Jagung Bisa Jadi Sensor Hidup? Begini Cara Baru Deteksi Tanah Tercemar
Lain-Lain | 2025-10-01 08:52:27
Pernahkah Anda membayangkan, tanah yang selama ini kita anggap subur ternyata menyimpan racun? Racun itu bisa datang dari pestisida, limbah industri, bahkan aktivitas tambang. Akibatnya, hasil panen yang kita konsumsi sehari-hari (beras, sayuran, jagung) bisa saja sudah terkontaminasi zat berbahaya tanpa kita sadari.
Nah, yang lebih keren lagi, tanda-tanda ini bisa dibaca dengan drone. Drone khusus dengan kamera multispektral dan termal mampu memotret lahan dari atas, lalu mendeteksi area yang bermasalah. Jadi, tanpa harus repot bawa tanah ke laboratorium, petani atau pemerintah bisa langsung tahu mana lahan yang sehat dan mana yang tercemar.
Kenapa Penting untuk Indonesia?
Sebagai negara agraris, kita hidup dari tanah. Tapi di beberapa daerah, pertanian kita berdekatan dengan kawasan industri atau tambang. Pernah dengar berita tentang beras mengandung logam berat atau sayuran dengan pestisida berlebih? Itu tandanya kita butuh cara baru untuk menjaga tanah.
Dengan bioindikator (tanaman sebagai sensor) dan drone, petani bisa lebih mandiri. Pemerintah daerah juga bisa lebih cepat merespons. Bayangkan kalau tiap desa punya data real-time tentang kesehatan tanahnya, kita tidak hanya menjaga ketahanan pangan, tapi juga menjaga kesehatan keluarga kita sendiri.
Saatnya Berubah
Jagung dan drone, dua hal yang mungkin terasa jauh. Tapi kalau dipikir-pikir, keduanya bisa jadi kunci masa depan pertanian bersih di Indonesia.
Tanah adalah warisan untuk anak cucu. Jangan sampai kita mewariskan racun. Mari dukung inovasi ini, supaya Indonesia punya pertanian yang sehat, berkelanjutan, dan tentu saja menyehatkan kita semua.
Tulisan ini merujuk pada hasil penelitian:
Ajaoud, M., Ciccarelli, C., De Mizio, M., Gargiulo, M., Parrilli, S., Savarese, C., Tufano, F., & Lega, M. (2025). Bridging Sustainability and Environmental Impact Assessment: Multi-Scale Bioindication and Remote Sensing for Pollution Monitoring in Agroecosystems. Sustainability, 17(9), 4115. https://doi.org/10.3390/su17094115
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
