Khutbah Jumat: Berharap Ridho-Nya di Bulan Maulid
Agama | 2025-08-29 13:46:32
KHUTBAH JUM'AT: Berharap Ridho-Nya di Bulan Maulid
Oleh: Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I*
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَـمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Di hari yang mulia ini, khatib mengajak kepada jama'ah sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kehadirat Allah SWT. Yakni takwa dalam artian menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan yang ditetapkan Allah SWT.
Sebab dengan bekal takwa inilah, kita akan diberi kemudahan oleh Allah SWT di setiap problematika hidup yang kita hadapi.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Mengingat bulan ini adalah bulan Rabiul Awal, bulan yang sangat mulia di mana penutup para nabi dan rasul dilahirkan ke dunia di bulan tersebut. Beliau yang dimaksud adalah Baginda Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah Nabi akhir zaman, tidak ada lagi nabi-nabi setelah beliaunya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Terkait kemuliaan bulan tersebut, terkadang kita merasa minder dengan dosa-dosa masa lalu kita. Bahkan kita terkadang sempat berpikir, "....masih pantaskah kita ini untuk menggapai ridho-Nya Allah SWT?..... "
Untuk itu, bagaimana misalkan kalau ada satu "Amalan Cinta" yang bisa membuat status kita di hadapan Allah SWT berubah menjadi 180 derajat, nantinya?..... ini patut menjadi renungkan kita bersama.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Ada satu cerita yang cukup menarik perhatian publik, kala itu. Cerita ini berasal Bashrah yang membuktikan betapa dasyatnya akibat dari mengagungkan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Bahkan sebagaimana tersebutkan di dalam kitab Madarij As-Shu’ud Syarah Al-Barzanji hal. 15, mengutip sabda Rasulullah SAW:
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدِيْ كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ ومن أنفق درهما في مولدي فكانما أنفق جبلا من الذهب في سبيل الله تعالى."
Artinya: "Barang siapa mengagungkan hari kelahiranku, maka aku akan menjadi pemberi syafa’at baginya pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang menginfakkan satu dirham untuk memperingati kelahiranku, maka seakan-akan dia menginfakkan gunung emas (yang dilakukan) karena memuliakan agama Allah Swt."
Sedangkan Imam Nawawi Al-Bantani, seorang Ulama besar dari Banten pernah berkata:
فالثواب لمن جعل تعظيمه له صلى الله عليه وسلم مقصودا بقلبه دائما ومنصوبا بين عينيه
Artinya: "Balasan pahala diberikan kepada siapa saja yang menjadikan pengagungannya kepada Nabi Muhammad SAW sebagai tujuan dalam hatinya dan prioritas dalam kehidupannya."
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Terkait akan hal ini, diceritakan ada seorang pemuda di Kota Bashrah. Ia hidup di zamannya Amirul Mukminin Harun Ar-Rasyid. Pemuda ini memiliki kegemaran berfoya-foya dalam hidupnya. Sehingga para penduduk kota itu memandangnya dengan pandangan yang hina. Akibat dari perilakunya yang buruk tersebut.
Namun, ada satu keistimewaan pada dirinya ketika datang bulan Rabiul Awal, ia mencuci pakaiannya, memakai wangi-wangian, memperindah diri, mengadakan walimah atau memberi jamuan makan dan di dalam rumahnya ia bacakan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan hal tersebut ia lakukan secara rutin dalam kurun waktu yang sangat lama.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Ketika ia meninggal, para penduduk kota mendengar sebuah seruan tanpa rupa dari sudut kota tersebut, ia mengatakan: "Wahai penduduk Bashrah, datang dan saksikanlah jenazah salah satu wali Allah, sesungguhnya ia adalah orang yang mulia di sisiku."
Mendengar itu, maka para penduduk kota pun berduyun-duyun mendatangi jenazahnya dan menguburkannya dengan baik.
Dalam kesempatan lain, mereka diperlihatkan di dalam mimpi bahwa pemuda itu diagungkan dengan memakai pakaian sutra tipis dan sutra tebal, lalu mereka bertanya:
"Sebab apa engkau memperoleh keutamaan ini?"
Pemuda itu pun menjawab:
"(Aku dimuliakan) sebab mengagungkan Maulid Nabi Muhammad SAW."
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Dari cerita ini, memberikan motivasi dalam hidup kita, pentingnya mengagungkan Maulid Nabi Muhammad SAW untuk mendapatkan kemaslahatan dalam hidup kita. Bahkan dalam alur ceritanya ini lantaran mau mengagungkan Maulid Nabi Muhammad SAW sampai diangkat derajatnya oleh Allah SWT menjadi seorang Wali.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Terakhir harapan besar kita, semoga dengan datangnya bulan Maulid ini kita dapat meneladani sifat dan akhlak mulianya Rasulullah SAW dalam kehidupan kita sehari-hari. Mampunya kita meneladani dan menerapkannya dalam hidup ini, maka terdapat kemaslahatan yang akan kita dapatkan. Baik kemaslahatan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.... Aamiin Yaa Mujibassaailiin....
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
*Ketua Program Studi dan Dosen PAI-BSI (Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner) Pascasarjana IAI Al-Khoziny Sidoarjo; Dosen PAI-Terapan Poltek Pelayaran Surabaya; Pengurus Lembaga Takmir Masjid PCNU Sidoarjo; Ketua Lembaga Dakwah MWCNU Krembung.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
