Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fitriyas Nifah Pramesti

Peran Proaktif Dokter Gigi dalam Deteksi dan Dukungan Kesehatan Mental Pasien

Edukasi | 2025-11-20 05:03:53

Hubungan Erat Kesehatan Gigi dan Kesehatan Mental

Kesehatan gigi dan kesehatan mental memiliki hubungan yang lebih erat daripada yang disadari. Seseorang yang mengalami masalah kesehatan gigi, seperti gigi berlubang, bau mulut, atau gusi bengkak, bisa merasakan dampak signifikan terhadap mentalnya. Rasa sakit, ketidaknyamanan, dan kekhawatiran tentang penampilan gigi dapat memengaruhi kepercayaan diri serta meningkatkan tingkat stres dan kecemasan.

Sebaliknya, saat seseorang memiliki kondisi kesehatan mental yang terganggu, seperti depresi atau gangguan kecemasan, sering kali berdampak pada kebiasaan kurangnya perawatan gigi. Stres dan depresi dapat mengurangi motivasi untuk menjaga kebersihan mulut sehingga menyebabkan peningkatan risiko masalah kesehatan mulut.

Dampak Penyakit Periodontal terhadap Kesehatan Jantung

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan masalah gigi dan mulut memiliki kemungkinan 2-3 kali lebih besar mengalami gangguan jantung. Penyakit periodontal seperti gingivitis dan periodontitis menyebabkan peradangan di mulut yang dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit jantung. Bakteri dari plak gigi yang masuk ke aliran darah melalui luka di gusi dapat memicu komplikasi jantung koroner. Penelitian oleh Ticoalu et al. (2016) dan temuan terbaru dari Wirza & Henny (2024) mendukung adanya korelasi signifikan antara penyakit periodontal dan penyakit jantung koroner.

Peran Dokter Gigi dalam Mengidentifikasi Kesehatan Mental

Dokter gigi dapat mengenali tanda-tanda awal gangguan kesehatan mental selama pemeriksaan dan konsultasi dengan mengamati gejala fisik, perilaku, dan komunikasi pasien. Tanda fisik yang sering muncul antara lain keringat berlebihan, mulut kering, denyut jantung cepat, serta ekspresi wajah tegang atau pucat. Secara perilaku, pasien mungkin tampak gelisah, menghindari kontak mata, kesulitan berkonsentrasi, atau sulit mengungkapkan keluhan secara terbuka. Pasien yang mengalami gangguan mental kerap menunjukkan kecemasan berlebih, ketakutan, dan resistensi terhadap perawatan saat berkomunikasi

Pendekatan Proaktif Dokter Gigi untuk Kesehatan Holistik

Dokter gigi dapat menerapkan tiga langkah utama untuk mengatasi hubungan kesehatan gigi dan mental secara efektif:

1. Membangun hubungan empati: Melalui komunikasi yang hangat dan sabar, dokter gigi membantu mengurangi kecemasan pasien. Menjelaskan prosedur secara transparan dan menggunakan teknik seperti Tell-Show-Do dapat membuat pasien merasa lebih nyaman dan aman selama perawatan (FKG UGM, 2024).

2. Memberikan edukasi yang menenangkan: Edukasi yang jelas mengenai pentingnya perawatan gigi dan kaitannya dengan kesehatan mental membantu pasien mengurangi kekhawatiran dan meningkatkan motivasi menjaga kebersihan mulut secara mandiri (FKG UGM, 2024).

3. Memfasilitasi rujukan ke tenaga kesehatan mental: Jika terdapat indikasi gangguan kesehatan mental yang menghambat perawatan, dokter gigi sebaiknya merujuk pasien ke psikolog atau psikiater agar mendapat penanganan yang lebih komprehensif. Kolaborasi lintas profesi ini sangat penting untuk kesehatan holistik pasien.

Peran proaktif dokter gigi sangat penting dalam mengurangi kecemasan pasien terhadap perawatan gigi. Dengan membangun hubungan empati melalui komunikasi yang hangat dan sabar, serta menggunakan teknik seperti Tell-Show-Do yang menjelaskan prosedur secara jelas dan transparan, dokter gigi dapat membantu pasien merasa lebih nyaman dan aman. Pendekatan dapat mengurangi rasa takut dan kecemasan yang sering kali menjadi hambatan utama dalam menjalani perawatan gigi. Selain itu, edukasi yang menenangkan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan kaitannya dengan kesehatan mental dapat meningkatkan motivasi pasien untuk menjaga kebersihan mulut secara mandiri. Bila ditemukan indikasi gangguan kesehatan mental yang memengaruhi perawatan, dokter gigi juga dapat melakukan rujukan ke tenaga kesehatan mental agar pasien mendapat penanganan yang holistik. Dengan demikian, peran proaktif dokter gigi tidak hanya meringankan kecemasan pasien, tetapi juga memperbaiki kesejahteraan psikologis dan meningkatkan kepatuhan pasien terhadap perawatan gigi secara berkelanjutan. Pendekatan ini penting untuk mendukung kualitas hidup pasien secara keseluruhan (FKG UGM, 2024).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image