Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image AFEN SENA

Membangun Generasi Sadar Logistik dan Mobilitas Udara

Eduaksi | 2025-06-25 16:00:23
Kegiatan Pendidikan di Politeknik Penerbangan Indonesia Curug (Sumber: Foto Pribadi)

Kompetensi Profesional: Kebutuhan Mendesak

Dunia sedang mengalami transisi besar dalam sektor transportasi dan logistik. Otomatisasi, digitalisasi, dan ketidakpastian geopolitik membuat industri ini sangat dinamis. Di tengah situasi ini, SDM yang hanya bermodal ijazah tanpa kompetensi adaptif akan tertinggal.

Laporan ICAO (2024) menyebutkan bahwa kawasan Asia Pasifik akan mengalami kekurangan tenaga profesional penerbangan hingga 30% pada 2040. Jika Indonesia tidak menyiapkan generasi muda untuk mengisi kekosongan ini, kita hanya akan menjadi pasar, bukan pemain.

Lebih luas dari itu, SDM penerbangan Indonesia juga harus mampu beradaptasi dengan dinamika global supply chain, di mana kecepatan, presisi, dan integrasi menjadi tuntutan utama.

Kerangka Teori dan Pendidikan Berbasis Fungsi

Dalam teori human capital (Becker, 1993), pembangunan manusia dianggap sebagai investasi jangka panjang yang menentukan daya saing bangsa. Dalam konteks logistik dan mobilitas udara, investasi itu tidak hanya dalam bentuk pelatihan teknis, tetapi juga pembentukan karakter, kesadaran peran, dan kebanggaan profesi.

Perguruan Tinggi Kedinasan Kementerian Perhubungan – PTKL Kemenhub menjadi contoh institusi yang telah menjalankan mandat ini. Lulusan dari lembaga ini tidak hanya dibekali keahlian teknis, tetapi juga pembiasaan nilai tanggung jawab dan pelayanan publik. Namun tantangan berikutnya adalah memperluas cakupan dan dampaknya agar mampu menjangkau kebutuhan industri secara lebih luas.

Keterpaduan: Logistik, Supply Chain, dan Transportasi Udara

Seringkali logistik dan transportasi udara dipandang sebagai dua sektor terpisah. Padahal, keduanya adalah satu sistem terpadu yang saling mendukung. Logistik memastikan barang dan layanan bergerak efisien, sedangkan transportasi udara menyediakannya secara cepat dan jangkauan luas.

Kini, dengan berkembangnya konsep global supply chain, SDM penerbangan juga dituntut memahami seluruh alur dari produksi hingga konsumsi. Ini mencakup manajemen pergudangan, digitalisasi rantai pasok, hingga tata kelola data dan sistem informasi logistik.

Tanpa pemahaman holistik ini, lulusan hanya akan menjadi operator, bukan inovator atau pemimpin.

Gugatan Ilmiah: SDM Sekadar Operator?

Kita perlu mempertanyakan apakah sistem pendidikan dan pelatihan saat ini telah berhasil mencetak SDM penerbangan yang profesional, visioner, dan sadar akan posisi strategisnya. Atau justru kita masih terjebak dalam logika produksi tenaga kerja tanpa identitas dan misi?

Dalam konteks inilah penting untuk menyusun ulang peta jalan pendidikan vokasi di bidang penerbangan dan logistik, termasuk menyisipkan mata kuliah yang membangun kesadaran geopolitik, etika layanan publik, dan digitalisasi rantai pasok.

Strategi: Membangun Generasi Sadar Tugas

Untuk mencetak SDM profesional dan sadar peran, beberapa pendekatan dapat dilakukan:

1. Reorientasi kurikulum vokasi, agar tidak hanya berisi keterampilan teknis tapi juga narasi besar profesi dan nasionalisme.

2. Keterlibatan industri dalam penyusunan program pelatihan dan magang, agar sesuai kebutuhan nyata lapangan.

3. Promosi publik terhadap profesi penerbangan dan logistik sebagai karier bergengsi dan berdampak tinggi.

4. Penguatan peran PTKL sebagai episentrum pembangunan SDM nasional, termasuk inovasi metodologi dan pemanfaatan teknologi pembelajaran.

5. Penyusunan kebijakan insentif dan jalur karier profesional yang progresif, agar generasi muda melihat masa depan di sektor ini.

Penutup: SDM sebagai Aset, Bukan Sekadar Angka

Indonesia tidak bisa bertumpu pada pesawat dan sistem logistik modern jika manusianya tidak disiapkan secara serius. Kita perlu membentuk generasi yang sadar bahwa tugas mereka bukan hanya mengoperasikan mesin, tetapi menjaga kelancaran logistik, mobilitas nasional, dan bahkan kedaulatan ekonomi negara.

PTKL dan lembaga pendidikan lainnya harus tampil sebagai garda depan perubahan ini. Bukan sekadar mencetak lulusan, tetapi menciptakan profesional yang bangga, kompeten, dan mampu menjawab tantangan global.

Di tengah turbulensi geopolitik dan transformasi digital, SDM-lah yang akan menentukan apakah Indonesia sekadar penonton, atau pemain utama dalam industri logistik, transportasi udara, dan global supply chain masa depan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image