Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ratih Mandala

Peran Strategis Guru Masa Kini

Guru Menulis | Thursday, 31 Mar 2022, 22:58 WIB
Headway, Unsplash.com

Dapatkah teknologi menggantikan peran guru? Mari kita urai persoalannya.

Sebuah Tantangan Besar

Berbeda dengan zaman dahulu, kini guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber pelajaran. Hanya dengan satu klik di mesin pencari, setiap orang bisa mendapatkan sumber belajar yang amat beragam.

Segala sesuatu berubah dengan cepat, peristiwa-peristiwa baru terjadi di setiap sudut dunia. Informasi yang diperoleh dari mesin pencari boleh jadi lebih akurat dan lengkap dibanding informasi dari buku pelajaran sekolah. Bentuknya juga lebih menarik, setiap orang bisa memilih sajian audio-visual yang paling sesuai dengan selera mereka.

Di era disrupsi, pakem-pakem fisik ruang kelas menjadi kurang relevan. Pembelajaran berpindah ke ruang-ruang maya dengan kemungkinan yang tak terbatas. Dari tempatnya duduk, seseorang bisa belajar ke tempat-tempat jauh yang tidak pernah mereka kunjungi di dunia nyata.

Masuknya teknologi ke dalam dunia pendidikan sejalan dengan perkembangan masa depan yang juga berubah. Kemampuan mengingat informasi dan menyelesaikan tes bukan lagi kemampuan yang dicari dalam diri siswa. Kini, keterampilan yang penting untuk dimiliki siswa di abad 21 adalah keterampilan berkolaborasi, berkomunikasi, kreatifitas, dan kemampuan berpikir kritis.

Hal di atas sejalan dengan tuntutan dunia industri yang menanti di masa depan. Dilansir dari Republika, menurut World Economic Forum, skill yang harus dimiliki di masa depan adalah kemampuan memecahkan persoalan yang rumit (complex problem solving), kemampuan berkomunikasi (communication), kemampuan berpikir analitis (critical thinking), dan kemampuan membuat keputusan strategis (decision making).

Pada gilirannya, tantangan dan tuntutan tersebut menjadi dasar bagi peran strategis guru masa kini.

Kualitas Mentorship

Tak dapat dipungkiri, teknologi hanyalah barang fisik yang tidak memuat kualitas-kualitas humanis. Sentuhan aspek kemanusiaan itulah yang sebetulnya diperlukan dari sosok guru.

Bagaimana bila kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional guru disatu-padukan ke dalam peran kekinian? Lebih dari sekadar menyampaikan materi, guru masa kini berperan sebagai sutradara pembelajaran.

Pertama, guru masa kini berperan untuk mengkonstruksi experiential learning. Era digital menyajikan belantara informasi yang amat luas. Anak-anak yang menjelajahinya bisa saja tersesat. Baik itu tersandung informasi hoaks atau berselancar tanpa arah.

Dengan bekal literasi digital, guru masa kini dapat menjadi pemandu dalam penjelajahan digital yang penuh makna. Guru dapat mengarahkan anak-anak untuk menentukan di mana mereka harus mencari informasi yang dapat dipercaya, dan bagaimana cara menggunakannya agar informasi tersebut menguntungkan mereka.

Dengan adanya arahan dari guru, siswa dapat terlibat dalam sebuah pengalaman digital yang benar-benar berguna bagi pendidikan mereka.

Kedua, guru masa kini berperan untuk mengasah keterampilan sosial, emosional, dan intelektual siswa. Melampaui ketuntasan materi, guru masa kini mampu mengintegrasikan aspek-aspek sosial, emosional, dan intelektual siswa menjadi sebuah kekuatan yang utuh. Siswa ditempa untuk siap mempraktikkan langsung segala kemampuan yang ada pada dirinya untuk menghadapi persoalan nyata. Guru berperan untuk membawa siswa ke ranah yang lebih praktis.

Guru masa kini, dengan demikian, merupakan guru-guru yang melek teknologi dan siap menjadi suri tauladan (role model) dalam memanfaatkan kemajuan. Guru berada satu langkah di depan mengejar kemajuan dan perubahan-perubahan teknologi dalam kegiatan pembelajaran.

Ketiga, guru masa kini berperan untuk membentuk siswa yang menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sebagai mentor, guru terus menerus menginspirasi siswa agar memiliki kehendak untuk terus belajar, tidak mudah menyerah, dan punya keberanian untuk terus mencoba.

Kemauan siswa untuk terus maju merupakan motivasi yang penting untuk dijaga. Hal itu akan berguna dalam menghadapi zaman yang cepat berubah. Siswa yang tidak mudah takut akan mampu beradaptasi dengan lebih baik.

Teknologi hanyalah alat. Teknologi yang digunakan saat ini boleh jadi sudah usang dalam 5 atau 10 tahun mendatang. Tanpa etos belajar yang super, siswa akan ketinggalan dan terpaku pada hal-hal yang mereka ketahui. Kepercayaan diri perlu ditularkan guru masa kini kepada siswa, guna menciptakan generasi yang gemar berinovasi. Tidak hanya menjadi target dari perubahan, tetapi juga menjadi bagian yang mendorong perubahan.

Sebuah Jawaban

Sekarang, mari kita kembali pada pertanyaan di awal: dapatkah teknologi menggantikan peran guru?

Teknologi hanyalah alat. Manusialah yang mencipta dan menggunakannya. Semakin canggih teknologi, maka semakin terbuka pula potensi aktualisasi manusia. Di tengah segala kemungkinan yang tergelar di hadapan generasi muda, guru masa kini hadir sebagai arah mata angin yang dapat menunjukkan jalan terbaik bagi siswa untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikannya.

Pada akhirnya, guru masa kini memiliki peran besar dalam mempengaruhi siswa sehingga mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang mampu mewujudkan versi terbaik dari dirinya sendiri.

Referensi:

Republika

21st Century Skill

4 Kompetensi Guru

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image