Bukan Sekadar Follower: Ketika Engagement dan Selebgram Menentukan Nasib UMKM
Bisnis | 2025-07-30 03:46:02Saat ini, tidak sulit menemukan UMKM yang memasarkan produknya lewat selebgram. Wajah-wajah cantik dengan pengikut ratusan ribu hingga jutaan kerap muncul di beranda, mempromosikan sabun lokal, baju rumahan, atau camilan buatan rumahan. Tapi apakah benar semua itu efektif?
Jawabannya adalah bergantung pada engagement. Karena di balik angka pengikut yang bombastis, yang paling menentukan keberhasilan pemasaran adalah *seberapa aktif* audiens merespons konten tersebut.
Selebgram + Engagement = Strategi Emas (Jika Tepat)
Di atas kertas, menggandeng selebgram terdengar seperti langkah cerdas: produk ditampilkan ke ribuan pasang mata dalam waktu singkat. Tapi jika pengikut selebgram itu pasif alias jarang menyukai, berkomentar, atau membagikan konten—maka hasilnya hanya tampak glamor di permukaan.
Sebuah UMKM makanan ringan pernah viral bukan karena selebgram dengan 2 juta follower, tapi karena micro influencer dengan 20 ribu pengikut yang loyal. Dalam satu hari, video review sederhana sang selebgram kecil itu dibanjiri komentar dan pesanan masuk bertubi-tubi. Engagement tinggi, respons cepat, dan gaya komunikasi yang autentik ternyata lebih berpengaruh daripada angka followers besar tapi ‘dingin’.
Engagement Adalah Uang yang Tak Terlihat
Engagement adalah bentuk *mata uang sosial*. Likes, komentar, share, dan mention adalah bukti kepercayaan dan ketertarikan audiens terhadap brand atau produk yang ditawarkan.
Bagi UMKM, memilih selebgram yang punya koneksi kuat dengan pengikutnya jauh lebih penting daripada hanya melihat angka. Selebgram yang rutin membalas komentar, mengadakan polling, dan jujur dalam review cenderung menciptakan efek pemasaran yang lebih nyata. Itulah sebabnya tren sekarang bergeser ke micro atau nano influencer, karena audiens mereka lebih intim dan percaya.
Cara UMKM Cerdas Memanfaatkan Selebgram
1. Utamakan Engagement Rate, Bukan Follower Count
Selebgram dengan 15 ribu pengikut dan 1.000 likes per posting lebih bernilai daripada yang punya 100 ribu tapi hanya dapat 200 likes.
2. Pilih yang Relevan dengan Produk
Jangan asal pilih yang populer. Untuk produk hijab, pilih selebgram dengan branding islami. Untuk keripik pedas, pilih yang punya karakter fun dan relatable.
3. Bangun Kolaborasi, Bukan Sekadar Bayar Promosi
Libatkan selebgram dalam proses kreatif. Biarkan mereka menyampaikan pengalaman pribadi yang natural, bukan script kaku. Konsumen bisa membedakan mana yang ikhlas dan mana yang hanya demi fee.
4. Pantau dan Evaluasi
Gunakan tools seperti Instagram Insight atau data manual untuk mengevaluasi hasil kolaborasi. Jika engagement rendah, jangan lanjutkan kontrak hanya karena “nama besar”.
Kesimpulan: Kedekatan Mengalahkan Kepopuleran
Selebgram memang bisa menjadi senjata ampuh dalam pemasaran digital UMKM. Tapi yang lebih penting dari sekadar kepopuleran adalah hubungan emosional antara selebgram dan pengikutnya, yang tercermin dari engagement.
UMKM yang bijak akan memilih partner promosi bukan hanya karena wajah cantik dan jumlah followers, tetapi karena kekuatan nyata dalam menciptakan respons. Dalam dunia pemasaran digital, yang dekat dan dipercaya akan selalu menang atas yang sekadar terkenal.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
