Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rifka Faiq Nur Aziizah

Jual Diri dengan Cerdas: Pentingnya Personal Branding bagi Mahasiswa

Eduaksi | 2025-11-11 22:50:32

Sebagai mahasiswa, kita sering berfokus untuk mengejar nilai tinggi, aktif di organisasi, dan menambah pengalaman sebanyak mungkin. Tapi di balik semua itu, ada satu hal penting yang kadang terlupakan, yaitu bagaimana cara kita memperkenalkan diri ke dunia luar. Di zaman yang segalanya serba cepat dan serba digital ini, kemampuan “menjual diri” dengan cerdas atau membangun personal branding menjadi kebutuhan nyata, bukan sekadar tren.

Istilah jual diri mungkin terdengar aneh di telinga, tapi konteksnya di sini bukan berarti menjual harga diri, melainkan menjual potensi dan kemampuan yang kita miliki. Banyak mahasiswa yang sebenarnya punya kemampuan hebat, jago public speaking, kreatif bikin konten, atau punya ide-ide keren. Tapi sayangnya, dunia tidak tahu karena mereka tidak pernah menampilkan diri. Sementara di sisi lain, ada mahasiswa yang tahu bagaimana memperlihatkan keunggulannya, mengemasnya dengan menarik, dan akhirnya dikenal banyak orang. Inilah yang disebut personal branding, cara seseorang membangun citra positif dan menunjukkan nilai dirinya dengan cara yang menarik.

Contohnya sederhana. Bayangkan dua mahasiswa dengan kemampuan sama: sama-sama aktif di organisasi dan punya prestasi akademik yang bagus. Bedanya, mahasiswa pertama rajin berbagi pengalaman di LinkedIn, menulis opini di media kampus, dan aktif ikut webinar atau lomba. Sedangkan yang kedua lebih memilih jalan aman hanya belajar, ikut rapat, lalu pulang. Ketika ada tawaran magang di perusahaan bergengsi, siapa yang kira-kira lebih dilirik? Kemungkinan besar yang pertama, karena dia terlihat lebih siap dan sudah punya citra diri yang kuat di mata orang lain.

Kenyataannya, dunia kerja sekarang tidak lagi hanya menilai ijazah atau IPK. Menurut laporan LinkedIn Workforce Report 2024, sekitar 70% perekrut lebih memperhatikan jejak digital profesional calon karyawan, termasuk bagaimana mereka berinteraksi dan menunjukkan kompetensinya secara online. Artinya, media sosial bukan cuma tempat hiburan, tapi juga bisa jadi portofolio terbuka yang mencerminkan diri kita.

Contoh nyatanya bisa dilihat dari banyak mahasiswa yang sukses lewat personal branding. Misalnya, ada mahasiswa yang awalnya sering membagikan video edukatif di TikTok, dan akhirnya diundang menjadi pembicara di seminar kampus. Atau mahasiswa yang aktif menulis opini di media online, hingga akhirnya direkrut oleh media profesional. Mereka tidak menunggu terkenal untuk mulai membangun citra, justru mereka mulai dari nol dengan konsisten menunjukkan apa yang mereka bisa.

Tentu saja, membangun personal branding tidak bisa instan. Butuh waktu, konsistensi, dan kesadaran diri. Tidak semua orang akan langsung mengapresiasi, tapi seiring waktu, ketika terus menunjukkan integritas dan keaslian, orang akan mulai percaya. Kuncinya adalah jujur dan konsisten, tidak meniru orang lain, tapi menemukan keunikan diri sendiri. Berikut beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan di tiga platform paling berpengaruh bagi mahasiswa saat ini: LinkedIn, Instagram, dan TikTok.

 

  1. LinkedIn-Tunjukkan Versi Profesional: tempat terbaik untuk memperlihatkan kemampuan akademik dan pengalaman organisasi secara profesional. Pastikan profil rapi, foto formal, dan deskripsi diri jelas. Bagikan pengalaman magang, proyek, atau kegiatan sosial yang diikuti. Semakin aktif berbagi insight, semakin besar peluang dilirik recruiter.
  2. Instagram-Tampilakan Kepribadian dan Gaya Hidup Produktif: Gunakan highlight untuk memajang kegiatan, pencapaian, dan proyek yang pernah dikerjakan. Posting dengan visual yang konsisten dan cerita yang bermakna akan membuat orang mengenal nilai dan kepribadian kita. Jadikan Instagram bukan sekadar tempat berbagi foto, tapi ruang untuk menunjukkan proses dan perjalanan sebagai mahasiswa yang terus berkembang.
  3. Tiktok-Mengekspresikan Kreativitas dan Keunikan: Tiktok bisa menjadi senjata untuk membangun citra diri yang kreatif. Contohnya buat kontem berisi tips mahasiswa, motivasi belajar, atau cerita lucu tentang kehidupan kampus.

Di dunia yang kompetitif seperti sekarang, mahasiswa yang punya personal branding kuat akan selalu selangkah lebih maju. Mereka lebih mudah dikenal dosen, dipercaya rekan kerja, bahkan dilirik oleh recruiter. Karena itulah, jual diri dengan cerdas bukan berarti menjual citra palsu, tapi menunjukkan potensi terbaik yang dimiliki dengan cara yang profesional. Dunia sedang mencari orang-orang yang tahu siapa dirinya dan bisa mengomunikasikannya dengan meyakinkan. Jadi, mulai sekarang, kenali dirimu, tunjukkan apa yang kamu punya, dan bangun citra yang akan membuka lebih banyak pintu di masa depan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image