Inovasi Bioflok dan IoT: Transformasi Ekonomi Biru di Desa Una Mendaa
Teknologi | 2025-12-23 15:12:46Masyarakat Desa Una Mendaa, Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, mulai meninggalkan cara-cara konvensional dalam budidaya ikan air tawar. Sentuhan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) dan integrasi budidaya cacing sutra kini menjadi tumpuan baru untuk mendongkrak produktivitas sekaligus menekan biaya pakan yang kian mencekik pembudidaya ikan air tawar.
Program bertajuk "Mahasiswa Berdampak" yang diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Kendari ini menyasar dua kelompok utama: Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Lestari dan Karang Taruna Tunas Muda. Kehadiran tim dosen dan mahasiswa ini berupaya menjawab masalah klasik pembudidaya ikan air tawar, yakni rendahnya efisiensi pakan dan sulitnya menjaga kualitas air kolam secara konsisten.
Efisiensi Berbasis Data
Ketua Tim Pengabdian, Dr. Sitti Rahma Ma’mun, menjelaskan bahwa sistem Bioflok-IoT yang diterapkan memungkinkan pembudidaya ikan air tawar memantau parameter kualitas air seperti pH, suhu, dan oksigen terlarut (DO) secara waktu nyata (real-time) melalui ponsel pintar.
"Selama ini, tingkat kematian ikan cukup tinggi karena kualitas air tidak terukur. Dengan sensor digital, risiko kematian dapat ditekan hingga di bawah 15 persen," ujar Sitti Rahma dalam laporan akhir kegiatan, Desember 2025.
Tak hanya soal air, inovasi pakan alami melalui budidaya cacing sutra dengan sistem rak bertingkat menjadi solusi atas ketergantungan pakan pabrikan yang sebelumnya mencapai 100 persen bagi pembudidaya ikan air tawar. Teknologi yang telah terdaftar sebagai Kekayaan Intelektual (KI) ini memanfaatkan limbah air kolam bioflok sebagai media hidup cacing, menciptakan ekosistem sirkular yang ramah lingkungan.
Hasilnya signifikan. Produktivitas ikan dilaporkan meningkat 35 persen, sementara biaya operasional berkurang hingga 25 persen per siklus panen. Pendapatan bersih pembudidaya ikan pun terkerek naik sekitar 40 persen dibandingkan saat masih menggunakan sistem tradisional.
Literasi Digital Pemuda
Pemberdayaan tidak berhenti di sisi produksi. Kelompok Karang Taruna Tunas Muda dilatih untuk mengelola rantai pemasaran digital. Mereka kini bertindak sebagai unit wirausaha digital yang mempromosikan produk unggulan desa melalui platform media sosial seperti TikTok, Instagram, dan WhatsApp Business.
Transformasi ini juga mencakup manajemen keuangan. Pembudidaya ikan air tawar mulai meninggalkan pencatatan manual dan beralih ke aplikasi pembukuan digital berbasis awan (Google Sheet). Hal ini meningkatkan transparansi pengelolaan usaha kelompok yang sebelumnya hanya mengandalkan intuisi.
Kepala Desa Una Mendaa, Sabtiar Gadjang, menyambut baik perubahan ini. Menurutnya, sinergi antara teknologi dan semangat gotong royong pemuda desa adalah kunci untuk keluar dari jerat kemiskinan.
"Desa kami kini memiliki model desa produktif berbasis ekonomi biru dan digital. Harapannya, kemandirian ini terus berlanjut bahkan setelah program pendampingan berakhir," tuturnya.
Program ini menjadi bukti nyata bagaimana riset terapan dari perguruan tinggi mampu menyentuh langsung persoalan di akar rumput, sekaligus mendukung target pembangunan berkelanjutan (SDGs) dalam pengentasan kemiskinan dan inovasi industri di wilayah perdesaan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
