Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Djoko Soegiyanto, S.Pi, S.Pd, M.Pd.I

Pandemi Menuju Endemi, Sudah Siapkah Kita New Normal?

Guru Menulis | Monday, 14 Mar 2022, 11:17 WIB

Kemunculan virus covid-19 yang pertama kali dideteksi di kota Wuhan Cina tentunya banyak menyimpan cerita dan pengalaman luar biasa bagi diri kita masing-masing. Artinya wabah tersebut menyebar sangat cepat sampai akhirnya masuk ke Indonesia dan memberikan dampak besar bagi kehidupan bangsa Indonesia baik bidang sosial, budaya, ekonomi sampai bidang pendidikan.

Saat itu penyebarannya sangat masif artinya virus covid-19 sangat cepat menyebar dan melumpuhkan semua aktivitas manusia. Dahulu ketika kita kurang disiplin menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh maka tubuh kita mungkin tidak mengalami apa-apa. Namun saat virus covid-19 melanda di Indonesia maka kebiasaan tersebut akan memberikan dampak yang sangat berbahaya dan rentan tertular virus tersebut. Akibatnya tubuh manusia akan mengalami beberapa efek seperti batuk, demam tinggi, serta efek yang paling berbahaya adalah sesak nafas karena virus covid-19 yang diserangnya adalah saluran pernafasan kita.

Sehingga apabila seseorang sudah terkonfirmasi virus covid-19 reaksinya mungkin berbeda-beda, artinya tergantung kemampuan daya tahan tubuh orang tersebut menghadapi virus tersebut di dalam tubuhnya. Ada yang biasa saja hanya demam dan perlu istirahat sebentar dan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C maka berangsur-angsur tubuhnya akan pulih kembali.

Kemudian yang menjadi catatan penting adalah apabila orang yang terkonfirmasi covid-19 itu sudah lanjut usia, memiliki komorbid (penyakit penyerta) misalnya seperti asma, TBC, flek pada paru-paru, hipertensi, jantung dan penyakit lain maka tentunya akan memberikan dampak yang sangat berbahaya. Karena penyakit covid-19 ini tidak hanya menyerang saluran pernafasan namun yang paling vital menyerang daya kekebalan tubuh kita. Hal itulah yang menyebabkan mengapa selain penyebarannya masif juga diikuti dengan tingginya angka kematian akibat virus covid-19.

Saat ini kondisi awalnya hanya berupa endemi pada sebuah kota dan wilayah namun sekarang sudah meningkat menjadi pandemi. Perubahan ini hendaknya cepat diantisipasi oleh masing-masing negara yang mengalami hal tersebut. Tentunya penanganannya harus melakukan kerjasama, koordinasi dan kolaborasi yang cepat, efektif dan solutif agar angka kematian akibat penyebaran virus covid-19 ini dapat ditekan sekecil mungkin.

Contoh sederhana dari endemi yang ada di Indonesia adalah menyebarnya penyakit malaria dan DBD (Demam Berdarah Dengue). Jadi endemi penyebarannya terjadi pada suatu daerah atau golongan masyarakat. Kemudian ada pula istilah epidemi yaitu penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban. Peningkatan angka penyakit di atas normal yang biasanya terjadi secara tiba-tiba pada populasi suatu di area geografis tertentu. Misalnya virus Ebola di Kongo (2019) dan Avian Influenza (H5N1) atau flu burung tahun 2012.

Pandemi penyebarannya lebih luas, masif karena merambah seluruh dunia terjadi serempak dimana-mana dan biasanya banyak memakan korban karena setiap negara mengalami kesulitan dan perlu waktu dalam penanganan dan pemulihannya misalnya Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Karena penyebarannya cepat, masif dan menyeluruh sehingga suatu negara merasa terkejut dan perlu waktu dalam mengantisipasi hal tersebut, sehingga diperlukan kerjasama, kolaborasi dan koordinasi yang cepat dan efektif untuk mencari solusi agar penyebarannya bisa dikendalikan dan angka kematian akibat virus covid-19 ini dapat ditekan sekecil mungkin.

Kadang-kadang manusia sudah merasa aman saat ini namun sebenarnya virus tersebut masih ada dan bermutasi menjadi varian yang semakin kuat dan cepat dalam penyebarannya yaitu menjadi virus Omicron. Virus ini diketahui penyebarannya sangat cepat dan memiliki resiko tinggi pula terhadap manusia yang lanjut usia dan memiliki komorbid yang cukup parah. Untuk itu pemerintah selalu mengingatkan dan menghimbau agar protokol kesehatan kita jangan kendor tetap menerapkan prokes dengan ketat dan menjaga kebiasaan hidup sehat. Kurangi aktivitas yang menyebabkan kerumunan dan mengurangi mobilitas.

Semoga dengan saling mengingatkan dan memberikan solusi dari setiap permasalahan akan memberikan jalan keluar terbaik sehingga bangsa Indonesia secara bertahap akan beralih kondisinya yang dulunya pandemi sudah memasuki endemi dan pada akhirnya Indonesia akan benar-benar terbebas dari coronavirus disease 2019 (Covid-19) dari semua varian. Selalu optimis dan menjaga kebiasaan hidup sehat semoga Allah swt senantiasa memberikan keselamatan dan keberkahan dalam setiap aktivitas kita ... aamiin yaa rabbal alamiin.

Wallahu'alam bisshowaab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image