Rahasia Kesehatan dari Segelas Air: Pilih Hangat atau Dingin?
Gaya Hidup | 2025-08-26 11:35:57
Oleh: Candrika Maulidia_Mahasiswa Institut Agama Islam SEBI.
Air adalah unsur kehidupan yang tidak tergantikan. Tubuh manusia terdiri dari sekitar 60–70% air, yang berperan penting dalam hampir semua proses biologis, mulai dari mengangkut nutrisi, membuang sisa metabolisme, mengatur suhu tubuh, hingga melindungi organ vital. Kekurangan asupan air, atau dehidrasi, dapat memengaruhi fungsi otak, mengurangi energi, mengganggu pencernaan, bahkan memicu masalah kesehatan serius seperti batu ginjal dan gangguan tekanan darah. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan cairan adalah bagian mendasar dari gaya hidup sehat.
Meski semua orang sepakat bahwa minum air secara cukup adalah keharusan, muncul pertanyaan yang sering menimbulkan perdebatan: apakah lebih baik minum air hangat atau air dingin? Perdebatan ini bukan sekadar masalah selera, melainkan berkaitan dengan bagaimana tubuh merespons suhu air yang masuk. Air hangat cenderung dikaitkan dengan efek menenangkan dan mendukung fungsi pencernaan, sementara air dingin sering dianggap lebih menyegarkan dan efektif menurunkan suhu tubuh. Yang menarik, keduanya sama-sama bermanfaat, tetapi efeknya bisa berbeda tergantung pada kondisi kesehatan, cuaca, dan waktu konsumsi. Untuk memahami pilihan terbaik, kita perlu meninjau manfaat, risiko, dan situasi yang tepat untuk mengonsumsi masing-masing jenis.
Air hangat sering dianggap sebagai “terapi alami” bagi tubuh. Saat diminum di pagi hari, air hangat membantu merangsang pergerakan usus sehingga proses buang air besar lebih lancar. Suhu hangat juga membantu melarutkan lemak dan sisa metabolisme dalam tubuh, sehingga mendukung proses detoksifikasi alami. Bagi yang sedang flu, batuk, atau nyeri tenggorokan, air hangat bisa memberikan rasa lega karena mampu mengencerkan lendir dan meredakan iritasi di saluran pernapasan. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa air hangat dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan meredakan stres otot setelah beraktivitas. Di banyak budaya, minum air hangat setelah makan juga dipercaya membantu pencernaan lebih baik, karena tidak mengganggu proses penguraian lemak di perut.
Sementara itu, air dingin memiliki daya tarik tersendiri, terutama untuk menurunkan suhu tubuh dengan cepat. Setelah olahraga atau di tengah cuaca panas, segelas air dingin membantu mengembalikan rasa segar sekaligus mencegah overheating atau panas berlebih pada tubuh. Air dingin juga dapat merangsang tubuh untuk membakar sedikit lebih banyak kalori, karena tubuh harus bekerja ekstra untuk menyesuaikan suhu air dengan suhu tubuh normal (sekitar 37°C). Menariknya, banyak orang cenderung minum lebih banyak air jika suhunya dingin, sehingga lebih mudah memenuhi kebutuhan cairan harian. Namun, ahli kesehatan menyarankan untuk menghindari minum air yang terlalu dingin segera setelah makan, karena dapat memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan ketidaknyamanan pada perut.
Meski keduanya bermanfaat, ada risiko yang perlu diperhatikan. Air yang terlalu panas bisa melukai lapisan kerongkongan dan mulut, sedangkan air yang terlalu dingin dapat memicu penyempitan pembuluh darah, nyeri kepala, atau bahkan sakit gigi pada orang yang sensitif. Bagi penderita migrain atau masalah sinus, air dingin bisa memperburuk gejala. Di sisi lain, penderita gangguan tiroid atau masalah pencernaan tertentu sering disarankan untuk mengonsumsi lebih banyak air hangat agar tidak membebani metabolisme tubuh.
Banyak mitos beredar seputar air hangat dan air dingin. Misalnya, anggapan bahwa “air dingin berbahaya bagi organ dalam” tidak sepenuhnya benar, asalkan dikonsumsi dalam batas wajar dan tubuh dalam kondisi sehat. Begitu juga bahwa “air hangat bisa melunturkan lemak tubuh dengan cepat” yang sebenarnya berlebihan. Air hangat memang membantu pencernaan dan metabolisme, tetapi tidak secara langsung membakar lemak.
Untuk mendapatkan manfaat optimal, pilih suhu air sesuai kondisi dan aktivitas. Minumlah air hangat di pagi hari untuk mengaktifkan metabolisme, atau saat sakit untuk meredakan gejala. Setelah olahraga intens atau di tengah cuaca terik, air dingin menjadi pilihan tepat untuk menyegarkan tubuh. Sebelum tidur, air suhu ruang atau hangat membantu tubuh rileks. Yang terpenting, pastikan tubuh mendapat asupan cairan yang cukup setiap hari, yaitu sekitar 2–2,5 liter untuk orang dewasa, baik dalam bentuk air hangat maupun dingin.
Rahasia sehat dari segelas air bukan hanya soal hangat atau dingin, tetapi tentang kebiasaan teratur untuk minum cukup air sesuai kebutuhan tubuh. Keduanya memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan, dan pilihan terbaik adalah menyesuaikannya dengan kondisi harian agar manfaatnya bisa dirasakan secara maksimal.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
