Fisioterapi dalam Upaya Menjaga dan Memulihkan Fungsi Gerak
Edukasi | 2025-12-16 17:47:54
Di tengah rutinitas yang padat dan tekanan hidup yang semakin meningkat, masih banyak masyarakat yang memandang fisioterapi sebatas pijatan untuk relaksasi. Padahal, persepsi tersebut belum sepenuhnya tepat. Fisioterapi merupakan profesi kesehatan yang memiliki peran penting dalam memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi fisik tubuh sepanjang rentang kehidupan manusia.
Fisioterapi, atau physical therapy, adalah praktik kesehatan yang berfokus pada fungsi dan gerak manusia. Fisioterapis bekerja dengan pasien dari berbagai kelompok usia—mulai dari bayi hingga lansia—untuk mencegah gangguan, mengurangi kecacatan, serta membantu rehabilitasi pasca cedera atau penyakit. Intervensi yang diberikan mencakup promosi kesehatan, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi melalui gerak serta aktivitas fungsional (World Physiotherapy, 2023). Berbeda dengan pijatan yang umumnya bersifat relaksatif, fisioterapi melibatkan diagnosis fungsional, pemulihan mobilitas, serta program latihan yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
Bidang fisioterapi sendiri memiliki cakupan yang luas, antara lain fisioterapi pediatri, geriatri, ortopedi, neurologi, olahraga, kardiopulmonal, hingga kesehatan wanita. Setiap bidang membutuhkan pendekatan khusus sesuai kebutuhan pasien. Di Indonesia, kebutuhan akan layanan fisioterapi terus meningkat seiring bertambahnya kasus cedera olahraga, gangguan muskuloskeletal, serta penyakit degeneratif seperti stroke dan osteoporosis. Melalui Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI), standar praktik dan kompetensi profesional terus dikembangkan agar layanan rehabilitasi dapat menjangkau masyarakat lebih luas, baik di rumah sakit, klinik, pusat rehabilitasi, fasilitas olahraga, komunitas, maupun layanan home care.
Proses fisioterapi tidak dilakukan secara instan. Pelayanan diawali dengan anamnesis dan pemeriksaan umum untuk menggali keluhan utama, riwayat penyakit, serta faktor munculnya gangguan. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan khusus, seperti palpasi dan tes gerak, untuk mengidentifikasi gangguan secara lebih spesifik. Berdasarkan hasil asesmen tersebut, fisioterapis memberikan tindakan sesuai modalitas yang ditetapkan dengan tetap memantau keamanan dan kenyamanan pasien.
Tahap akhir dari proses fisioterapi adalah edukasi, yang mencakup perawatan mandiri, latihan peregangan, serta anjuran aktivitas sehari-hari yang aman. Seluruh tahapan ini dijalankan berdasarkan prinsip yang tercantum dalam Guide to Physical Therapist Practice (American Physical Therapy Association, 2023), dengan menjunjung nilai akuntabilitas, empati, kolaborasi, integritas, dan keunggulan, sehingga pelayanan fisioterapi berfokus tidak hanya pada teknik, tetapi juga pada keselamatan dan kebutuhan pasien.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
