Guru MAN 1 Sleman: Berdamailah dengan Wahyu
Agama | 2022-02-25 21:06:59Konsep sejati seorang muslim dalam merespon dan menerima informasi syari'at dalam hal ini wahyu, cuma ada pilihan satu yaitu menerima dengan legowo. Segala keputusan wahyu dengan loss tanpa penolakan dan protes. Menerima wahyu dengan ketulusan tanpa menggugat karena wahyu cocok dan layak di zaman modern. Muslim hendaknya menerima dengan totalitas dalam jiwa. Hal tersebut disampaikan oleh Ikhwanuri S.Ag, guru MAN 1 Sleman di depan para guru pegawai SMA N 1 Godean dalam acara pengajian di Masjid Baitussalam, Jumat ( 25/2/2022)
Ikhwanuri melanjutkan ceramahnya dengan mengutip terjemah surat An Nisa: 65, yang artinya Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya. “Langkah dan pemikiran seorang muslim selalu berorientasi keuntungan akhirat. sehingga dia harus bisa mendudukkan dirinya dalam berdamai dengan Allah,” paparnya.
Kemudian ia menyampaikan langkah dalam rangka menaati wahyu Allah. Menurutnya, menaati wahyu dapat dilakukan dengan totalitas dan tidak menentang.”Ketika mendengar seruan, kajian wahyu yang bernuansa "hitam-putih" atau halal haram maka harus direspon dan ditaati secara total dan tidak menentang. Karena penolakan dan penentangannya sendiri merupakan masalah baginya dan sang Khalik untuk perjalanan hidupnya hingga menuju akhirat, Posisi bijak seorang hamba ketika "belum mampu" melaksanakan wahyu atau belum mampu meninggalkan larangan wahyu adalah memohon kepada Allah agar diberi kemampuan seperti orang yang sudah mampu dan taat. Dan juga beristighfar untuk memotivasi diri bukan sebaliknya menentang wahyu, menggugat atau memodifikasi sesuai nafsunya,” terang guru Sejarah Kebudayaan Islam tersebut.
“Jika seorang hamba mentok dalam ikhtiar dirinya dalam rangka menjinakkan jiwanya agar selaras wahyu dan syariat namun belum juga berhasil, maka Allah sudah menilainya sebagai bentuk proses usaha menuju penerimaan totalitas. sehingga Allah memaafkan atas keterbatasannya sebagai manusia yang penuh kekurangan. Dan di sisi lain penuh godaan di dunia fana ini. seperti dalam maklumat wahyu di akhir surat Al Baqoroh:286 yang artinya Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya,” pungkasnya
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.