Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rina Andyta Deviningrum, SE

Muharram: Kerinduan akan Persatuan Umat

Agama | 2025-06-29 18:29:52

Kaum muslim baru saja memasuki tahun baru 1447H. Sebagai seorang muslim tentu saja tidak merayakan tahun baru Hijriah dengan perayaan yang sia-sia. Namun seharusnya kaum muslim menyambut tahun baru ini dengan melakukan instrospeksi diri atau muhasabah atas apa yang sudah dilakukan selama satu tahun belakang ini.

Sebagai seorang muslim, instrospeksi diri atau muhasabah adalah hal yang wajib dilakukan. Karena hal ini akan menjadikan seorang insan mengecek apakah selama ini kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan apa yang Allah perintahkan dan mendekatkan Ridho-Nya Allah, atau justru sebaliknya?

Bahkan Allah pun memerintahkan kaum muslim untuk senantiasa melakukan muhasabah sebagaimana yang tercantum dalam QS.Al-Hasyr ayat 18 yang artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Tentu saja muhasabah ini tidak hanya dilakukan untuk melihat keadaan diri sendiri, tapi juga melihat bagaimana keadaan umat hari ini.

Manusia tidak hanya berhubungan dengan Allah dan dirinya saja, namun juga berhubungan dengan manusia yang lain (habluminannas). Oleh karena itu sudah seharusnya sebagai kaum muslim juga saling memperhatikan bagaimana kondisi saudara muslimnya yang lain.

Bagaimana kondisi umat hari ini?
Bisa kita lihat bagaimana kondisi umat hari ini dengan mengindera keadaan disekitar kita maupun kita melihat dari berita. Dari yang terdekat adalah keluarga, tetangga, serumpun negara, hingga umat di seluruh dunia. Kaum muslim hari ini tidak sedang baik-baik saja. Kaum muslim saat ini tercerai-berai, terzolimi, terkhianati, dan sedihnya masih berjalan sendiri-sendiri karena terjerat individualisme.

Dari urusan habluminallah (hubungan manusia dengan Allah) saja masih banyak kaum muslim yang meninggalkan sholat dengan menyengaja, belum lagi urusan habluminafsih (hubungan manusia dengan diri sendiri) masih banyak kaum muslim yang tidak menutup auratnya, bahkan dalam hal memenuhi kebutuhan jasmaninya saja masih mencampakkan sisi halal dan haram.

Apa kabar dengan habluminannas(hubungan manusia dengan sesama manusia)?
Saat ini masih banyak kaum muslim yang terjerat hutang dan berujung riba, bahkan kasus korupsi pejabat bukannya menurut namun semakin meningkat.

Kaum muslim hari ini pun masih menderita, genosida masih terus dihadapi kaum muslim di Palestina, tapi kaum muslim di penjuru dunia yang lain masih ada yang bungkam karena merasa itu bukan bagian dari urusannya.

Penguasa hari ini pun tidaklah menjadikan umat bersatu, namun justru mereka yang berperan memecah umat saat ini.


Bulan Muharram ini seharusnya menjadikan kaum muslim semakin sadar dan merindukan persatuan. Momen hijrah Rasulullah Saw mengingatkan kita bahwa kaum muslim pernah bersatu dalam satu naungan kepemimpinan Islam. Kaum muslim hijrah dari sistem jahiliyah menuju sistem Islam.
Rasulullah Saw sudah menyadarkan kepada umat bahwa akar dari kerusakan manusia adalah ketika manusia jauh dari aturan Allah SWT. Termasuk ketika manusia yang membuat aturan untuk mengatur sesama manusia.
Maka di bulan Muharram ini, seharusnya menjadikan kaum muslim semakin merindukan persatuan umat. Menyadari keburukan sistem yang dibuat manusia dan kembali pada sistem yang berasal dari Allah Ta'ala.
Tentu saja kerinduan ini harus dibersamai dengan aksi nyata. Secara konsisten mempelajari Islam secara kaffah dan mengamalkannya dengan perjuangan dakwah. Semoga Allah segera izinkan kaum muslim bersatu dalam satu naungan, satu junnah yang menerapkan hukum Allah.
Wallahu a'lam bishshawab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image