Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rhemadhyaksa Tegar Arrondiwa

Usia Berapa yang Tepat untuk Pasang Behel Gigi?

Eduaksi | 2025-11-19 15:15:50
Sumber : alodokter.com

Susunan gigi yang tidak rapi seperti gigi berjejal, gigi tonggos, hingga kondisi yang menyebabkan mulut sulit menutup merupakan masalah yang sering ditemui di masyarakat. Permasalahan ini ditangani oleh dokter gigi spesialis ortodonsia, yaitu dokter gigi yang memiliki kompetensi lanjutan dalam menganalisis dan menangani kelainan susunan gigi dan rahang. Salah satu alat yang paling sering digunakan adalah behel gigi (fixed orthodontic appliance) yang terbukti efektif untuk merapikan posisi gigi.

Namun, banyak orang masih bertanya:

Sebenarnya umur berapa sih yang ideal untuk pasang behel?

1. Pemeriksaan ortodonti dimulai sejak usia 7 tahun

Meskipun belum tentu langsung memakai behel, usia 7 tahun adalah usia yang direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan ortodonti pertama. Pada usia ini, ortodontis dapat mengevaluasi apakah pertumbuhan rahang dan erupsi gigi berjalan dengan normal.

Pada fase ini, beberapa masalah dapat langsung ditangani melalui interceptive treatment atau perawatan dini, seperti memperlebar rahang, menghilangkan kebiasaan buruk (misalnya mengisap jari), atau memperbaiki gigitan silang. Perawatan ini bukan pemasangan behel, tetapi terapi singkat yang bertujuan mencegah masalah ortodonti yang lebih rumit di masa remaja.

Studi Schneider-Moser (2022) menunjukkan bahwa perawatan dini terbukti efektif untuk kondisi seperti posterior crossbite, Class III ringan–sedang, open bite tertentu, serta masalah ruang, dan dapat mencegah kebutuhan prosedur yang lebih kompleks di kemudian hari.

2. Usia paling ideal untuk mulai pasang behel adalah 11–14 tahun

Untuk kasus umum seperti gigi berjejal, gigi maju, atau kelainan susunan gigi yang membutuhkan perawatan komprehensif, usia 11–14 tahun merupakan waktu terbaik untuk mulai memakai behel.

Mengapa usia ini optimal?

• Sebagian besar gigi permanen sudah tumbuh, sehingga susunan gigi bisa dievaluasi secara lengkap.

• Pertumbuhan rahang masih berlangsung, membuat pergerakan gigi lebih responsif dan hasil perawatan lebih stabil.

• Anak usia ini umumnya lebih kooperatif dalam menjaga kebersihan mulut dan mengikuti instruksi dokter.

Scoping review oleh Hamidaddin (2024) juga menegaskan bahwa memulai perawatan pada fase early permanent dentition memberikan kombinasi terbaik antara efisiensi, durasi perawatan, serta hasil jangka panjang.

3. Dewasa juga bisa pasang behel

Banyak orang mengira bahwa behel hanya diperuntukkan bagi anak dan remaja, padahal orang dewasa juga bisa mendapatkan hasil yang sangat baik selama jaringan gusi dan tulang pendukung gigi dalam kondisi sehat.

Perbedaannya terletak pada beberapa hal:

• Pergerakan gigi pada orang dewasa cenderung lebih lambat.

• Terkadang diperlukan pencabutan gigi tergantung kondisi ruang.

• Durasi perawatan bisa sedikit lebih panjang.

Namun secara umum, dewasa tetap bisa mendapatkan hasil perawatan yang rapi, nyaman, dan estetis. Menurut penelitian Tsichlaki et al. (2016), rata-rata durasi perawatan behel adalah sekitar 20 bulan, baik pada remaja maupun dewasa.

Kesimpulan

Jadi, usia terbaik untuk pasang behel berapa?

Periksa sejak usia 7 tahun untuk mendeteksi masalah sedini mungkin.

• Paling ideal memasang behel pada usia 11–14 tahun, karena struktur gigi dan pertumbuhan rahang berada pada fase paling optimal.

• Dewasa tetap bisa! Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki susunan gigi, hanya saja prosesnya bisa lebih lambat.

Pada akhirnya, usia hanyalah salah satu faktor. Kondisi gigi, rahang, pola pertumbuhan, serta kekooperatifan pasien seperti mengikuti instruksi dokter, menghindari makanan keras, dan rajin kontrol sesuai jadwal juga sangat memengaruhi keberhasilan perawatan ortodonti. Tidak ada kata terlambat untuk mendapatkan perawatan ortodonti.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image