Mahasiswa D3 Keperawatan Ajak Warga Kenali Jenis Obat Lewat Program Edukasi Langsung ke Lingkungan
Medika | 2025-06-11 15:05:02Mahasiswa D3 Keperawatan Ajak Warga Kenali Jenis Obat Lewat Program Edukasi Langsung ke Lingkungan
Gresik — Tidak semua orang tahu perbedaan antara obat bebas dan obat keras. Hal inilah yang mendorong sekelompok mahasiswa D3 Keperawatan dari Universitas Airlangga untuk turun langsung ke masyarakat dalam kegiatan edukasi penggolongan dan penyediaan obat yang aman.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Project-Based Learning (PjBL) yang dirancang untuk menghubungkan teori perkuliahan dengan persoalan nyata di masyarakat. Dengan menggandeng warga RT 02/RW 07 yang berada di sekitar kampus, mahasiswa mengadakan serangkaian kegiatan edukatif seputar jenis-jenis obat, cara menyimpan yang benar, hingga bahaya penggunaan obat keras tanpa resep dokter.
> “Banyak warga yang belum bisa membedakan mana obat yang aman dibeli di warung, dan mana yang harus melalui resep dokter. Ini bisa jadi risiko besar jika tidak diedukasi,” ujar Dea, salah satu koordinator kegiatan.
Belajar dari Masyarakat, untuk Masyarakat
Kegiatan ini dimulai dengan survei kecil yang menunjukkan bahwa lebih dari separuh warga belum memahami simbol lingkaran hijau, biru, dan merah pada kemasan obat. Berdasarkan temuan tersebut, mahasiswa kemudian menyusun modul edukasi sederhana, membuat Emagazine dan Papan Obat, serta membagikan leaflet informatif yang mudah dipahami berbagai kalangan usia.
Tak hanya itu, mahasiswa juga membuat “Pojok Informasi Obat” seperti Papan Keterangan Obat yang berisi contoh kemasan obat dan informasi lengkap soal klasifikasinya.
“Sekarang saya jadi paham, ternyata obat dengan simbol merah itu tidak boleh sembarangan diminum,” kata Bu Ketua PKK, salah satu warga yang mengikuti sesi edukasi.
Dampak Positif dan Keberlanjutan
Dari hasil evaluasi yang dilakukan dua minggu setelah kegiatan, terjadi peningkatan pemahaman warga secara signifikan. Jika sebelumnya hanya 18% warga yang bisa mengidentifikasi jenis obat dengan benar, setelah kegiatan ini angkanya melonjak menjadi lebih dari 90%.
Bagi para mahasiswa, kegiatan ini menjadi pengalaman berharga. Selain melatih kemampuan komunikasi dan kerja tim, mereka juga belajar langsung bagaimana menyusun program kesehatan yang aplikatif dan sesuai kebutuhan masyarakat.
> “Ini pengalaman yang sangat membuka mata. Kami belajar bahwa edukasi kesehatan itu tidak cukup dari kampus saja—harus dibawa ke masyarakat,” tambah Firman.
Menjadi Model Edukasi Kolaboratif
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pembelajaran berbasis proyek bukan hanya soal nilai akademis, tapi juga tentang memberi dampak nyata. Program penggolongan dan penyediaan obat ini diharapkan bisa menjadi model edukasi kolaboratif yang bisa diterapkan di wilayah lain, terutama di daerah dengan akses informasi kesehatan yang masih terbatas.
Kenali obat lebih dalam dengan menonton video edukasi dari kelompok kita!!!
Dengan pendekatan yang sederhana namun efektif, para mahasiswa ini membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari aksi kecil—asal konsisten, relevan, dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
