Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Afalmer Shafezar Qaysalzena

Obesitas? No Worries, Yuk Cek Artikel Ini

Gaya Hidup | Friday, 26 May 2023, 14:17 WIB
Penderita obesitas. Foto/ilustrasi: Daily Telegraph

Obesitas memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan fisik, meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Menurut sebuah studi tahun 2022, obesitas dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan stroke yang lebih tinggi, apnea tidur obstruktif, kanker tertentu, osteoartritis, dan banyak lagi. Obesitas juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol abnormal, yang keduanya merupakan faktor risiko penyakit jantung. Sangat penting untuk mengenali bahaya obesitas dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah dan mengelolanya untuk mengurangi risiko penyakit kronis.

Selain kesehatan fisik, obesitas juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental. Individu dengan obesitas berisiko lebih tinggi mengalami gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Depresi dan kecemasan dapat disebabkan oleh stigma sosial yang terkait dengan obesitas, harga diri rendah, dan kondisi kesehatan kronis. Selain itu, orang dengan depresi atau kecemasan dapat mengalami kenaikan atau penurunan berat badan karena kondisi atau pengobatan mereka. Sangat penting untuk mengatasi dampak kesehatan mental dari obesitas dan memberikan dukungan dan sumber daya bagi individu yang berjuang dengan masalah kesehatan fisik dan mental.

Obesitas juga dapat menyebabkan berkurangnya harapan hidup dan penurunan kualitas hidup. Menurut sebuah studi tahun 2022, obesitas dikaitkan dengan penurunan kualitas hidup, varises, gagal ginjal, masalah pencernaan dan hati, serta tekanan darah tinggi. Selain itu, obesitas meningkatkan risiko berkembangnya penyakit kronis, yang selanjutnya dapat menurunkan harapan hidup. Sangat penting untuk mengenali dampak obesitas pada kesehatan fisik dan mental dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah dan mengelolanya untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan dan meningkatkan harapan hidup.

Obesitas dikaitkan dengan risiko peningkatan berbagai kondisi kesehatan yang serius, termasuk:

Penyakit Jantung: Obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung. Lemak yang berlebihan dapat menyumbat arteri dan meningkatkan tekanan darah, yang dapat menyebabkan kerusakan pada jantung.

Diabetes Tipe 2: Obesitas adalah faktor risiko utama untuk mengembangkan diabetes tipe 2. Kelebihan lemak dapat mengganggu fungsi insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah, dan menyebabkan resistensi insulin.

Penyakit Ginjal: Obesitas meningkatkan risiko penyakit ginjal, termasuk gagal ginjal. Kelebihan lemak memicu peradangan sistemik yang dapat merusak ginjal dan mengganggu fungsi mereka.

Kanker: Beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker rahim, memiliki hubungan dengan obesitas. Lemak tubuh berlebih dapat menghasilkan hormon dan zat inflamasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan sel-sel kanker.

Masalah pernapasan: Obesitas dapat menyebabkan gangguan pernapasan, termasuk sleep apnea, yang mengganggu pola tidur dan dapat menyebabkan kelelahan serta penurunan kualitas hidup.

Masalah sendi: Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada sendi, seperti lutut dan pinggul, yang dapat menyebabkan osteoarthritis dan nyeri kronis.

Selain itu, obesitas juga dapat berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan, termasuk masalah psikologis seperti depresi, rendah diri, dan stigmatisasi sosial.

Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk menjaga berat badan yang sehat melalui pola makan seimbang dan aktifitas fisik. Jika seseorang mengalami obesitas, konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan rekomendasi dan bantuan yang tepat.

Ini adalah beberapa tips dan trik tambahan untuk membantu Anda terhindar dari obesitas:

1. Rutin berolahraga: Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Pilihlah aktivitas yang Anda nikmati, seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, berenang, atau berpartisipasi dalam kelas olahraga. Usahakan untuk berolahraga minimal 150 menit per minggu.

2. Tingkatkan aktivitas fisik sehari-hari: Selain berolahraga, tambahkan aktivitas fisik dalam kegiatan sehari-hari Anda. Misalnya, naik tangga daripada menggunakan lift, berjalan kaki atau bersepeda jika mungkin, atau melakukan pekerjaan rumah tangga yang memerlukan gerakan fisik.

3. Hindari makan tengah malam: Batasi makanan dan camilan di malam hari. Tubuh cenderung mengolah kalori lebih lambat saat tidur, sehingga menghindari makan berlebihan di malam hari dapat membantu menjaga berat badan yang sehat.

4. Perhatikan jenis minuman yang Anda konsumsi: Batasi konsumsi minuman yang tinggi gula seperti minuman bersoda, minuman olahraga, atau minuman manis lainnya. Lebih baik memilih air putih, teh tanpa gula, atau minuman rendah kalori.

5. Tingkatkan asupan serat: Makan makanan yang kaya serat dapat memberikan rasa kenyang lebih lama dan membantu mengontrol nafsu makan. Buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan merupakan sumber serat yang baik.

6. Jaga pola makan teratur: Makan dalam jadwal yang teratur dan hindari melewatkan makanan. Sarapan penting untuk memulai metabolisme tubuh dan membantu mengontrol rasa lapar sepanjang hari.

7. Hindari makanan ringan yang tidak sehat: Camilan seperti keripik kentang, permen, kue, atau makanan ringan tinggi gula dan lemak sebaiknya dihindari. Pilih camilan sehat seperti buah-buahan, yogurt rendah lemak, atau kacang-kacangan.

8. Jaga pola tidur yang baik: Kurang tidur dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan meningkatkan kecenderungan untuk makan berlebihan. Usahakan untuk tidur cukup setiap malam, antara 7-9 jam.

9. Tetapkan tujuan yang realistis: Tetapkan tujuan penurunan berat badan yang realistis dan sehat. Hindari diet yang ekstrem atau cara cepat menurunkan berat badan yang tidak sehat. Lebih baik fokus pada perubahan gaya hidup yang berkelanjutan.

10. Dapatkan dukungan: Dapatkan dukungan dari keluarga dan teman-teman dalam usaha Anda untuk menjaga berat badan yang sehat. Mereka dapat memberikan motivasi dan akuntabilitas.

Ingatlah bahwa setiap individu berbeda, jadi penting untuk menyesuaikan tips ini dengan kebutuhan dan kondisi Anda sendiri. Jika Anda memiliki kekhawatiran kesehatan atau ingin mengubah pola makan secara drastis, konsultasikan dengan profesional kesehatan atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang lebih terarah.

Penulis : Afalmer Shafezar Qaysalzena

(Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image