Al-Azhar Kairo Mesir Buka Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Pendidikan dan Literasi | 2025-10-28 14:07:45
Majelis Tinggi Universitas Al-Azhar Kairo Mesir resmi menyetujui pendirian program studi bahasa dan sastra Indonesia.
Dari Kursus Jadi Program Studi
Untuk itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), memberikan penghargaan atas kinerja dan dedikasi Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo Mesir dalam penuntasan pendirian Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Fakultas Bahasa dan Terjemah Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
Kepala Badan Bahasa Hafidz Muksin menyampaikan terima kasih kepada Atase Pendidikan dan Kebudayan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kairo Mesir.
“Terima kasih kepada Pak Abdul Muta’Ali Atdikbud KBRI Kairo Mesir, atas upaya terus-menerus yang dilakukan, yang diinisiasi Badan Bahasa, dan Lembaga Perguruan Tinggi, akhirnya pendirian Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Al-Azhar dapat terlaksana,” tuturnya dalam Apresiasi Festival Handai Indonesia 2025, Senin 27 Oktober 2025, Le Méridien Jakarta.
Pada November mendatang, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti akan hadir meresmikan pelaksanaan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Al-Azhar Kairo Mesir.
Pengajaran bahasa Indonesia di Al-Azhar telah dimulai sejak 2016 melalui kerja sama Kedutaan Besar Republik Indonesia dan Badan Pengembangan dan Pembinaan bahasa. Program semula hanya berupa kursus bahasa Indonesia. Pada 2019, bahasa Indonesia diletakkan sebagai bahasa pilihan yang kedua di fakultas bahasa dan terjemah.
Perintisan pendirian program studi bahasa Indonesia juga difasilitasi Badan Bahasa melalui pembentukan Konsorsium Perguruan Tinggi Indonesia, yaitu Universitas Gajah Mada, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Selain itu, KBRI Kairo Mesir, dan Badan Bahasa aktif melakukan komunikasi intensif dengan Universitas Al-Azhar, termasuk pertemuan dengan rektor Universitas Al-Azhar, dan Grand Sheikh Al-Azhar.
Persetujuan program studi ini menjadi tonggak penting dalam sejarah diplomasi kebahasan Indonesia di Timur Tengah. Bahasa Indonesia menjadi sejajar dengan bahasa internasional lain yang diajarkan di Universitas Al-Azhar, seperti Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa Jerman, dan Bahasa Arab. Pada 2025, tercatat mahasiswa baru Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir adalah sebanyak 308 orang.
Festival Handai Indonesia 2025
Festival Handai Indonesia merupakan wahana unjuk kemahiran dan kreativitas warga negara asing dalam bertutur, dan menulis kreatif dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Festival ini diikuti masyarakat internasional, warga negara sahabat yang berada di Indonesia, dan di luar Indonesia. Festival Handai Indonesia 2025 merupakan Festival Handai Indonesia yang keenam setelah dilaksanakan pertama kali pada 2020.
Festival Handai Indonesia 2025 dilaksanakan melalui lima jenis lomba berbahasa Indonesia, yakni lomba bercerita, bernyanyi, berpantun, berpidato, dan berpuisi. Sebanyak 436 orang pendaftar Festival Handai Indonesia 2025 berasal dari 60 negara. Karya peserta berupa video yang dinilai para dewan juri menghasilkan 35 orang nomine peserta terbaik yang berasal dari 23 negara.
Negara-negara tersebut antara lain Afganistan, Amerika Serikat, Argentina, Australia, Filipina, India, Italia, Jepang, Kamboja, Kirgiztan, Korea Selatan, Malaysia, Pakistan, Peru, Republik Demokratik Kongo, Rusia, Sudan, Thailand, Timor Leste, Turki, Uzbekistan, Vietnam, dan Yaman.
Ke-35 nomine peserta terbaik diundang ke Jakarta dan telah hadir di ruangan ini untuk mengikuti rangkaian aktivitas yang dikemas dalam kegiatan Apresiasi Festival Handai Indonesia 2025 yang dilaksanakan pada 25 sampai dengan 31 Oktober 2025.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
