Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aurelia Kirani Shadiva

Fisioterapi untuk Lansia: Tetap Aktif Tanpa Ketergantungan

Info Sehat | 2025-12-18 00:49:41

Seiring bertambahnya usia, tubuh akan mengalami perubahan alami yang tidak selalu

terasa nyaman bagi sebagian orang. Kemampuan otot berkurang sedikit demi sedikit, tubuh

makin sulit menjaga keseimbangan, dan aktivitas sederhana terasa lebih berat dari sebelumnya.

Tidak sedikit lansia yang mulai merasa takut untuk berjalan jauh, berdiri lama, bahkan sekadar

naik turun tangga. Hal ini dapat mengancam kemandirian mereka dalam menjalani aktivitas

sehari-hari. Untuk sebagian orang, ketidakmampuan melakukan hal sederhana seperti mandi

sendiri atau mengenakan pakaian dapat menjadi pengalaman yang mengurangi rasa percaya

diri dan martabat.

Kondisi ini sering menimbulkan kekhawatiran baik bagi lansia itu sendiri maupun

keluarganya. Ketergantungan yang semakin besar membuat banyak lansia merasa kehilangan

peran dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, mempertahankan kemampuan untuk bergerak dan

beraktivitas adalah kunci utama untuk menjaga kualitas hidup di usia lanjut. Di titik inilah

fisioterapi geriatri hadir sebagai salah satu solusi terbaik. Berbasis praktik ilmiah dan dirancang

khusus untuk kebutuhan lansia, fisioterapi membantu memperlambat penurunan fungsi tubuh

bahkan mengembalikan kemampuan yang sempat hilang.

Fisioterapi geriatri adalah bidang khusus dalam fisioterapi yang berfokus pada

peningkatan dan pemulihan fungsi gerak pada lansia. Tujuan utamanya bukan hanya

menyembuhkan nyeri atau memperbaiki kondisi tertentu, melainkan juga menjaga agar tubuh

lansia tetap berfungsi dengan baik. Dengan begitu, mereka dapat tetap aktif, tidak mengalami

penurunan kemampuan secara cepat, dan terhindar dari risiko jatuh. Banyak orang masih

mengira fisioterapi hanyalah pijat atau urut, padahal praktik fisioterapi mencakup rangkaian

latihan dan intervensi yang terstruktur, aman, dan dibuat sesuai kebutuhan setiap individu.

Ada beberapa tantangan umum yang dialami lansia dan sering kali menjadi alasan

utama menurunnya kualitas hidup. Salah satu yang paling umum adalah sarkopenia, yaitu

penurunan massa otot yang menyebabkan tubuh melemah dan lebih mudah lelah. Gangguan

keseimbangan membuat lansia sering merasa pusing atau tidak stabil saat berjalan. Nyeri kronis

pada lutut, punggung, dan sendi lain kerap mengganggu aktivitas sehari-hari. Keterbatasan

gerak akibat osteoarthritis dapat mengurangi kelenturan tubuh, sementara kondisi kronis seperti

stroke, diabetes, dan parkinson sering memperberat gangguan yang dialami pasien.

Keseluruhan tantangan ini membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif daripada

sekadar istirahat atau konsumsi obat.

Fisioterapi membantu lansia tetap aktif melalui empat pilar utama. Pilar pertama adalah

latihan kekuatan yang disesuaikan, biasanya berfokus pada otot inti, kaki, dan punggung.

Latihan sederhana seperti duduk berdiri dari kursi dapat memberikan dampak besar untuk

meningkatkan kemampuan tubuh dalam menopang aktivitas harian. Pilar kedua adalah latihan

keseimbangan untuk mencegah jatuh. Lansia mungkin akan diminta berdiri dengan satu kaki

sambil berpegangan atau berjalan di permukaan untuk melatih stabilitas tubuh. Pilar ketigamencakup latihan mobilitas dan fleksibilitas yang berfokus pada gerakan rentang sendi untuk

membantu mengurangi rasa kaku pada tubuh. Pilar terakhir adalah latihan fungsional yang

membantu lansia mempraktikkan gerakan penting seperti mengambil barang dari lantai dengan

aman. Latihan ini memastikan bahwa kemampuan yang diperoleh benar-benar dapat digunakan

dalam kehidupan sehari-hari.

Efektivitas fisioterapi bukan sekadar klaim, tetapi didukung oleh penelitian yang kuat.

Program latihan fisik terstruktur yang berfokus pada peningkatan kekuatan dan keseimbangan

terbukti mampu menurunkan risiko jatuh pada lansia hingga 40 persen menurut temuan

Sherrington dan rekan pada 2017. Hal ini perlu diperhatikan mengingat jatuh merupakan salah

satu penyebab cedera serius yang paling umum pada usia lanjut. Penelitian lain, Pahor dan

rekan pada 2014, menunjukkan bahwa intervensi latihan terstruktur dan terindividualisasi

mampu meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang masa kemandirian pada lansia.

Selain itu, studi dari Peterson dan rekan pada 2011 menegaskan bahwa latihan penguatan otot

progresif adalah terapi yang sangat efektif untuk melawan sarkopenia yang berkaitan dengan

usia. Temuan temuan ini memperjelas bahwa fisioterapi tidak hanya membantu mengurangi

keluhan fisik tetapi juga berperan besar dalam mempertahankan kemandirian.

Sebagai ilustrasi nyata, bayangkan Ibu Ismu, 72 tahun, yang dulu takut beranjak dari

kursi karena khawatir akan jatuh. Setelah mengikuti rangkaian fisioterapi selama tiga bulan

dengan program latihan kekuatan dan keseimbangan, kini ia sudah berani kembali berkebun di

halaman rumah. Aktivitas sederhana ini memberikan rasa bahagia sekaligus meningkatkan

kepercayaan diri bahwa tubuhnya masih bisa mandiri.

Memulai fisioterapi untuk lansia tidaklah sulit. Langkah pertama adalah memilih

fisioterapis yang berpengalaman dalam menangani pasien geriatri. Seorang terapis yang

berkompeten akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memahami apa yang dibutuhkan

tubuh. Frekuensi latihan biasanya dua sampai tiga kali per minggu, tetapi selalu disesuaikan

dengan kondisi masing masing individu. Bagi lansia, pemeriksaan awal tetap menjadi langkah

penting agar latihan yang dijalankan sesuai kondisi dan tidak menimbulkan risiko.

Keberhasilan program sangat bergantung pada konsistensi dalam berlatih. Jika intensitasnya

terlalu tinggi, cedera bisa terjadi sehingga bimbingan tenaga profesional sangat disarankan

untuk menjaga keamanan dan efektivitas latihan.

Pada akhirnya, usia tidak seharusnya menjadi alasan untuk berhenti bergerak atau

kehilangan kemandirian. Fisioterapi tidak hanya berupa perawatan atau rehabilitasi, tetapi juga

investasi jangka panjang untuk kualitas hidup. Setiap latihan yang dilakukan, setiap gerakan

kecil yang dipertahankan, dan setiap langkah yang lebih stabil adalah bagian dari perjalanan

menuju hidup yang lebih aktif. Maka dari itu, mendukung orang tua, kakek, nenek, atau bahkan

diri sendiri untuk memulai fisioterapi adalah langkah penting untuk masa tua yang lebih

mandiri dan bermakna.Referensi

Pahor, M., Guralnik, J. M., Ambrosius, W. T., et al. (2014). Effect of structured physical

activity on prevention of major mobility disability in older adults. Journal of the American

Medical Association, 311(23), 2387–2396.

Peterson, M. D., Rhea, M. R., Sen, A., & Gordon, P. M. (2011). Resistance exercise for

muscular strength in older adults: A meta analysis. Ageing Research Reviews, 10(1), 83–93.

Sherrington, C., Michaleff, Z. A., Fairhall, N., et al. (2017). Exercise to prevent falls in older

adults: An updated systematic review and meta analysis. British Journal of Sports Medicine,

51(24), 1750–1758

 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image