Waspada Tapi Tak Perlu Panik: COVID-19 Naik Lagi, Ini Kata Menkes
Info Terkini | 2025-06-18 19:06:22Tren Kasus Global & Domestik
Berbagai negara Asia seperti Singapura, Thailand, Hong Kong, dan Malaysia mencatat peningkatan kasus sejak akhir Mei hingga awal Juni, dengan dominasi varian baru seperti XEC, JN.1, LF.7, NB.1.8. Di Indonesia, data Kemenkes per minggu epidemiologi ke‑20 (akhir Mei) menunjukkan jumlah kasus menurun signifikan dari 28 menjadi hanya 3 kasus/pekan, dengan positivity rate 0,59 %. Namun, data terbaru dari mediamassa.co.id untuk periode 25–31 Mei menunjukkan ada 7 kasus baru, dengan positivity rate meningkat menjadi 2,05 %. Lonjakan tertinggi tercatat minggu ke‑19 mencapai 3,62 %, khususnya di wilayah Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Timur.
Varian yang Ditemukan
Di Indonesia, varian yang paling banyak ditemukan adalah MB.1.1, turunan dari Omicron, dengan tren yang terus menurun pekan ke pekan. Varian lain seperti KP.2 dan KP.3 belum ditemukan di Indonesia; hanya beredar di kawasan ASEAN seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Respon Kemenkes
Pada 23 Mei 2025, Kemenkes RI mengeluarkan surat edaran yang ditandatangani Plt Dirjen Penanggulangan Penyakit Murti Utami, yang ditujukan kepada seluruh dinas kesehatan, rumah sakit, laboratorium, serta fasilitas pelayan kesehatan, edaran ini berisi arahan:
1. Tingkatkan pemantauan kasus (ILI/SARI/Pneumonia/COVID‑19) melalui sistem SKDR.
2. Laporkan lonjakan potensial dalam 24 jam.
3. Perketat protokol di fasilitas kesehatan.
4. Gunakan aplikasi pelaporan terpadu seperti All Record Tc‑19.
5. Lindungi tenaga kesehatan.
6. Perluas edukasi kesehatan untuk masyarakat
Istana melalui Jubir Hasan Nasbi menegaskan edaran bukan untuk menimbulkan panik, melainkan sebagai tindakan pencegahan berdasarkan pengalaman pandemi. Beliau menekankan pentingnya perilaku sehat: mencuci tangan, memakai masker saat flu, dan segera periksa ke dokter jika gejala muncul.
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut varian sekarang tergolong ringan dan tidak mematikan, oleh karena itu meski ada peningkatan, masyarakat diminta tetap tenang dan tidak panik . “Kenaikan ini disebabkan varian yang relatif tidak mematikan. Jadi masyarakat tidak perlu terlalu khawatir atau panik,” ujar beliau.
Saran dari Para Pakar
Pakar epidemiologi sepakat, varian baru memang muncul karena mutasi, tetapi hingga kini penularannya masih terkendali dan gejala umumnya ringan. Sebagai langkah preventif:
- Tingkatkan vaksinasi lanjutan (booster), khususnya untuk lansia dan komorbid.
- Patuhi protokol kesehatan dengan memakai masker saat batuk/pilek, mencuci tangan, dan hindari kerumunan.
- Perkuat pengawasan di pintu masuk internasional.
- Pantau informasi dari WHO dan Kemenkes, hindari hoax
Referensi
https://www.mediamassa.co.id/2025/06/kemenkes-deteksi-7-kasus-baru-covid-19.html?
https://finews.co.id/nasional/2025/kemenkes-waspada-covid-19-varian-mb-1-1/?
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
