu fenomena yang diminati guru di masa Pandemi.

Para guru menuangkan hasil pengamatan dan renungan serta pemikirannya melalui untaian bait-bait puisi.

Biasanya kegiatan ini di sponsori oleh para penerbit dengan harapan para penulis termotivasi agar karya mereka dapat dimuat dalam buku yang nantinya diterbitkan dan bernomor ISBN.

Selain mengikuti lomba menulis yang diselenggarakan penerbit tertentu, para guru penyair juga bisa mempublikasikan karyanya secara mandiri bekerja sama dengan penerbit self publishing di mana penulis mendisain sendiri karyanya dari penyuntingan naskah, editing, hingga lay out buku.

4. Guru Pebisnis

Tentu saja tidak bisa dipungkiri dampak munculnya e-commerce yang semakin "gurih" dan peluang bisnis yang menjanjikan, banyak guru akhirnya terjun ke dunia bisnis online ini.

Selain modal yang dibutuhkan kecil, bisnis online lebih praktis dan fleksibel untuk dijalani oleh guru. Dapat menentukan sendiri toko online-nya buka atau ingin tutup. Pembeli bisa membeli barang selama 24 jam dan proses pengiriman barang dapat disesuaikan waktu dan metode yang diinginkan.

Demikianlah 4 fenomena #GuruMasaKini yang bermunculan seiring dengan Pandemi Covid-19. Dari keempat fenomena tersebut, Anda masuk kategori yang mana?

#Gurumasakini #GuruMenulis #GuruDigital

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image