Mendidik dengan Cinta, Menguatkan Generasi Bangsa
Agama | 2025-11-01 14:28:51
Oleh Dr. Hardi Santoso, MPd
Bimtek PM, Koding Dan kecerdasan Artifisial Region Aceh 1 November 2025
BANDA ACEH - Bapak ibu bersyukur menjadi Guru Muhammadiyah, pekerjaan mulia Walau Gaji Besar Tetap semangat, Gaji tidak hanya duit, tapi teman linkungan yang baik itu juga rejeki.
Bapak ibu mari merenungkan makna mendalam dari Al-Qur’an Surah An-Nisa ayat 9, yang mengingatkan agar umat Islam tidak meninggalkan generasi yang lemah — baik secara iman, ilmu, maupun akhlak.
Ayat ini menjadi peringatan sekaligus motivasi bagi pendidik dan orang tua untuk melahirkan generasi kuat melalui ketaqwaan dan kejujuran. “Jangan sampai pelayanan kita terhadap siswa atau keluarga hanya kamuflase. Layanilah mereka dengan hati yang tulus dan penuh cinta,” pesannya.
Lebih lanjut, disampaikan dalam mendidik anak-anak, bahasa cinta menjadi pendekatan yang sangat penting untuk mengisi “tangki cinta” mereka agar tumbuh dengan percaya diri dan bersemangat. Ada empat cara utama dalam mengisinya, yaitu:
1. Pujian – Memberikan apresiasi tulus atas usaha dan perilaku baik anak.
2. Layanan – Membantu dan melayani dengan niat membangun kedekatan emosional.
3. Hadiah – Memberi bentuk kasih sayang melalui pemberian yang bermakna.
4. Sentuhan – Pelukan, tepukan lembut, atau jabat tangan yang menenangkan hati anak.
Pendekatan tersebut diyakini mampu menciptakan ikatan (bonding) yang kuat dan hubungan yang harmonis antara guru dan siswa. Ikatan emosional ini menjadi fondasi untuk menumbuhkan etos belajar yang tinggi, serta lingkungan pendidikan yang penuh kasih dan keberkahan.
“Jika kita mendidik dengan cinta, maka setiap anak akan merasa berharga. Dan dari sanalah lahir generasi kuat, jujur, berani, serta berakhlak mulia,” tutup sang penceramah mengakhiri tausiyahnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
