
Tanah Merah
Sastra | 2022-03-09 12:53:08Tanah Merah

Merah bata warna tanah merekah tak berair mengering
Daun jatuh berguguran penanda musim telah berubah
Panas terik mentari memaksa keringatku bercucuran
Membasahi sekujur tubuh menetesi bumi
Kemarau bertamu sudah dia bulan lalu
Angin bertiup kencang miskin air
Membuat gerah dan gundah manusia
Tanah merah merekah bercelah
Semakin lebar semakin kering pun tiada air
Hanya debu berkumpul mengotori dedaunan
Tanah merah kan selalu mengingatkanku
Tentang sebuah elegi perjuangan anak manusia
Perjuangan mencari jati diri mendulang cita sejati
Mendamba hidup mulia tanpa lupa tanah merahku
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.