Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Semangat Pahlawan di Negeri yang Lupa Makna Pengorbanan

Humaniora | 2025-11-10 23:04:12
Anak-anak berjuang untuk tetap hidup/ Foto freepik

Setiap 10 November, tepatnya pada hari ini, para pejabat sibuk mengenakan jas, menyematkan bunga di dada, dan berdiri gagah di depan tugu pahlawan. Mikrofon diatur, kamera disiapkan, dan kata “pengorbanan” berulang kali terucap di atas podium.

Namun di balik pidato-pidato megah itu, rakyat tahu, semangat kepahlawanan yang dulu membebaskan negeri ini kini perlahan terbelenggu oleh tangan-tangan yang seharusnya melindungi.

Pahlawan masa kini bukan lagi mereka yang berjuang di medan perang, melainkan rakyat kecil yang tetap jujur di tengah sistem yang retak.

Sementara itu, sebagian dari mereka yang duduk di kursi empuk kekuasaan justru menulis bab baru tentang bagaimana kekuasaan bisa dipelintir menjadi alat memperkaya diri.

Korupsi dibungkus proyek pembangunan, kebohongan dijual atas nama kebijakan, dan hak-hak rakyat diamputasi pelan-pelan dengan aturan yang tampak sah di atas kertas.

Ironinya, kata “pahlawan” kini sering bergema di ruang yang justru penuh kepura-puraan. Mereka berpidato tentang pengorbanan sambil menandatangani proyek yang mengorbankan rakyat.

Mereka bicara keadilan, sementara laporan korupsi disembunyikan di balik meja birokrasi.

Rakyat sudah lelah menjadi penonton dari drama kekuasaan yang berulang. Tapi seperti sejarah mengajarkan, setiap penindasan melahirkan perlawanan.

Dan mungkin, di tengah rakyat kecil yang tetap berjuang dengan tulus, semangat pahlawan sejati masih hidup, hanya saja kini tanpa seremoni, tanpa kamera, tanpa pidato.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image