Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adeummunasywah Adeummunasywah

Buatmu yang Mencintai

Agama | 2022-03-03 05:35:51

Buatmu Yang Mencintai

Oleh Atik Setyawati, S.Pd., Gr. (Praktisi Pendidikan, Pemerhati Remaja)

Siapakah dia yang bahagia bila bertemu dengan kekasih tercinta? Ya, mencintai adalah sebuah rasa untuk selalu ingin dekat dengan yang dicintai. Selalu mengharapkan keridaan dari yang dicintai. Inginkan ia tersenyum selalu bila bersama kita. Tak sampai hati ia menderita, selalu berusaha menjadikannya bahagia. Apa pun dikorbankan untuk yang dicinta dan atas nama cinta. Wah, wah, wah. Sebegitunyakah, cinta? Rela berpayah-payah bahkan menderita untuk kebahagiaan yang tercinta. Siapa itu? Sang Pencinta, tentunya.

Yap, betul sekali. Siapa pun obyek yang dicinta, si Subyek pastinya akan melakukan apa pun untuk yang tercinta. Apalagi cinta pada Rabb semesta yang dengan segala kasih sayang-Nya kita terpelihara di dunia fana ini. Cinta seorang hamba pada Sang Khalik-nya, butuh bukti nyata, tentunya. Cinta sesama saja harus ada pembuktian apalagi cinta pada Sang Mahacinta. Bukan hanya sekadar lisan berucap mencintai tapi harus ada aksi nyata sebagai pembuktian cinta.

Cinta bersanding erat dengan perjuangan dan pengorbanan. Ada tujuan hendak dicapai saat terlafaz mencintai. Ada janji suci terpatri dalam sanubari ketika rasa cinta hadir menyelimuti. Berkelindan dalam jiwa, jantung berdetak manakala disebut nama yang dicinta. Salah tingkah kala berjumpa.

Nah, klo cinta sama Allah itu bagaimana? Sudahkah hati bergetar ketika nama Allah disebutkan? Sudahkah diri bersegera mengambil air wudu ketika azan terdengar? Katanya cinta? Dengar azan masih asyik saja dengan segala aktivitas. Ah, cintamu semu! Kalau memang cinta ya bersegera. Bertemu kekasih hati ketika salat. Luar biasa, hadirkan suasana kita sedang menghadap-Nya. Tak bisa? Yakinlah, Dia melihat setiap gerakan dan bacaan salat kita. Tak sebatas di sini, ya! Marah bila syariah disia-siakan, tidak terlaksana. Berusaha mengajak sesama dalam melaksanakan kebaikan dan mencegah segala kemunkaran yang ada di depan mata. Semua dilakukan sekuat tenaga. Melaksanakan syariah dalam setiap suasana dan peristiwa.

Dalam menjalani aktivitas kehidupan pun demikian. Jangan sampai terjebak paham sekularisme, lho! Itu, rajin ibadah mahdah tapi saat muamalah ogah diatur sama syariah. Masalah besar ini! Cinta itu paripurna. Jangan setengah-setengah, tidak asyik. Taat saat beribadah dalam salat, puasa, zakat, dan sederet lagi ibadah mahdah lainnya, harus dibarengi dengan taat ketika jual beli, menutup aurat, bernegara dan berpolitik sesuai syariah. Itu baru bukti cinta sejatimu, bukan cinta palsu.

Seseorang akan bersama yang dicintainya. Jika cinta pada Allah tentu kelak berjumpa dengan-Nya di jannah-Nya. Nah, masalahnya adalah amalan apa, nih, yang dapat membawa kita berjumpa Allah di jannah? Saratnya cuma dua, sih, ikhlas dan mengikuti cara yang dicontohkan Rasul SAW. Mudah? Pelan-pelan nanti terbiasa juga untuk ikhlas beramal saleh sesuai tuntunan dari Rasul SAW.

Selanjutnya adalah berjihad dan berinfak di jalan-Nya. Selagi masih memiliki kesempatan, lakukan amal dengan sungguh-sungguh. Lakukan yang terbaik dalam setiap aktivitas beramal saleh. Tapi harus senantiasa diingat bahwa Allah adalah Zat Yang Mahakaya, tak butuh dengan seberapa pun jihad dan infak kita. Kitalah yang membutuhkan sarana beramal saleh untuk mendekatkan diri pada-Nya. Jadi, jangan salah mikir, ya! Semua amal yang kita lakukan kelak akan dibalas oleh Allah SWT. Jadi, saatnya memperbaiki amal untuk kepentingan hidup kita di akhirat nanti. Katanya ingin bertemu Allah. Tentu dengan mempersembahkan amal terbaik dong, ya! Kelak hari perjumpaan dengan kekasih hati Allah SWT pasti tiba. Allah akan ampuni segala dosa bagi hamba yang ikhlas berjihad dan berinfak di jalan-Nya. Sungguh, Allah SWT adalah sebaik-baiknya pemberi balasan

Allah SWT berfirman yang artinya:

"Barangsiapa yang mengharapkan pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu yang dijanjikan Allah itu, pasti datang. Dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta. Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan." (TQS. Al Ankabut: 5-7)

Demikianlah, cinta pada Allah kelak akan berjumpa dengan-Nya di negeri akhirat yang penuh kemenangan dan ampunan di jannah. Insyaallah. Wallahu a'lam bishshowwab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image