Epos Aceh Tertua: Hikayat Malem Dagang
Sejarah | 2022-03-27 08:57:02Kiriman T. A. Sakti. Budayawan Senior Aceh
Pengantar satu :
Sultan Iskandar Muda adalah sultan terbesar Kerajaan Aceh Darussalam. Begitulah yang dipercaya masyarakat Aceh secara turun-temurun dari dulu sampai sekarang. Keyakinan masyarakat Aceh yang sudah melegenda ini tidak diakui Snouck Hurgronje( tahun 1890-an), seorang orientalis yang ditugaskan Kerajaan Belanda untuk “menaklukkan Aceh” bukan dengan kekuatan senjata.
Bantahan Snouck ini adalah wajar, sebab ia memang sedang menjalani tugasnya. Bila mau meruntuhkan suatu bangsa, maka hancurkanlah bukti-bukti sejarah yang dibanggakan bangsa itu, demikian bunyi sebuah ajaran jahat yang terkenal.
Dalam upaya melaksanakan ambisinya, C. S, Hurgronje menyelidiki jatidiri rakyat Aceh. Ia mengkaji 98 hikayat berbahasa Aceh, termasuk Hikayat Malem Dagang (HMD). Terhadap ketokohan Sultan Iskandar Muda, ia menyebut hanya dongeng dan khayalan orang Aceh saja bukan fakta sejarah (Lihat: C. Snouck Hurgronje, Aceh di Mata Kolonialis, terjemahan, Jilid II,Jakarta: Yayasan Soko Guru, 1985 (sudah ada cetakan ulang).
Dalam kajian (HMD), ia menjumpai tokoh Raja Si Ujud selalu disamakan dengan Raja Belanda yang menyerang Aceh. “ Di mana-mana dari awal sampai akhir hikayat, Raja Si Ujud = Raja Belanda”, katanya. Raja Si Ujud adalah tokoh sentral dalam HMD yang diperangi Sultan Iskandar Muda karena telah melakukan kejahatan di Aceh.
Baru dalam tahun 1937 – ketika Perang Belanda di Aceh mulai mereda – K.H.J. Cowan melakukan pengkajian HMD secara ilmiah sebagai disertasi untuk memperoleh gelar doktor. Cowan yang orang Belanda juga memilih HMD versi lama yang sama sekali belum terkait dengan Perang Belanda di Aceh. HMD kajian K.H.J. Cowan inilah yang saya transliterasi buat posting WA ini. Saya mengkaji HMD sebagai tesis di Pascasarjana UIN Ar-Raniry tahun 2015.
Dalam pengkajian itu, Cowan menemukan enam versi HMD. Sementara dalam disertasi Imran T. Abdullah dosen UGM Yogyakarta, yang berjudul Hikayat Meukuta Alam ( 1988) menjumpai sepuluh versi HMD. Berarti versi HMD ada 16 macam jumlahnya.
Hal ini menunjukkan HMD amat populer bagi rakyat Aceh tempo dulu. Baik Snouck Hurgronje maupun K.H.J. Cowan menyebutkan HMD ditulis pada abad 17, tidak lama setelah peristiwa yang dikisahkan terjadi. Namun satu hal yang perlu diingat, bahwa hikayat itu bukanlah sejarah murni.
Mengenai sejarah Sultan Iskandar Muda yang diteliti secara ilmiah, lihat karya Denys Lombard: Kerajaan Aceh – Jaman Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636), Jakarta: Balai Pustaka, 1986 (sudah dicetak ulang).
Pengantar Dua:
Pada pengantar posting Hikayat Malem Dagang bahasa Aceh (lama), saya berjanji akan memposting pula terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Hal inilah yang saya tunaikan pada posting-posting WA selanjutnya.
Namun, maksud saya tidak dapat terpenuhi secara maksimal. Dalam hal ini saya terlebih dulu perlu mohon maaf kepada rakan-sahabat yang berminat membaca terjemahan ini.
Saya melakukan terjemahan HMD secara bertahap sesuai kebutuhan dalam penulisan tesis. Barulah setelah tesis selesai saya menyempurnakan terjemahan itu. Hasilnya saya simpan dalam komputer dan fleshdish (2016). Judul yang saya berikan “Terjemahan HMD lengkap”.
Pada awalnya, yang rusak terlebih dulu adalah komputer. Benda canggih itu adalah hadiah dari seorang dosen Universitas Syiah Kuala(USK).
Tulisan “Sekilas Pengantar” ini saya ketik dengan komputer lebih canggih sebagai hadiah dari seorang dosen sebuah Perguruan Tinggi terkenal yang berada di Bandung.
Semula saya tidak merasa risau dengan rusaknya komputer itu, karena fleshdish masih ada. Hanya baru-baru ini saja hati saya menjadi galau setelah tidak menjumpai terjemahanan HMD lengkap lagi. Semua isi fleshdish yang ada sudah saya periksa, namun saya hanya menemukan “Terjemahan HMD kurang lengkap” dalam sebuah fleshdish.
Barulah saya sadar, fleshdish yang berisi “Terjemahan HMD lengkap” sudah hilang, tapi kapan dan di mana?. Saya pun membuka berbagai tempat penyimpanan arsip saya untuk mencarinya. Usaha saya gagal dan akhirnya kalah dan pasrah.
“Tak ada rotan akar pun jadi”, itulah acuan yang saya gunakan untuk menepati janji pemuatan terjemahan HMD itu. Maka saya pakailah “Terjemahan HMD kurang lengkap” pada kesempatan ini.
Walaupun kurang lengkap, tapi arah cerita HMD bisa terpahami oleh teman-sahabat yang mau membacanya. Lewat permohonan maaf yang dalam, maka mulai hari ini saya akan memposting terjemahan itu. Karena sudah mendekati bulan puasa, maka postingnya saya percepat. Mungkin 1 s/d 2-3 kali dalam sehari.
Sebab dalam tradisi Aceh, orang tidak membaca hikayat dalam bulan Ramadhan, kecuali hikayat mengenai agama Islam.
Baru saja saya dengar pengumuman melalui toa dari Meunasah Tanjung Selamat, yang mengajak warganya bergotong-royong dalam rangka Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1443 H; paling kurang dii halaman rumah masing-masing!.
Selamat membaca!.
Bale Tambeh: Aleuhad, 24 buleuen Khanduri Bu 1443 TH atau 24 Syakban 1443 H bersamaan 27 Maret 2022 M, poh 08.05 wib.
( T.A. Sakti )
KUTIPAN :HIKAYAT MALEM DAGANG ( 1 )
*Terjemahannya
Oleh: T.A. Sakti
Bismillahirrahmanirrahhim
Aceh Masa Jayanya
1. Ajaib subhanallah
Dengar kukisah raja-raja
Masa kerajaan Meukuta Alam
Raja bernama Iskandar Muda
2. Raja adil amat sangat
Memerintah rakyat dalam dunia
Beragam emas banyak sekali
Semua ada pada Sarpada
3. Macam-macam gelang dan anting
Beribu pasang pun tersedia
Macam-macam kain hitam dan putih
Yang paling indah kain Manggis
4. Jenis keuneukha dan sukaleut
Kain sungkit tak terhingga
Jenis hamee dengan Asahan
Selain berpuluh-puluhan yang kasar
5. Beragam jenis lainnya
Semua ada pada sang raja
Pada masa itu sangat makmur
Apa yang diinginkan tersedia
6. Negeri luas pasar pun ramai
Bermacam bangsa datang ke sana
Banyak kapal datang untuk berdagang
Macam-macam barang pun dibawa
7. Beberapa kapal dari India
Membawa tembakau besi melila
Beberapa kapal Malabar (di India)
Dari Gujarat dan Benggala
8. Beberapa kapal Pigu
Semua berkumpul dengan kuwangkang Cina
Beberapa Gurap dari Bintan
Dengan suruhan dari raja
9. Beberapa bahtera dari Anggo
Membawa malo dengan kesuma
Beberapa kapal membawa cangkir
Kerikal dulang piring besar
10. Beberapa kapal dari Kedah
Membawa dagangan kain merah
Selatan timur dan barat
Macam-macam barang dibawanya
11. Mulai dari Aceh sampai ke barat
Termasyhur sangat Sri Paduka
Sekian lama memerintah
Tak ada satu pun mara bahaya
Datang Putri Pahang dan Raja Raden
12. Tak berapa lama kemudian
Tiba Putri Pahang dipersembah untuk raja
Setelah tiba Putri Pahang
Bergoncanglah alam dunia
13. Kala itu bersama Raja Raden
Orang baik baten teguh setia
Cepat-cepat masuk ke Dalam
Menghadap janjungan Raja Mahkota
14. Meukuta Alam bertanya
Raja bernama Iskandar Muda
Dia berbicara dengan kedua orang itu
Memeriksa dari negeri mana
15. Ditanyakan nama dan keturunan
Bagaimana sampai ke Pulau Ruja
Saya bertanya wahai adinda
Dari negeri mana hingga sampai kemari
16. Kedua orang itu lalu menjawab
Menjelaskan pengkhabarannya
Ampun tuanku daulat junjungan
Dari negeri Banang kami tiba
17. Mengarungi tujuh lautan
Hari ini tiba pada Sarpada
Nama hamba Raja Raden
Begitulah tuan dipanggil nama
18. Saudara hamba Raja Si Ujud
Namanya disebut di atas dunia
Kami sampai kemari memeluk agama
19. Ampun tuanku kasihi dan sayangilah
Terimalah kami berdua hamba Baginda
Kru seumangat adikku sayang
Semua kita ini adalah hamba Allah Ta’ala
20. Masuk Islam Raja Raden
Orang baik batin teguh setia
Sebagai tanda ia masuk Isalam
Diberi Putri Pahang kepada Raja
21. Setelah Islam Raja Raden
Dikawinkan dengan saudara baginda
Lalu diberikan tempat bermain
Diberi tanah dengan Istana
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.