Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Faiz Arvin

Kenapa Freelance Bisa Jadi Pilihan Karier Jangka Panjang?

Bisnis | 2025-09-14 01:21:38

Kenapa Freelance Bisa Jadi Pilihan Karier Jangka Panjang?

Ditulis oleh: Muhammad Faiz Rantisi

Mahasiswa aktif IAI SEBI

Di era digital saat ini, pola kerja tradisional mulai bergeser. Banyak profesional yang tidak lagi terpaku pada pekerjaan kantoran dengan jam kerja tetap, melainkan memilih jalur yang lebih fleksibel dan mandiri, yaitu menjadi freelancer. Tren ini bukan sekadar fenomena sesaat, tetapi telah menjadi gaya kerja baru yang membuka peluang karier jangka panjang. Freelance menawarkan kebebasan dalam menentukan waktu kerja, pilihan proyek, hingga tarif jasa sendiri. Tidak hanya itu, berkembangnya teknologi dan meningkatnya kebutuhan bisnis untuk layanan berbasis proyek membuat peluang kerja lepas semakin luas. Artikel ini akan membahas mengapa freelance bukan sekadar alternatif, melainkan juga pilihan karier yang berkelanjutan bagi mereka yang siap beradaptasi dan mengembangkan diri.

Freelance bisa jadi pilihan karier jangka panjang karena memberikan fleksibilitas waktu dan tempat kerja, potensi pendapatan yang tidak terbatas, kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan melalui proyek yang beragam, kemandirian dalam menjadi bos bagi diri sendiri, serta kemampuan membangun jaringan global dan menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi. Selain itu, industri digital membuka banyak peluang kerja lepas di berbagai bidang, bahkan bisa menjadi sumber pendapatan utama.

Dikutip dari situs Forbes.com sekitar 60% generasi milenial memilih mengundurkan diri dari suatu perusahaan dalam waktu kurang dari tiga tahun. Mereka menganggap bekerja di perusahaan akan membuat kehidupan mereka menjadi monoton dan tidak seru.

Berikut adalah beberapa data dan fakta kenapa freelance bisa menjadi pilihan karier jangka panjang:

1. Persentase Pekerja Mandiri (Self-Employed)

Menurut World Bank / ILO, di Indonesia pekerja yang “self-employed” (termasuk freelancer) mencapai sekitar 54,05% dari total angkatan kerja pada tahun 2023. Ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh pekerja di Indonesia tidak bekerja sebagai pegawai tetap, artinya peluang dan kebutuhan pekerja lepas cukup besar.

2. Jumlah Orang yang Terlibat Freelance / Part-Time

Di bulan Agustus 2020, pemerintah melaporkan sekitar 33,34 juta orang Indonesia yang bekerja paruh waktu atau sebagai freelancer.

3. Pendapatan Freelance Berbeda Antar Provinsi

Provinsi dengan pendapatan freelance tertinggi adalah Papua Tengah, rata-rata sekitar Rp 3,45 juta/bulan. Provinsi-provinsi lain seperti Papua, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau juga masuk daftar provinsi dengan pendapatan freelance yang relatif tinggi.

4. Pendidikan dan Pendapatan Freelancer Gen Z

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Bandung, Freelancer lulusan SMA rata-rata pendapatannya sekitar Rp 1,9 juta/bulan, sedangkan Freelancer yang belum lulus SD/PAUD sekitar Rp 1,3 juta/bulan.

5. Tantangan Struktur & Legalitas

Freelance di Indonesia umumnya berada dalam sektor informal, dengan banyak tantangan terkait perlindungan sosial (BPJS, jaminan pensiun, tunjangan) karena tidak semua freelancer ikut dalam sistem formal. Kesadaran akan literasi keuangan masih rendah di kalangan freelancer, yang berdampak pada perencanaan keuangan jangka panjang.

Freelance bukan lagi sekadar pekerjaan sambilan, melainkan telah berkembang menjadi pilihan karier yang serius dan berkelanjutan. Di Indonesia, tren ini terlihat dari tingginya jumlah pekerja mandiri dan semakin beragamnya peluang proyek berkat digitalisasi dan ekonomi gig. Kebebasan memilih klien, fleksibilitas waktu, serta potensi penghasilan yang kompetitif membuat profesi ini menarik bagi banyak orang, khususnya generasi muda. Meski demikian, tantangan seperti ketidakpastian pendapatan, kurangnya perlindungan sosial, dan manajemen keuangan tetap harus diperhatikan agar freelance benar-benar menjadi karier jangka panjang. Dengan keterampilan yang tepat, pengelolaan profesional, serta pemahaman tentang legalitas dan keuangan, freelance bisa menjadi jalur karier yang stabil, memberi kebebasan, dan peluang pertumbuhan diri yang luas di masa depan.

Referensi:

(2025). Indonesia - Self-employed; Total (% Of Total Employed). tradingeconomics.com (diakses 14 September 2025).

Dhanya, D. (2025). Google Gemini Poses 'High Risk' to Children, Says Common Sense Media. en.tempo.co (diakses 14 September 2025).

Iswenda, A.B. (2024). Semakin Populer, Provinsi Mana yang Memiliki Pendapatan Freelance Terbesar?. goodstats.id (diakses 14 September 2025).

BPS-Statistics Indonesia Bandung Regency. (2025). Gen Z prefers to freelance. bandungkab.bps.go.id (diakses 14 September 2025).

Septiani, D. (2024). Fenomena Ekonomi Gig: Peluang dan Tantangan Bagi Pekerja Freelance di Indonesia. mudanesia.pikiran-rakyat.com (diakses 14 September 2025).

Leonardi, F. (2024). Kerja Sebagai Freelance Tantangan atau Peluang?. kompasiana.com (diakses 14 September 2025).

Hidayah, A. (2021). Tantangan Kaum Freelancer Dan Pemerintah Indonesia di Era Perkembangan Teknologi Digital (Analisis Kritik Globalisasi). Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual, 3(1), 92-104.

Lutfi, E. (2025). Alasan Fresh Graduate Memilih Jadi Karyawan Freelance. www.talenta.co (diakses 14 September 2025).

https://www.karier.mu/blog/umum/cara-menjadi-freelancer/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image