Guru, Seniman Pertunjukan
Guru Menulis | 2022-03-11 16:56:15Peranan seorang guru dewasa ini telah mengalami pergeseran yang bisa disebut revolusioner. Hal ini terjadi dengan munculnya 'guru interaktif’. Istilah ini secara sederhana menunjuk kepada seorang guru yang menyampaikan materi dengan melibatkan siswanya untuk terlibat aktif. Oleh karenanya, guru dapat juga disebut sebagai 'seniman pertunjukan'.
Untuk menampilkan pertunjukan yang berhasil dibutuhkan persiapan yang tidak sedikit. Hal yang perlu dipahami dalam mempersiapkan pertunjukan diantaranya : memahami tema acara pertunjukan, memahami maksud dan tujuan tema acara pertunjukan, memahami sasaran penontonnya dalam hal ini peserta didik, pemilihan materi yang disesuaikan dengan tema acara pertunjukan, memperhitungkan durasi, dan memahami struktur urutan materi disesuaikan dengan tema acara pertunjukan .
Menurut Djamarah (2000: 43), seorang guru tidak lagi semata-mata sebagai transmitter tetapi telah berkembang menjadi organisator, fasilitator, inspirator, korektor, informator, dan inisiator. Peran dan strategi yang dianutnya berubah dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lainnya tetapi tujuannya tetap sama, yaitu untuk menciptakan lingkungan belajar yang efisien.
Sebagai organisator, dalam mempersiapkan pertunjukannya di kelas, seorang guru harus menyusun program tahunan, program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan rencana penilaian. Semua diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas dalam pembelajaran.
Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses pembelajaran. Baik itu fasilitas berupa sarana belajar yang telah disiapkan sekolah maupun yang disiapkan secara mandiri oleh guru sendiri. Jadi seorang guru tidak hanya bergantung dengan fasilitas yang ada di sekolah saja, tetapi harus mampu menghadirkan fasilitas tambahan yang dirasa perlu untuk menunjang proses pembelajaran di kelas.
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan petunjuk atau arahan yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik. Guru harus dapat memberikan petunjuk bagaimana anak didik dapat menyelesaikan persoalan belajar tersebut. Petunjuk tidak hanya berdasarkan teori-teori melainkan dari pengalaman guru itu sendiri yang bisa dijadikan petunjuk bagaimana menyelesaikan persoalan belajar yang dimaksud. Yang penting bukan teorinya, tapi bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi oleh anak didik.
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang tidak baik, kedua nilai ini mungkin telah dimiliki anak didik. Latar belakang kehidupan anak didik yang berbeda-beda sesuai dengan sosio-kultural masyarakat di mana anak didik tinggal akan mewarnai kehidupannya. Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan semua nilai yang tidak baik secara perlahan harus dihilangkan dari anak didik. Apabila guru membiarkannya, berarti guru telah mengabaikan perannya sebagai korektor, yang menilai semua sikap dan tingkah laku dan perbuatan anak didiknya. Koreksi yang harus dilakukan guru tidak hanya di kejadian di sekolah saja tetapi di luar sekolah juga, karena saat anak diluar sekolah guru tidak tahu pengaruh baik atau burukkah yang di dapat anak di luar sana.
Sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Kesalahan informasi adalah racun bagi anak didik, karena kesalahan sedikit saja membuat anak salah pemahaman. Untuk menjadi informator yang baik dan efektif, penguasaan bahasalah sebagai kuncinya, ditopang dengan penguasaan bahan yang akan diberikan kepada anak didik. Informator yang baik adalah guru yang mengerti apa kebutuhan anak didiknya.
Dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam dalam pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kompetensi guru harus diperbaiki, keterampilan penggunaan media pendidikan dan pengajaran harus diperbarui sesuai kemajuan media komunikasi dan informasi abad ini. Guru harus bisa mencetuskan ide-ide inovasi bagi kemajuan pendidikan dan pengajaran.
Dengan peran yang berbagai macam itu seorang guru yang telah menjadi ‘seniman pertunjukan’ akan mudah menyelesaikan semua adegan yang harus dilakoninya selama pertunjukan di kelas. Mulai dari masuk sampai keluar dari kelas. Peralihan dari satu peran ke peran yang lain dilakukan oleh guru dengan luwes, karena dia betul betul menjiwai semua peran yang melekat padanya itu.
Profesi guru saat ini membutuhkan banyak empati dan guru harus terbuka akan apa yang menjadi kebutuhan anak didik mereka, terlepas dari mata pelajaran yang diajarkan. Guru juga harus mampu penengah dan pengatur interaksi antar teman sebaya bagi anak didiknya, dan menunjukkan keterampilan manajemen kelas yang sangat baik. Guru juga perlu memastikan adanya kolaborasi dan kerjasama antara anak didiknya.
Jika guru ingin memiliki banyak peran selama karir mengajar mereka, itu hanya dapat dicapai melalui refleksi diri dan kemauan yang konsisten untuk memikirkan kembali posisi mereka dalam sistem pendidikan. Dan ini adalah proses seumur hidup yang membutuhkan komitmen dan dedikasi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.