Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muammar Khadafi

INTISARI-INTISARI PADA ALBUM MANUSIA KARYA TULUS

Info Terkini | Monday, 07 Mar 2022, 22:52 WIB

Hai Pembaca, semoga hari-hari kamu selalu indah ya. Pada kali ini, Kita akan membahas pesan-pesan penting yang coba disampaikan Tulus pada album terbarunya yang bertajuk “MANUSIA”. Album Manusia dirilis tepat pada hari Kamis, 03 Maret 2022. Manusia terdiri dari 10 lagu di antaranya Tujuh Belas, Kelana, Remedi, Interaksi, Ingkar, Jatuh Suka, Nala, Hati-hati Di Jalan, Diri, dan Satu Kali. Di dalam album Manusia, Tulus benar-benar mencoba menyuguhkan “karakteristik” manusia.

Tujuh Belas

Pada lagu ini, Tulus mencoba mengingatkan Kita bahwa Kita pernah mengalami hal-hal yang sifatnya menakutkan, tapi Kita tetap santay dan tenang dalam menghadapinya. Tulus mencoba menggunakan perspektif Kita di saat berumur 17 tahun. Waktu dimana semua gejolak itu mulai mengada dan setiap kekhawatiran mewujud nyata. Namun di sisi lain Kita tetap bisa melewatinya dengan pasti.

Satu Kali

Di lagu ini, Kita disentak supaya “hidup di masa kini”. Kepedihan yang Kita alami, kesedihan yang membumi di hati, dan trauma yang Kita lalui, itu semua memang harus terjadi untuk mengingatkan Kita bahwa hidup itu hanya sekali dan semua hanya terjadi sekali. Masa muda Kita, remaja Kita, dewasa Kita, dan tua Kita hanya terjadi sekali, jadi hiduplah di masa kini supaya Kita dapat menikmati momen-momen yang hanya terjadi sekali.

Diri

Apakah Kita sudah memaafkan diri sendiri? Kebahagiaan Kita lebih penting dari semua luka yang ada. Natur Manusia memang pasti berbuat kekeliruan. Dan Natur Kita juga untuk selalu bangkit kembali. Untuk bangkit kembali, Kita terlebih dahulu wajib memaafkan dan mengapresiasi diri sendiri.

Hati-hati di Jalan

Tulus memantik kesadaran Pendengar bahwa siklus “datang dan pergi” adalah suatu hal yang normal dalam kehidupan. Siklus datang dan pergi itu terjadi di dalam setiap bagian yang berada di semesta. Hal ini juga terjadi di dalam “cinta”. Orang yang kita kira akan menjadi rumah, tapi bisa saja hanya sekedar tempat singgah. Mencintailah secukupnya dan kalau berakhir maka ucapkan “hati-hati di jalan”.

Nala

Tulus berkisah tentang seorang yang memiliki insecurity tinggi. Nala sedang jatuh cinta tingkat tinggi. Cinta itu yang dikira sebagai “obat”, tapi malah sebaliknya. Namun Nala tetap mencoba berjuang untuk cinta itu. Nala mencoba mencari waktu yang tepat untuk mengusahakan rasanya.

Jatuh Suka

Tulus menyadarkan bahwa “jatuh suka” itu adalah suatu hal yang wajar karena Manusia sudah memiliki hal itu sejak lahir. Tulus menyebutnya sebagai “Magis Perekat”. Biarkan daya itu mengalir hangat pada hati Kita.

Interaksi

Kita tidak bisa menghindar dari “cinta tak terduga”. Cinta itu anugerah dan anugerah itu diberikan kapan pun dan kepada siapa pun. Jikalau memang cinta itu ada untuk Kita semoga didekatkan dan jikalau bukan semoga diredakan. Kita sedang disindir halus supaya Kita mengontrol hati Kita.

Remedi

Kita diingatkan pergi itu solusi untuk mengejar mimpi, perlu, dan mau. Kesedihan itu sifatnya sementara. Mimpi, keperluan, dan kemauan Kita itu lebih penting daripada kesedihan merusak.

Kelana

Sudah kita bertanya apakah tujuan kita, mau kemana, mau apa, atau hanya sekedar berjalan dan berkelana? Kita perlu berkontemplasi tentang apa yang sebenarnya Kita cari sejauh ini. Tujuan yang tidak jelas hanya hanya membuat Kita berkelana ke tempat kehampaan.

Ingkar

Gagal move on? Apakah kita semua pernah mengalaminya? Ketika sudah sama yang baru, tapi masih teringat mantan, apakah disebut berkhianat kepada mantan atau sekarang yang menjadi kekasih? Tulus sangat apik bercerita dengan nada tentang kisah Kita yang gagal move on walaupun sudah memiliki “orang yang baru”.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image