Ambisi AI Tanpa Talenta, Risiko Nyata Bagi Indonesia
Teknologi | 2025-06-23 10:52:44
Nama: Ulfa Mauliza
Indonesia tengah gencar mengusung transformasi digital berbasis Artificial Intelligence (AI). Dari sektor perpajakan hingga layanan publik, AI dijadikan simbol kemajuan. Namun di balik ambisi itu, ada risiko besar yang kerap dilupakan: krisis talenta AI.
Kita kekurangan SDM lokal yang mampu mengembangkan dan mengelola teknologi ini. Tanpa keahlian yang memadai, proyek-proyek AI rawan gagal, mangkrak, atau tergantung pihak asing. Ini bukan sekadar masalah teknis, melainkan risiko strategis nasional.
Dalam manajemen risiko, krisis talenta adalah ancaman yang harus diidentifikasi, dimitigasi, dan diawasi. Solusinya jelas:
- Kolaborasi antara kampus, pemerintah, dan industri.
- Pelatihan masif dan sertifikasi AI untuk generasi muda.
- Roadmap talenta digital yang konkret dan terukur.
Jangan sampai Indonesia hanya jadi pengguna AI, bukan pencipta. Teknologi bisa dibeli, tapi talenta harus dibentuk.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
