Kesehatan Mental di Tengah Perubahan Sosial yang Cepat
Medika | 2025-12-15 01:20:27
Sumber: https://share.google/s072UsayIrgwZ5lJP
Di era modern, perubahan sosial berlangsung sangat cepat seperti digitalisasi, arus informasi tanpa batas, serta perubahan pola interaksi sosial, membawa dampak signifikan terhadap kesehatan mental masyarakat. Fenomena ini tercermin dalam data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yang menyatakan bahwa:
“Kondisi kesehatan mental meningkat di seluruh dunia, dan merupakan penyebab utama kecacatan.” (WHO, 2022).
Hal ini menunjukkan bahwa gangguan kesehatan mental bukan lagi persoalan individu, melainkan masalah global yang dipengaruhi oleh perubahan sosial yang masif. Penelitian umum yang dipublikasikan dalam PubMed (2023) juga mengungkapkan bahwa tingkat kecemasan, depresi, dan stres setelah paparan intens terhadap media sosial dan informasi digital yang masif, termasuk dampaknya pada populasi selama pandemi COVID-19. Kondisi ini semakin diperparah dengan meningkatnya rasa kesepian. Setidaknya, 1 dari 2 orang dewasa merasa kesepian dan terganggu secara emosional, yang merupakan salah satu indikator risiko gangguan mental. (People.com, 2024).
Definisi Kesehatan Mental di Tengah Perubahan Sosial
Menurut definisi WHO, kesehatan mental adalah keadaan kesejahteraan di mana individu menyadari kemampuan dirinya untuk mengatasi tekanan hidup biasa, bekerja secara produktif, dan memberikan kontribusi bagi komunitasnya. Dengan kata lain, kesehatan mental bukan hanya tentang tidak adanya jiwa sakit , tetapi juga tentang kemampuan individu beradaptasi dalam lingkungan sosial yang berubah dengan cepat, termasuk teknologi, tekanan ekonomi, dan tuntutan sosial yang terus meningkat.
Perubahan sosial sendiri meliputi dinamika budaya, teknologi, sosial, dan ekonomi yang terjadi seiring modernisasi. Ketika perubahan ini terjadi terlalu cepat tanpa dukungan sistem sosial yang kuat, kemampuan individu untuk beradaptasi dapat terganggu, menyebabkan stres, kecemasan, dan gangguan mental lainnya.
Dampak Perubahan Sosial terhadap Kesehatan Mental
Perubahan sosial yang cepat, menciptakan beberapa tantangan utama:
1. Media Sosial dan Paparan Informasi yang Berlebihan
Paparan media sosial dan media digital dapat meningkatkan risiko stres, kecemasan, dan gejala depresi, terutama pada remaja dan orang dewasa muda. Paparan yang intens terhadap topik yang memengaruhi atau negatif dapat meningkatkan sensasi stres dan tekanan psikologis, bahkan jika informasi tersebut tidak relevan secara pribadi.
2. Isolasi dan Rendahnya Interaksi Sosial
Perubahan gaya kerja dan kehidupan sosial, seperti meningkatnya aktivitas berani atau bekerja dari rumah, membuat beberapa orang merasa lebih terlindungi, yang menerima perasaan hanya faktor kuat yang berkaitan dengan gangguan mental.
3. Tekanan Sosial terhadap Generasi Muda
Remaja dan generasi Z sering merasa tertekan oleh tuntutan akademik, ekspektasi sosial, dan perbandingan sosial secara berani. Data menunjukkan adanya peningkatan proporsi remaja yang mengalami masalah kesehatan mental di banyak komunitas. (People.com, 2024).
Solusi dan Cara Mengatasi
Masalah kesehatan mental di tengah perubahan sosial yang cepat memang kompleks, tetapi ada berbagai pendekatan praktis yang dapat membantu:
1. Meningkatkan Literasi Kesehatan Mental
Pemahaman yang benar tentang kesehatan mental membantu individu mengenali tanda-tanda gangguan dan mencari bantuan bila perlu. Pendidikan dan literasi kesehatan mental dapat mengurangi stigma dan memperkuat kemampuan adaptasi individu menghadapi perubahan sosial.
2. Pengaturan Ketentuan Informasi dan Media Sosial
Membatasi waktu penggunaan media sosial, memfilter konten yang dikonsumsi, serta mengambil jeda dari berita dan platform digital dapat membantu mengurangi kecemasan yang terjadi akibat paparan informasi berlebih.
3. Meningkatkan Dukungan Sosial
Interaksi sosial yang sehat seperti: berkumpul dengan keluarga, teman, atau komunitas, membantu mengurangi kesepian dan memperkuat rasa keterhubungan. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki jaringan dukungan cenderung lebih mampu mengatasi tantangan psikologis. (People.com, 2024).
4. Mencari Bantuan Profesional
Jika tekanan psikologis sudah mengganggu fungsi sehari-hari, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental seperti psikolog atau konselor. Konsultasi profesional dapat memberikan strategi koping yang tepat dan dukungan psikologis yang berkelanjutan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
