Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Giyoto

Tanah Merah

Sastra | Wednesday, 09 Mar 2022, 12:53 WIB

Tanah Merah

Merah bata warna tanah merekah tak berair mengering

Daun jatuh berguguran penanda musim telah berubah

Panas terik mentari memaksa keringatku bercucuran

Membasahi sekujur tubuh menetesi bumi

Kemarau bertamu sudah dia bulan lalu

Angin bertiup kencang miskin air

Membuat gerah dan gundah manusia

Tanah merah merekah bercelah

Semakin lebar semakin kering pun tiada air

Hanya debu berkumpul mengotori dedaunan

Tanah merah kan selalu mengingatkanku

Tentang sebuah elegi perjuangan anak manusia

Perjuangan mencari jati diri mendulang cita sejati

Mendamba hidup mulia tanpa lupa tanah merahku

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image