
Khutbah Jum'at: Marhaban Yaa Ramadhn, Marhaban Ya Syahru Siyam
Agama | 2025-02-27 09:36:26
*" Khutbah Jum'at: Marhaban Yaa Ramadhân, Marhaban Ya Syahru Siyam. (Selamat datang wahai bulan mulia, bulan berpuasa)"*
السلام عليكم ورحمة الله
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له ومن يضلله فلا هادي له.أشهد أن لاإله إلاّ الله وحده لاشريك له، وأشهد أنّ محمّدا عبده ورسوله، لانبي خلفه ولا رسول بعده.اللهمّ صلّ وسلّم على سيّدنا ومولانا محمّد وعلى أله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة.أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرّجيم , بسم الله الرحمن الرحيم: يأيّها الذين أمنوا اتّقوا الله حقّ تقاته ولاتموتنّ إلاّ وأنتم مسلمون. يأيّها النّاس اتّقوا ربّكم الذى خلقكم من نفس واحدة، وخلق منها زوجها وبثّ منهما رجالا كثيرا ونساء، واتقوا الله الذى تساءلون به والأرحام، إنّ الله كان عليكم رقيبا.يأيّها الذين أمنوا اتّقوا الله وقولوا قولاسديدا، يصلح لكم أعمالكم و يغفرلكم ذنوبكم، ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما.فإنّ أصدقَ الحديث كتابُ الله وخيرَ الهدي هديُ محمّد صلّى الله عليه وسلّم، وشرَّ الأمورمحدثاتُها وكلَّ محدثة بدعة وكلَّ بدعة ضلالة و كلَّ ضلالة في النّار. أمّا بعد.
Hadirin sidang sholat Jum’at, Rahimakumulloh!
Marilah senantiasa kita berupaya untuk mau dan mampu meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala, sehingga semakin tinggi tingkat keberagamaan kita: dari seorang yang berpredikat Muslim, kemudian menjadi seorang Mu’min dan puncaknya sebagai seorang Muhsin.Dengan hadirnya kembali bulan Ramadhan nan suci, kesempatan emas peningkatan kualitas religiusitas, kian berpotensi terbuka luas. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 183:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.Dalam ayat populer tersebut, setidaknya ada tiga kata kunci (key words) yang saling berkorelasi: pertama, iman yang dapat diilustrasikan sebagai bahan bakar, kedua shiyam yang bisa dikonotasikan sebagai kendaraan, dan ketiga taqwa sebagai terminal tujuan. Dengan iman yang penuh, maka optimalisasi shiyam akan semakin teguh, hingga derjat taqwa dapat direngkuh.
Penggunaan diksi la’allakum (at tarajiy) bukan laitakum (at tamanniy) mengindikasikan dengan kuat, betapa dengan ibadah shiyam maka pencapaian derajat taqwa semakin dekat. Untuk itu marilah kita perdalam pemahaman fikih shiyam Ramdahan agar pelaksanaannya semakin maksimal.Hadirin sidang sholat Jum’at, Arsyadakumulloh!Pengertian shiyam. Secara etimologi, pengertian puasa, shaum atau shiyam, adalah “al-Imsaku ‘an al-Syai” (الإمساك عن الشيء) yaitu mengekang atau menahan diri dari sesuatu. Misalnya menahan diri dari makan, minum, bercampur dengan istri, berbicara dan sebagainya. Dalam pengertian selanjutnya al-shaum atau puasa adalah ترك الطعام والشرب والنكاح والكلام yaitu meninggalkan makan, minum, bercampur dengan isteri, dan meninggalkan perkataan. Berkata Sufyan bin Uyaynah: الصوم هو الصبر يصبر الإنسان على الطعام والشرب والنكاح Shaum/Shiyam Alias Puasa adalah melatih kesabaran, manusia bersikap sabar (menahan diri) dari makan,minum, berhubungan seksual. kemudian ia membacakan ayat: إنما يوفى الصابرون أجرَهم بغير حساب . (QS. al-Zumar, 39: 10. Lisan al-Arab, 12/350).
Menurut pengertian terminologis, atau pengertian secara istilah syara’, puasa adalah: اْلإِمْسَاكُ عَنِ اْلأَكْلِ وَالشُّرْبِ وَغَشَيَانِ النِّسَاءِ مِنَ الْفَجْرِ إِلَى الْمَغْرِبِ إِحْتِسَاباً لِلَّهِ وَإِعْدَادًا لِلنَّفْسِ وَ تَهيِـيْئَةً لَهاَ لِتَقْوَى اللهِ باِلْمُرَاقَبَةِ وَترْبِيَةِ اْلإِرَادَةِ
“Menahan diri dari makan, minum dan bersenggama, mulai terbit fajar sampai terbenam matahari (Maghrib), karena mengharap keridhaan Alloh dan menyiapkan diri untuk bertaqwa kepada Allah dengan jalan muraqabah (merasa selalu diperhatikan Alloh) disertai mendidik kehendak dan keinginan”. (Syaikh Rasyid Ridha, al-Manar, 1373 hal. 143).
Pengertian serupa dijelaskan dalam kitab Subul al-Salam (syarah Bulughul Maram): الْإِمْسَاكُ عَنْ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ وَالْجِمَاعِ وَغَيْرِهِمَا مِمَّا وَرَدَ بِهِ الشَّرْعُ فِي النَّهَارِ عَلَى الْوَجْهِ الْمَشْرُوعِ وَيَتْبَعُ ذَلِكَ الْإِمْسَاكُ عَنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَغَيْرِهِمَا مِنْ الْكَلَامِ الْمُحَرَّمِ وَالْمَكْرُوهِ لِوُرُودِ الْأَحَادِيثِ بِالنَّهْيِ عَنْهَا فِي الصَّوْمِ زِيَادَةً عَلَى غَيْرِهِ فِي وَقْتٍ مَخْصُوصٍ بِشُرُوطٍ مَخْصُوصَةٍ.
“Menahan diri dari makan, minum, jima’ (bercampur dengan istri) dan lain-lain yang telah diperintahkan kepada kita untuk menahannya, sepanjang hari menurut cara yang disyariat-kan. Demikian pula diperintahkan menahan diri dari ucapan yang diharamkan atau dimakruhkan, karena ada hadis-hadis yang melarang hal itu, itu semua berdasarkan waktu dan syarat-syarat yang telah ditetapkan,” (Subul al-Salam II, hal. 206).
Hadirin sidang sholat Jum’at A’azzakumulloh!
*Syarat wajib Shiyam/Puasa*
Beragama Islam. Bagi mereka yang tidak beragama Islam tidak diwajibkan puasa. Bila ia masuk Islam, maka tidak wajib mengqadha puasanya yang telah lalu, karena setiap orang yang masuk Islam diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Firman Alloh Tabarokta Wa Ta'ala: “Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang telah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Alloh) terhadap orang-orang dahulu”. (QS. al-Anfal, 8:38). Berakal. Orang yang terganggu akalnya, atau gila tidak wajib berpuasa.
Baligh atau dewasa yaitu berumur lima belas tahun ke atas, atau sudah menstruasi bagi anak perempuan dan mimpi sebagai tanda baligh bagi anak laki-laki, meskipun usianya belum mencapai umur lima belas tahun. Anak yang belum baligh, sebagaimana disebutkan di atas tidak wajib berpuasa. Namun demikian bila anak itu telah mumayyiz (bisa membedakan yang baik dan yang buruk) kemudian ia melaksanakan puasa, maka puasanya sah. Oleh karena itu sejak kecil anak-anak harus dilatih berpuasa, sehingga pada saat memasuki dewasa mereka telah terbiasa melaksanakannya.
Sabda Nabi Muhammad ﷺ Bersabda:
رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثٍ عَن النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَن الصَّغِيرِ حَتَّى يَكْبُرَ وَعَن الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ أَوْ يُفِيقَ
“Ada tiga kelompok yang dibebaskan dari hukum, yaitu: (1) Orang yang tidur sehingga ia bangun. (2) Anak-anak sampai ia baligh. (3) Orang gila sampai ia sembuh,” (Hadis Shahih, riwayat Abu Dawud: 3822, al-Tirmidzi: 1343, al-Nasa'i: 3378, Ibn Majah: 2031, dan Ahmad: 910. teks hadis riwayat al-Nasa'i).
Mampu Berpuasa
Mereka yang tidak mampu berpuasa, karena sudah sangat tua renta, sakit lama yang tidak berpotensi sembuh, tidak wajib berpuasa, kewajiban itu diganti dengan membayar fidyah. Firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala: “Barang siapa yang sakit, atau sedang dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari-hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Alloh menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan”. (QS. al-Baqarah, 2:185). Pada ayat yang lain dijelaskan: “Dan wajib bagi mereka yang berat menjalankannya, (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin”. (QS. al-Baqarah, 2:184). Jadi, pelaksanaan ibadah puasa menjadi sah, bila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Beragama Islam. Ingatlah, dari sekira 7 milyar populasi manusia di dunia, hanya sekira 2 milyar saja yang sudah mendapatkan hidayah Islam.
Mumayyiz, yaitu seorang anak baik laki-laki ataupun perempuan yang telah memiliki kemampuan membedakan kebaikan dan keburukan. Suci dari haid dan nifas bagi perempuan.
Dikerjakan pada waktu yang diperkenankan puasa padanya, jika melaksanakan puasa pada waktu yang tidak diperbolehkan puasa padanya, maka puasanya tidak sah, bahkan tidak boleh dilakukan.
Dilarang berpuasa pada
(1) Hari raya ‘Idul Fitri.
(2) Hari raya ‘Idul Adha.
(3) Hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 bulan Dzulhijjah..
Hadirin sidang sholat Jum’at, Hafidzakumulloh!
Rukun Puasa adalah sesuatu yang harus dikerjakan, bila ditinggalkan salah satunya maka ibadahnya tidak sah. Rukun ibadah puasa ada dua macam yaitu:
Niat melaksanakan ibadah puasa, waktunya pada malam hari, sejak waktu Maghrib sampai waktu fajar. Keharusan niat dalam setiap ibadah termasuk ibadah puasa berdasarkan firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala:
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ
“Dan tidakkah mereka diperintahkan, kecuali untuk menyembah Alloh dengan ikhlas semata-mata karena (menjalankan) agama dengan lurus...”. (QS. al-Bayyinah, 98:5).
Sabda Nabi Muhammad ﷺ yang artinya adalah: "Sesungguhnya setiap amal itu harus disertai dengan niat ”. (Hadist Shahih, riwayat al-Bukhari: 1 dan Muslim: 3530). dalam hadist lainnya, مَنْ لَمْ يُجْمِعْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ "Siapa yang tidak membulatkan niat puasa sebelum terbit fajar, maka tidak ada puasa baginya (tidak sah puasanya)”. (Hadist Shahih, riwayat Abu Dawud: 2098 al-Tirmidzi: 662, dan al-Nasa'i: 2293). Adapun pada puasa sunnah diperbolehkan niat di pagi harinya sampai menjelang waktu Dzuhur, berdasarkan hadis shahih sebagai berikut;
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْءٌ فَقُلْنَا لَا قَالَ فَإِنِّي إِذَنْ صَائِمٌ ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِيَ لَنَا حَيْسٌ فَقَالَ أَرِينِيهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا فَأَكَلَ
“Dari Aisyah Radhiyallohu' Anha ia menuturkan, "suatu hari Nabi Muhammad ﷺ datang kepadaku dan bertanya, "Apakah kamu punya makanan?". Aku menjawab, "Tidak". Maka beliau bersabda, "Baiklah kalau begitu (hari ini) aku berpuasa". Kemudian pada hari yang lain beliau datang lagi kepadaku, lalu aku katakan kepadanya,”Wahai Rasululloh ﷺ kami diberi hadiah makanan (haisun)". Beliau berkata, "Tunjukkan padaku, sebenarnya sejak pagi aku berpuasa". Kemudian beliau memakan makanan tadi,” (Hadis Shahih, riwayat Muslim: 1952, Abu Dawud: 2099, al-Tirmidzi: 666, al-Nasa'i: 2283, dan Ahmad: 24549).
Menahan diri yaitu meninggalkan segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar di waktu Shubuh sampai terbenam matahari di waktu Maghrib. Firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala:
فَٱلۡـَٰٔنَ بَٰشِرُوهُنَّ وَٱبۡتَغُواْ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمۡۚ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلۡخَيۡطُ ٱلۡأَبۡيَضُ مِنَ ٱلۡخَيۡطِ ٱلۡأَسۡوَدِ مِنَ ٱلۡفَجۡرِۖ ثُمَّ أَتِمُّواْ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيۡلِۚ
“Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Alloh untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam...”. (QS. al- Baqarah, 2: 187).
Hadirin sidang sholat Jum’at, Rahimakumulloh!
Yang membatalkan sahnya shiyam. Selain harus melaksanakan kewajiban-kewajiban pada saat puasa, kita juga dituntut untuk menjaga diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Dalam kitab Fath al-Qarib dijelaskan bahwa perkara yang dapat membatalkan puasa meliputi beberapa hal: Sampainya sesuatu ke dalam lubang tubuh dengan disengaja. Maksudnya, puasa yang dijalankan seseorang akan batal ketika adanya benda (‘ain) yang masuk dalam salah satu lubang yang berpangkal pada organ bagian dalam yang dalam istilah fiqih biasa disebut dengan jauf. Seperti mulut, telinga, hidung. Benda tersebut masuk ke dalam jauf dengan kesengajaan dari diri seseorang.
Lubang (jauf) ini memiliki batas awal yang ketika benda melewati batas tersebut maka puasa menjadi batal, tapi selama belum melewatinya maka puasa tetap sah. Dalam hidung, batas awalnya adalah bagian yang disebut dengan muntaha khaysum (pangkal insang) yang sejajar dengan mata; dalam telinga, yaitu bagian dalam yang sekiranya tidak telihat oleh mata; sedangkan dalam mulut, batas awalnya adalah tenggorokan yang biasa disebut dengan hulqum.
Mengobati dengan cara memasukkan benda (obat atau benda lain) pada salah satu dari dua jalan (qubul dan dubur). Misalnya pengobatan bagi orang yang sedang mengalami ambeien dan juga bagi orang yang sakit dengan memasang kateter urin, maka dua hal tersebut dapat membatalkan puasa. Muntah dengan sengaja. Jika seseorang muntah tanpa disengaja atau muntah secara tiba-tiba (ghalabah) maka puasanya tetap dihukumi sah selama tidak ada sedikit pun dari muntahannya yang tertelan kembali olehnya. Jika muntahannya tertelan dengan sengaja maka puasanya dihukumi batal. Melakukan hubungan seksual (jima’) dengan sengaja. Bahkan, dalam konteks ini terdapat ketentuan khusus: puasa seseorang tidak hanya batal dan tapi ia juga dikenai denda (kafarat) atas perbuatannya. Denda ini adalah berpuasa selama dua bulan berturut-turut.
Jika tidak mampu, ia wajib memberi makanan pokok senilai satu mud (0,6 kilogram beras atau ¾ liter beras) kepada 60 fakir miskin. Hal ini tak lain bertujuan sebagai ganti atas dosa yang ia lakukan berupa berhubungan seksual pada saat puasa. Keluarnya air mani (sperma) disebabkan bersentuhan kulit. Misalnya, mani keluar akibat onani atau sebab bersentuhan dengan lawan jenis tanpa adanya hubungan seksual. Berbeda halnya ketika mani keluar karena mimpi basah (ihtilam) maka dalam keadaan demikian puasa tetap dihukumi sah. Mengalami haid atau nifas pada saat puasa. Selain dihukumi batal puasanya, orang yang mengalami haid atau nifas berkewajiban untuk mengqadha puasanya. Gila (junun) pada saat menjalankan ibadah puasa. Ketika hal ini terjadi pada seseorang di pertengahan melaksanakan puasanya, maka puasa yang ia jalankan dihukumi batal.
Murtad pada saat puasa. Murtad adalah keluarnya seseorang dari agama Islam. Misalnya orang yang sedang puasa tiba-tiba mengingkari keesaan Alloh Subhanahu wa Ta'ala, atau mengingkari hukum syariat yang sudah menjadi konsensus ulama (mujma’ alaih). Di samping batal puasanya, ia juga berkewajiban untuk segera mengucapkan syahadat serta mengqadha puasanya. Ma’adzalloohu min dzaalik.
Semoga Alloh Subhanahu wa Ta'ala mengaruniakan kepada kita kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan ibadah shiyam dengan maksimal, Aaamiin.
بارك الله لي ولكم في القرأن الكريم، ونفعني و إيّاكم بما فيه من الأيات و الذكر الحكيم، تقبّل الله منّي و منكم تلاوته، إنّه هو السميع العليم.
*Khutbah kedua:*
الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحقّ ليظهره على الدين كلّه وكفى بالله شهيدا، فمن يرد الله أن يهديه يشرح صدره للإسلام، فمن يرد أن يضلّه يجعل صدره ضيّقا حرجا كأنّما يصعّد في السماء..أشهد أن لاإله إلا الله خالقَ العالم، وأشهد أنّ محمّدا عبده ورسوله خيرَ الأنام. اللهم صلّ على محمّد عبد ك ونبيّك ورسولك النبي الأمي وعلى أله وصحبه وسلم تسليم،ا عد د ما أحاط به علمك، وخّط به قلمك، واحصاه كتابك، وارض اللهم عن ساداتنا أبي بكر الصدّيق وعمر بن الخطّاب الفارق وعثمان بن عفّان ذي النورين وعلي بن ابي طالب كرّم الله وجهه، وعن الصحابة أجمعين وعن التابعين وتابعيهم بإحسان إلى يوم الد ين، يوم لا ينفع مال ولا بنون إلا من أتى الله بقلب سليم. صبح ليس بعده مساء ومساء ليس يليه صبح.أما بعد، فيا إخوة الإيمان، اتقواالله حقّ تقاته ولا تموتنّ إلاّ و أنتم مسلمون، وتزوّدوا فإنّ خير الزاد التقوى.
Hadirin Rahimakumulloh!.
Menjalankan puasa Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga menghindari perilaku yang bisa menghilangkan nilai ibadah tersebut. Rasululloh Muhammad ﷺ mengingatkan bahwa banyak orang yang hanya mendapat rasa lapar dan haus sebagai hasil dari puasanya.
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطَش Artinya: “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR An-Nasa’i).
Paling tidak, ada lima hal yang dapat menyebabkan hilangnya pahala puasa seseorang di bulan Ramadhan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad ﷺ:
خمسٌ يُفطِرن الصّائِم: الغِيبةُ، والنّمِيمةُ، والكذِبُ، والنّظرُ بِالشّهوةِ، واليمِينُ الكاذِبةُ
Artinya: “Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa: Ghibah/membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu”. (HR Ad-Dailami).
Semoga Alloh Subhanahu wa Ta'ala menolong kita untuk menjauhi segala macam maksiat, Aaamiin Allohumma Amiin Ya Mujibas Sa'ilin ????.
******
"Surat Himbauan dalam Menyambut Ramadhân 1446 H/2025 M"
*H I M B A U A N menyambut Bulan Ramadhân 1446 H*
Firman Alloh ﷻ:Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Alloh) dengan sabar dan salat. Sungguh, Alloh ﷻ beserta orang-orang yang sabar. (Terj QS. Al-Baqarah Ayat 153).
A *Pembukaan*
Segala puja dan puji hanyalah bagi Alloh ﷻ, Dzat Yang Memiliki Alam Semesta , sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah bagi Nabi Muhammad ﷺ, para keluarganya, para shahabatnya dan seluruh pengikutnya yang istiqomah hingga Yaumil Qiyyamah.Berkenaan akan datangnya Bulan Ramadhân tinggal beberapa hari lagi (01 Maret 2025 atau menunggu Isbat) Insya Alloh yang sangat dinanti dan dihormati oleh Ummat Islam, maka perkenanlah Kami menyampaikan himbauan Kami sebagai berikut :
B. *Bagi Ummat Islam*
1. Bersyukur dan gembira dengan datangnya Bulan Ramadhân 1446H yang sebentar lagi tiba.
2. Bertekad kuat untuk menunaikan ibadah Shaum Ramadhân dengan ikhlas dan berusaha memahami tuntunan- tuntunanya dengan menghidupkan upaya – upaya tholabul ilmi (menuntut ilmu) AGAMA agar dapat merasakan hikmah dari ibadah tersebut.
3. Senantiasa melaksanakan ibadah-ibadah wajib dan menghidupkan ibadah-ibadah sunah seperti : Qiyyamul Lail / Tarawih, Tilawah dan Taddarus Qur-an , I’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan dan lain sebagainya.
4. Aktif menjaga kesucian suasana dan lingkungan dalam bulan Ramadhân dengan menegakkan Amar Makruf Nahi Munkar.
C. *Bagi Masyarakat Umum*
1. Turut menghormati Bulan Ramadhân dan ibadah-ibadah yang sedang dijalankan kaum Muslimin, yaitu dengan tidak makan minum, merokok dan sejenisnya pada siang hari di tempat – tempat terbuka. Begitu juga tidak membunyikan petasan (mercon) karena mengganggu kekhusyu’an ibadah.
2. Pemilik Restoran/Rumah Makan, Kafe maupun Warung agar tidak buka di siang hari kecuali di Terminal Bus, Stasiun Kereta, Bandara dan Pelabuhan Laut dimana dikhususkan bagi para Musafir.
3. Bagi pengelola tempat – tempat Hiburan Malam semisal Night Club, Karaoke, dan yang semacamnya hendaklah tutup penuh selama bulan Ramadhan.
D. *Bagi Pemerintah dan Aparatnya*
1. Hendaknya pro aktif dalam menciptakan suasana yang kondusif bagi pelaksanaan ibadah kaum muslimin dengan mengawasi segala bentuk kegiatan yang ditengarai dapat mengganggu kekhusyu’an kaum muslimin yang sedang melaksanakan ibadahnya (Stop Isyu Terorisme/Radikalisme dan Kriminalisasi Ulama dan Tokoh Nasional maupun Aktivis Islam) FOKUS pada Bulan Ramadhân.
2. Memberikan tindakan tegas tanpa pandang bulu bagi siapa saja yang merusak, mengganggu ataupun melecehkan pelaksanaan ibadah kaum muslimin dalam bulan Ramadhân ini.
*3. Point Khusus*
Untuk Umat Non Muslim agar tidak makan dan minum di depan Orang Muslim yang Sedang menjalankan Ibadah Shaum/Puasa Ramadhân (lebih baik makan dan minum di Rumah masing-masing)
E. *Penutup*
Demikianlah, semoga Alloh ﷻ, melimpahkan taufiq dan hidayahNya bagi kita semua agar kita memasuki bulan Ramadhân nanti dengan persiapan yang matang hingga seusainya, kita dikaruniaiNya ketaqwaan sebagai sebaik – baik bekal dalam mengarungi kehidupan dan selamat hingga kehidupan akherat kelak, Aamiin Ya Mujibas Sa'ilin ???? Barokallohu fiikum
*Marhaban Ya Ramadhân, Ahlan wa Sahlan Ya Ramadhân*
حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير" Hasbunalloh wa ni'mal wakiil ni'mal mawla wa ni'mannashiir ".
Salam Ahadun Ahad ☝️ Allohu Akbar ✊ عش كريما او مت شهيدا (Hidup Mulia atau Mati Syahid).
إنّ الله وملائكته يصلّون على النبى، يأيّها الذين أمنوا صلّوا عليه وسلّموا تسليما. أللهمّ صلّ و سلّم وبارك على محمّد وعلى أله، وارض اللهمّ عن كلّ صحابة رسول الله أجمعين.اللهمّ اغفر للمؤمنين والمؤمنات، والمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات، إنّك سميع قريب مجيب الدعوات، يا قاضي الحاجات.اللهمّ إنّك تعلم أنّ هذه القلوب قد اجتمعت على محبّتك، والتقت على طاعتك، وتوحّدت على دعوتك، وتعاهدت على نصرة شريعتك، فوثّق اللهمّ رابطتها، وأدم ودّها، واهدها سبلها، واملأها بنورك الذى لا يخبو، واشرح صدورها بفيض الإيمان بك وجميل التوكّل عليك، وأحيها بمعرفتك و أمّتها على الشهادة في سبيلك، إنّك نعم المولى ونعم النصير.اللهم إنّا عبيدك بنو عبيدك بنو إمائك، نواصينا بيدك ماض فينا حكمك، عدل فينا قضائك، نسألك اللهمّ بكلّ اسم هو لك، سمّيت به نفسك أو أنزلته في كتابك أو علّمته أحدا من خلقك أو استأثرت في علم الغيب عندك، أن تجعل القرأن ربيع قلوبنا ونور صدورنا وجلاء أحزاننا وذهاب همومنا و غمومنا.اللهمّ اقسم لنا من خشيتك ما تحول به بيننا وبين معصيتك ومن طاعتك ما تبلّغتا بها جنّتك، ومن اليقين ما تهوّن علينا مصائب الدنيا، اللهمّ متّعنا باسماعنا وأبصارنا وقوّتنا ما أحييتنا، واجله الوارث منّا واجعل ثأرنا على من ظلمنا، وانصرنا على من عادانا، ولا تجعل مصيبتنا في ديننا، ولاتجعل الدنبا أكبر همّنا ولا مبلغ علمنا، ولا تسلّط علينا بذنوبنا من لا يخافك ولا يرحمنا.اللهمّ أعنّا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك.اللهمّ أعنّا علي الصيام والقيام والإطعام وتلاوة القران. ربّنا تقبّل منّا إنّك انت السميع العليم وتب علينا إنّك انت التوّاب الرحيمربّنا أتبا في الدنيا حسنة و في الأخرة وقنا عذاب النار.عباد الله! اقيموا وجوهكم للدين حنفاء، واستعينوا بالصبر والصلاة، إنّ الصلاة تنهى عنّ الفحشاء والمنكر، وأنفقوا خيرا لأنفسكم، و الله يعلم ما تصنعون، واقيموا الصلاة!.السلام عليكم ورحمة الله وبركاته وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Disampaikan oleh,Al faqir Ilalloh Azza wa Jalla,
*Al Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy alBantani, S.Pd, M.Pd, Gr* حفظه اللّٰه تعالى bin *Dr. Ir. H. Subo Sukamto Abu Ramadhan, M.Sc* bin *Mbah Robikun* Rahimahulloh bin *Mbah Ki Nuryorejo* Rahimahulloh Ta'ala (Tokoh dari Purworejo Jawa Tengah Desa Ngaglik)
Seorang Hamba Yang Mengharap Ridho RabbNya
BEKASI-Jawa Barat, Pada Jum’at, 29 Sya’ban 1446 H/28 Februari 2025.

Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook