Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Renataay

Mahasiswa Generasi Tab Dua Puluh: Antara Fokus dan Fragmentasi Digital

Edukasi | 2025-12-17 09:39:10

Pendahuluan

Ada generasi mahasiswa yang tidak pernah disebutkan dalam kajian pendidikan mana pun: Generasi Tab Dua Puluh, yaitu mahasiswa yang setiap hari membuka minimal 20 tab di laptop atau smartphone, berpindah dari e-learning ke Canva, dari Google Scholar ke Shopee, dari PDF jurnal ke Instagram Reels, semuanya dalam hitungan detik. Fenomena ini tidak sekadar soal multitasking, tapi menciptakan budaya belajar baru yang belum pernah dikategorikan secara akademik.

1. Dunia Akademik yang Terfragmentasi

Mahasiswa tab dua puluh bukan kurang fokus, mereka hidup dalam arsitektur belajar yang terbagi-bagi. Dalam satu jam kuliah, mereka bisa:

mencari referensi tambahan membuat catatan digital memeriksa deadline membandingkan ringkasan PDF menonton tutorial terkait materi

Belum ada penelitian yang mendefinisikan ini sebagai fragmented learning, padahal pola ini mulai menjadi norma.

2. Kekuatan Baru: Navigasi Cepat Informasi

Dulu, kemampuan akademik identik dengan membaca banyak buku. Kini, kemampuannya berubah menjadi seberapa cepat mahasiswa menemukan sumber terbaik di antara puluhan tab. Ini kompetensi baru yang tidak pernah diajarkan secara formal, tetapi menjadi soft skill penting di era digital.

Mahasiswa generasi ini mampu mengelola arus informasi seperti seorang dirigen mengatur orkestra. Meski terkadang nadanya kacau, hasil akhirnya sering tetap tepat sasaran.

3. Risiko yang Tidak Disadari

Namun, budaya tab dua puluh juga punya risiko seperti microscopic attention span atau fokus mikro yang hanya bertahan 10 hingga 40 detik per tab, ilusi produktivitas ketika merasa sudah bekerja keras padahal hanya berpindah-pindah halaman, dan kecemasan deadline karena terlalu banyak membuka tetapi sedikit yang diselesaikan.

Fenomena ini tidak pernah dimasukkan dalam diskursus kesehatan mental akademik, meski sudah memengaruhi pola pikir dan energi mahasiswa.

4. Munculnya Flow Digital Hybrid

Menariknya, sebagian mahasiswa justru mencapai performa terbaik dengan cara ini. Mereka memasuki flow hybrid, perpaduan antara fokus singkat, aksi cepat, dan pengelolaan informasi simultan. Ini bukan overthinking, tetapi over-processing, bentuk adaptasi baru terhadap tuntutan kampus modern.

5. Menatap Masa Depan Mahasiswa Tab Dua Puluh

Generasi ini tidak bisa dinilai dengan standar lama. Mereka bukan malas, bukan tidak fokus, mereka hanya hidup dalam realitas digital yang jauh lebih cepat dari kurikulum dan sistem kampus sendiri.

Maka pertanyaannya bukan lagi bagaimana mahasiswa bisa lebih fokus, tetapi bagaimana sistem pendidikan bisa mengikuti ritme generasi tab dua puluh.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image