Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Heri Heryana

Minyak Goreng dan Partai Politik

Politik | Thursday, 10 Mar 2022, 21:50 WIB

Kelangkaan minyak goreng tampaknya masih menjadi trending topik keresahan ibu-ibu rumah tangga maupun bapak-bapak yang mendapatkan tugas belanja kebutuhan dapur sekarang ini. Pasalnya minyak goreng ini meskipun harganya sudah berangsur normal, tapi barangnya menjadi langka dan sulit didapatkan.

Tidak jarang pemandangan antrian minyak goreng di minimarket atau pun toko swalayan menampilkan aksi saling rebutan stok karena susahnya mendapatkan minyak goreng di pasaran. Meskipun pemerintah sudah mengupayakan operasi pasar tapi tetap saja minyak goreng ini masih sangat sulit ditemukan di pasaran.

Sumber: republika.co.id

Bahkan muncul kelakar di masyarakat bahwa kelangkaan minyak goreng ini dikait-kaitkan dengan virus covid 19. Kalau covid 19 gelombang ke-1 yang langka itu masker dan hand sanitizer. Covid gelombang ke-2 yang langka oksigen. Nah, kalau covid gelombang ke-3 kok yang langka minyak goreng?

Lalu ada juga meme yang menghubungkan kelangkaan minyak goreng ini dengan retaknya hubungan sebuah keluarga. Karena beberapa minimarket dan toko memberlakukan pembatasan pembelian maksimal 2 liter minyak goreng per orang, seorang suami, istri, dan anak tiba-tiba berpura-pura menjadi orang asing yang tidak saling kenal demi mendapatkan 6 kantong atau sama dengan 6 liter minyak goreng ketika melakukan pembayaran di kasir. Entah benar atau tidak yang jelas kelakar-kelakar meme yang beredar luas ini menjadi hiburan tersendiri di tengah kegetiran dan kesusahan masyarakat kita saat ini.

Tapi baru-baru ini pemberitaan di media massa ramai diberitakan tentang partai politik yaitu PDIP dan PSI yang membagi-bagikan minyak goreng atau yang menjual minyak goreng dengan harga murah hanya dengan harga Rp10.000,- saja per liternya. Tujuannya tentu saja untuk membantu masyarakat. Akan tetapi karena yang jualan partai politik ya tentu saja ada tujuan politik di dalamnya. Masyarakat juga sudah pintar dan tidak polos-polos amat.

Gagal Mendapatkan Simpati Publik

Anehnya, upaya parpol meraih simpati publik di tengah isu minyak goreng ini bukannya mendapatkan apresiasi dan pujian dari masyarakat, para netizen yang sakti nan kritis justru mempertanyakan, kok bisa mereka mendapatkan stok minyak goreng sebegitu banyak sementara masyarakat susah? ketika masyarakat ingin mendapatkan 1 liter minyak goreng saja begitu sulit, kenapa Partai Politik bisa dapat stok begitu banyak buat dibagikan atau dijual lagi ke masyarakat dengan harga murah? Bahkan ada yang sampai memiliki stok 10 ton. Sungguh fantastis bukan?

Secara politik ya sah-sah saja kegiatan bagi-bagi minyak goreng atau operasi pasar jual minyak goreng ke masyarakat ini. Momen meraih simpati publik tidak boleh disia-siakan apalagi di tengah ramainya wacana Pemilu 2024. Namanya juga partai politik.

Akan tetapi mungkin pertanyaan ini cukup menggelitik juga sebagaimana banyak ditanyakan warganet: Jadi sebetulnya yang nimbun minyak goreng itu siapa?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image