Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Noky Yosiana Rahma

Fenomena Screen Time Berlebih: Tantangan Baru bagi Kesehatan Mental dan Fisik di Era Digital

Edukasi | 2025-11-13 21:46:55
Sumber : https://sl.bing.net/gjNyvdh0zqm

Seiring dengan perkembangan teknologi pada gadget yang semakin pesat, tentu saja ini merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi yang baik karena dianggap bahwa dapat meberikan suatu kemudahan dalam melakukan produktivitas sehari-hari seperti berkomunikasi jarak jauh ataupun mencari suatu informasi baru yang sedang beredar. Namun akankah bentuk kemajuan teknologi ini akan membawa suatu dampak positif atau akan kah sebaliknya?

Di era digital saat ini, gadget merupakan suatu hal yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Aktivitas harian seperti belajar ataupun bekerja kini banyak yang bergantung pada perangkat digital seperti handphone, tablet, dan laptop, yang mana hal tersebut memang salah satu bentuk kemudahan yang diberikan dari perkembangan teknologi digital saat ini. Namun, hal tersebut menimbulkan beberapa dampak negatif seperti meningkatnya durasi layar atau screen time. Dimana di era sekarang banyak aplikasi yang bisa memberikan suatu kesenangan secara instan tanpa perlu melakukan suatu kerja keras terlebih dahulu, dimana kesenangan instan ini akan menghasilkan suatu hormon ‘dopamin’ dari otak kita yang akan membuat kita merasa senang.

Secara fisik, penggunaan gadget berlebihan berdampak langsung pada kesehatan tubuh. Paparan cahaya biru dari layar dalam waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan tidur, penurunan kualitas istirahat, serta menimbulkan gejala seperti kelelahan mata dan sakit kepala. Dimana dampak negative pada fisik tersebut dapat menganggu aktivitas dan produktivitas kita sehari-hari, selain itu juga dapat menurunkan focus. Penggunaan gadget dengan screen time yang cukup lama, tidak hanya menimbulkan dampat negative pada fisik kita, namun juga pada mental.

Dari sisi kesehatan mental, efek yang muncul tak kalah signifikan. Penggunaan media sosial secara intens memicu stres digital, kecemasan sosial, serta fenomena Fear of Missing Out (FOMO) yang semakin banyak dialami generasi muda, yang mana fenomena ini dapat berdampak pada standar gaya hidup seseorang, seperti dari cara berpakaian ataupun keinginan untuk memiliki suatu brand tertentu yang dianggap dapat menaikkan status sosial seseorang. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan mental generasi muda di masa yang akan datang.

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan kesadaran dan pengendalian diri dalam menggunakan teknologi. Langkah sederhana seperti menerapkan batas screen time harian, menggunakan fitur digital wellbeing, melakukan digital detox, dan mempraktikkan aturan 20-20-20 (mengistirahatkan mata setiap 20 menit dengan melihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik) dapat membantu menjaga keseimbangan digital. Kegiatan bermain gadget juga bisa digantikan dengan membaca buku, hal tersebut dapat membantu meningkatkan fokus. Edukasi tentang kesehatan digital juga penting diberikan kepada pelajar dan mahasiswa agar mereka mampu memanfaatkan teknologi secara bijak tanpa mengorbankan kesehatan dan produktivitas.

Pada akhirnya, penggunaan gadget bukanlah sesuatu yang sepenuhnya buruk. Teknologi datang untuk memberikan suatu kemudahan dalam melakukan suatu produktivitas manusia. Perkembangan teknologi akan sangat bermanfaat dan memiliki dampak yang potitif jika dimanfaatkan dengan bijak. Namun penggunaan gadget dengan screen time yang berlebihan akan memiliki dampak negatif yang diberikan pada masa mendatang. Maka dari itu, sebagai generasi muda gunakanlah teknologi digital dengan sebaik mungkin tanpa harus mengurangi esensi dari sebuah kemajuan teknologi digital yang ada.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image