Mengenal Aplikasi Dewasa OnlyFans Yang Jadi Penghasilan Dea
Teknologi | 2022-03-26 20:26:35Dea resmi ditetapkan menjadi tersangka terkait dugaan kasus menyajikan konten porno pada aplikasi dewasa OnlyFans.
Banyak yang bertanya apa itu aplikasi OnlyFans. Aplikasi tersebut mendapat perhatian setelah para pekerja seks mulai menggunakan situs ini selama pembatasan pandemi Covid-19, pada awal 2020.
OnlyFans sebenarnya sudah dirilis di Inggris sejak 2016. Mulanya aplikasi dibangun sebagai media sosial berbasis langganan. Pengguna dapat menjual atau membeli konten orisinal.
Saat digunakan sebagai situs dewasa, kreator dapat mengunggah video dan foto vulgar ke akun mereka yang terhubung dengan sistem pembayaran.
Menyadur dari Bogordailly, untuk mendapatkan akses ke konten, pengguna harus membayar biaya berlangganan bulanan yang berkisar antara US$4,99 hingga US$49,99, atau sekitar Rp71 ribu sampai Rp717 ribuan (kurs Rp14.343).
Pada masa pandemi penggunanya memuncak lantaran sejumlah tempat hiburan ‘dewasa’ ditutup, dan para pekerja akhirnya memilih aplikasi ini untuk mencari peruntungan baru.
Sejak saat itu platfom yang berbasis langganan itu meningkat dari sisi pengguna dan kreator. Lewat OnlyFans sejumlah orang seperti artis, penghibur, pekerja seks dapat memonetisasi akun mereka.
Dikutip dari Complex dari situlah para kreator dipertemukan dengan pengguna yang rela membayar untuk menonton siaran langsung maupun konten eksklusif.
Sejak awal pandemi, aplikasi ini pun menjadi pusat untuk semua hal dewasa. Sejumlah artis internasional juga ikut gabung di aplikasi itu, di antaranya Cardi B da Bhad Bhabie. Namun sejumlah artis juga menggunakan OnlyFans sebagai wadah berinteraksi dengan para penggemar, hingga membocorkan karya barunya lewat platform.
Misalnya artis DJ Khaled dan Fat Joe juga meluncurkan akun bersama pada awal 2021. Keduanya menyampaikan pesan inspiratif kepada para audiensnya lewat OnlyFans. Baca Selengkapnya
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.