Apakah AI Bisa Menggantikan Dokter Gigi?
Info Sehat | 2025-12-07 16:39:10Perkembangan artifical intelligence (AI) semakin pesat dan mulai merambah dunia kedokteran, termasuk kedokteran gigi. AI kini mampu menganalisis foto radiografi, memprediksi risiko karies, hingga membantu perencanaan perawatan ortodonti. Namun, hal ini memunculkan suatu pertanyaan. Apakah AI benar-benar bisa menggantikan dokter gigi?
Jawabannya adalah belum dan kemungkinan besar tidak sepenuhnya. AI memang unggul dalam kecepatan analis data dan memproses informasi dalam jumlah yang besar. Selain itu, teknologi ini juga dapat membantu dokter gigi mendeteksi kelainan lebih awal dan membuat keputusan klinis yang tepat. Dalam banyak kasus, AI telah terbukti berguna untuk decision making yang meningkatkan kualitas diagnosis.
Namun, profesi dokter gigi bukan hanya tentang mendiagnosis. Ada aspek keterampilan manual yang kompleks. Restorasi, pencabutan, perawatan saluran akar, hingga proses bedah merupakan tindakan-tindakan yang memerlukan presisi tangan, intuisi, dan pengalaman. Lebih dari itu, hubungan interpersonal dengan pasien tidak bisa digantikan oleh mesin atau teknologi apapun. Kepercayaan, komunikasi, empati, serta pemahaman konteks sosial dan emosional pasien merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan.
AI juga memiliki beberapa keterbatasan lainnya, yaitu adanya potensi menghasilkan kesalahan ketika data yang digunakan bersifat bias serta ketergantungan yang tinggi pada kualitas informasi atau gambar yang diberikan. Selain itu, AI belum mampu memahami konteks klinis secara menyeluruh maupun memberikan pertimbangan yang bersifat etis. Oleh karena itu, AI lebih tepat dipandang sebagai alat bantu yang memperkuat kemampuan dokter gigi, bukan pengganti.
Dengan demikian, masa depan kedokteran gigi tetap bergantung pada profesionalisme dan keterampilan dokter gigi. Keahlian dalam melakukan tindakan medis, kemampuan berkomunikasi, serta pemahaman terhadap kondisi emosional dan kebutuhan individu pasien merupakan aspek yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. AI justru berperan sebagai pendukung yang meningkatkan efisiensi dan membantu pengambilan keputusan yang berbasis data. Dengan pemanfaatan yang bijak, terarah, dan bertanggung jawab, integrasi AI dalam praktik kedokteran gigi akan memperkuat kualitas pelayanan tanpa menghilangkan esensi peran dokter gigi sebagai tenaga profesional utama dalam perawatan kesehatan gigi dan mulut.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
