Sistem Sekular Pemicu Perundungan Anak
Parenting | 2025-07-02 11:09:11
Kasus Perundungan menimpa siswa SMP di wilayah Kabupaten Bandung. Gara-gara menolak minum tuak siswa tersebut dipukul, ditendang dan dimasukkan sumur. Dua pelaku perundungan masih sebaya dan satunya sudah dewasa. Kasus ini tentu menambah daftar panjang korban perundungan. Artinya kasus perundungan terus berulang.
Perilaku tidak bermoral pelaku perundungan, sempitnya akal hingga tak berpikir panjang akan dampak perundungan adalah buah dari rusaknya sistem. Standar perbuatan dalam kehidupan sangat jauh dari konsep kebaikan. Kebebasan, menuruti hawa nafsu, semata mengejar kesenangan adalah buah dari penerapan sistem sekular, sistem yang memisahkan aturan agama dari kehidupan, sistem yang menganggap agama sebagai pemekang dalam kehidupan, sehingga agama dianggap tak layak ikut campur dalam aturan interaksi manusia.
Ditambah lagi dengan sanksi yang tidak menjerakan, semakin membuat calon pelaku tidak takut berbuat. Pelaku yang dikategorikan sebagai anak menurut UU yang berlaku sering kali dihukum tanpa menghasilkan efek jera. Atau bahkan sanksi sebatas administrasi saja.
Mudahnya seseorang melakukan perundungan jelas dipengaruhi oleh pemahamannya. Tanpa merasa berdosa ringan berbuat dzalim, lagi-lagi karena visi kehidupan dunia yang salah dan visi akhirat yang tidak terpikirkan. Ditambah lagi dengan lingkungan yang penuh persaingan dan minumnya teladan sikap kasih sayang sangat berpengaruh pada kepribadian seseorang.
Permasalahan perundungan ini bukan sekadar masalah sepele yang tiba-tiba terjadi, namun ini semua sudah terpola dan otomatis terbentuk secara sistematis dalam sistem sekular kapitalis. Oleh karena itu, jika kita menginginkan ke depan kasus perundungan tidak mudah terjadi, harus diiringi dengan perubahan sistemik. Yaitu perubahan dari sistem kapitalis menjadi sistem Islam.
Islam mempunyai konsep terbaik dalam pendidikan anak, mempunyai solusi agar umat manusia benar-benar hidup dalam kehidupan yang layak dan aman. Sehingga yang terwujud adalah generasi yang berkepribadian islam, kuat, tangguh dan tidak terbersit melakukan perundungan. Kesadaran sebagai makhluk Allah akan melahirkan ketundukan kepada aturan Allah, menjalani kehidupan dengan perbuatan terbaik, mempunyai visi untuk menyelamatkan diri di akhirat nanti. Maka tidak hanya kasus perundungan yang bisa dicegah namun perbuatan lain yang merugikan pasti akan ditindak tegas dan serius untuk dicegah.
Oleh karena itu harus ada upaya masif, terus-menerus menyampaikan dan mendakwahkan pentingnya menjalani kehidupan ini dengan sistem Islam, sistem yang merahmati seluruh alam
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
