Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muliadi Saleh

Sang Penjaga Jalur dan Lintasan Perjaka Itu Bernama Sadewa

Gaya Hidup | 2025-08-23 10:35:15

Oleh : Muliadi Saleh, Penulis|Pemikir|Penggerak Literasi dan Kebudayaan

SADEWA : Sultan-Dewan Suro-Wali Amanah

Setiap komunitas yang bertahan panjang umurnya, selalu ada tangan-tangan yang tak terlihat, yang bekerja senyap namun nyata. Demikian pula dengan PERJAKA (Persatuan Pejalan Kaki Bukit Baruga Makassar). Di balik sembilan tahun langkah yang terjaga, ada sosok-sosok penjaga yang membuat jalur dan lintasan tetap hidup, tetap rapi, dan tetap menjadi ruang kebersamaan. Mereka bukan penguasa yang memerintah, bukan pengurus yang memaksa, melainkan simpul yang mengikat. Di PERJAKA, mereka disebut dengan satu nama puitis: SADEWA.

MOTTO : SEHAT CERIA KEREN

SADEWA adalah singkatan dari Sultan, Dewan Suro, dan Wali Amanah. Tiga figur yang diam-diam mengorkestrasi denyut aktivitas PERJAKA. Tiga wajah yang mewakili jiwa komunitas ini: sederhana, tulus, dan bersahaja. Mereka tidak mencari sorotan, tetapi keberadaan mereka ibarat tiang penyangga yang membuat rumah tetap berdiri.

Adalah H. Sofyan, sosok yang dijuluki Sultan. Bukan sultan dalam arti kerajaan, melainkan sultan dalam arti kemurahan hati, dalam kedermawanan menjaga semangat agar tetap menyala. Dari langkahnya, lahir inspirasi bahwa komunitas harus dirawat dengan cinta, bukan sekadar agenda.

Lalu ada Tahir Arifin, yang dipanggil Wali Amanah. Dialah penjaga keseimbangan, pengingat arah, yang membuat setiap jejak kaki tetap berpegang pada nilai: sehat, ceria, keren. Wali Amanah adalah simbol bahwa kepercayaan adalah fondasi utama sebuah komunitas—tak tertulis, tak ditandatangani, tetapi terjaga dalam hati.

Kebersamaan dan Silaturrahmi

Dan ada pula dr. Rahman, yang dikenal sebagai Dewan Suro. Dari dirinya, PERJAKA mendapatkan kebijaksanaan, sikap menimbang, dan sentuhan medis yang menguatkan. Ia seperti penuntun yang selalu siap mendengar dan menuntun, sehingga langkah PERJAKA tak hanya kuat secara fisik, tetapi juga kokoh secara batin.

Tiga nama ini—Sultan, Wali Amanah, Dewan Suro—menyatu dalam sebutan SADEWA. Nama yang mengingatkan pada tokoh dalam epos Mahabharata: sosok paling muda, polos, tetapi teguh dan setia. Begitulah SADEWA dalam PERJAKA: menjadi penjaga lintasan, menjaga ritme, mengikat kebersamaan agar tetap awet.

Senyum Tanda Bahagia

Namun, pesona komunitas ini tidak berhenti di SADEWA. Di PERJAKA, kreativitas dan kehangatan melahirkan banyak julukan unik yang membuat kebersamaan terasa semakin hidup. Ada Pangeran yang melekat pada Miswar (Owner JILS), simbol keteduhan sekaligus keteguhan. Ada Ambassador, julukan bagi Deny, yang senantiasa menjadi wajah ramah PERJAKA di banyak kesempatan. Ada pula Pak Desa, yakni Sarif Nurjaman, yang menjadi pengikat silaturahmi laksana kepala kampung yang bijak.

Julukan Erdogan disematkan pada Ruslan (Kebab Baruga), menghadirkan nuansa jenaka sekaligus khas. Sementara King, yang disandang oleh Abdul Azis, adalah simbol energi dan karisma. Ada juga Cak, sapaan untuk Hamka, yang membawa nuansa persahabatan akrab khas Jawa.

Tak ketinggalan, Humas, yang diemban Bakhtiar, menjadikan komunitas ini tetap komunikatif dan terbuka. Dan tentu saja, ada Suhu, yang disematkan kepada H.M. Yasin Azis (CEO MISI GRUP)—sosok panutan yang menjadi cahaya inspirasi sekaligus energi bagi anggota lainnya.

Semua julukan ini bukan sekadar panggilan, melainkan bahasa cinta dalam komunitas. Setiap nama menyimpan kisah, setiap sebutan memuat penghormatan dan keakraban. Bersama SADEWA, para Pangeran, Erdogan, King, Ambassador, Cak, Pak Desa, Suhu, hingga Humas menjadi mozaik yang menjadikan PERJAKA lebih dari sekadar komunitas pejalan kaki. Mereka adalah keluarga besar yang bertaut karena langkah, namun bertahan karena cinta kebersamaan.

Maka, ketika PERJAKA merayakan ulang tahun kesembilan, kita patut melihat lebih dalam: selain tawa, hiburan, dan langkah meriah, ada kerja senyap yang membuat semua itu mungkin. Ada SADEWA, ada para Pangeran dan King, ada Ambassador, Cak, Pak Desa, Humas, dan Suhu—semua simpul yang menjadi simbol. Mereka adalah saksi dan penjaga jejak. Mereka membuktikan bahwa sebuah komunitas bisa bertahan lama bukan hanya karena anggotanya banyak, melainkan karena ada jiwa-jiwa yang merawatnya dengan sepenuh hati.

SADEWA adalah wajah kesetiaan itu sendiri. Dan bersama julukan-julukan hangat lainnya, PERJAKA akan selalu menemukan jalannya—sehat, ceria, dan keren.

Penulis

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image