Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Transformasi Digital Sarisa Merapi: Ketika Tradisi Bertemu Teknologi

Teknologi | 2025-05-27 22:51:23
Foto bersama produk Sarisa Merapi di depan Toko Sarisa Merapi (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Pada lereng Merapi yang subur, tumbuh sebuah usaha lokal yang pelan namun pasti mencuri perhatian, yaitu Sarisa Merapi. UMKM ini dikenal dengan produk-produk olahan hasil bumi khas daerah, seperti sirup salak, wedang uwuh instan, hingga keripik sayur. Didirikan dengan semangat menjaga kekayaan lokal, Sarisa Merapi adalah contoh nyata bagaimana usaha kecil bisa berakar kuat pada tradisi sambil perlahan menapaki jalur digital.

Sebelum pandemi, pemasaran mereka sangat bergantung pada toko oleh-oleh dan bazar. Tapi saat kunjungan wisata sepi dan pameran berhenti, jalan satu-satunya adalah beradaptasi. Mau tak mau, Sarisa Merapi mulai belajar menjual secara online. Tidak mudah, apalagi bagi usaha yang sebelumnya sangat mengandalkan kontak langsung dengan pembeli. Tapi mereka berani mencoba.

Transformasi digital Sarisa Merapi dimulai dengan hal sederhana, diantaranya membuat akun media sosial, menjajal marketplace, dan memotret produk dengan lebih menarik. Perlahan tapi pasti, penjualan mulai berdatangan dari luar kota, bahkan luar pulau. Produk lokal dari kaki Gunung Merapi kini bisa dinikmati pelanggan dari Surabaya, Jakarta, hingga Balikpapan. Internet menjembatani jarak, teknologi memperluas jangkauan. Namun, transformasi ini tidak hanya soal pemasaran. Proses produksi dan pencatatan keuanganpun mulai disentuh teknologi. Tetapi tradisi tetap dijaga, rasa dan kualitas produk tidak berubah walau cara mengelolanya menjadi lebih modern dan efisien.

Dukungan dari komunitas, pelatihan digital, hingga kolaborasi dengan kampus dan pemerintah daerah turut mendorong percepatan ini. Transformasi digital ini membuka lapangan kerja baru, membangun ekosistem ekonomi yang lebih hidup dan kolaboratif. Kini, Sarisa Merapi bukan lagi sekadar usaha rumahan. Ia telah menjadi simbol bahwa UMKM lokal bisa bersaing di era digital tanpa harus meninggalkan akar tradisinya. Cerita mereka menyatukan dua dunia yang tampaknya bertolak belakang: nilai-nilai lokal dan kemajuan teknologi, dari pertemuan tersebut lahirlah kekuatan baru.

Walaupun masih banyak tantangan yang harus dihadapi—dari menjaga konsistensi kualitas hingga bersaing di pasar digital yang kian ramai. Tapi semangat untuk terus belajar dan beradaptasi menjadi bekal berharga bagi Sarisa Merapi. Kisah Sarisa Merapi adalah bukti nyata bahwa tradisi dan teknologi tidak harus bertabrakan. Keduanya bisa berjalan beriringan, saling menguatkan. Dari dapur kecil di kaki gunung, mereka membuktikan bahwa perubahan bukan sesuatu yang harus ditakuti, tapi sesuatu yang bisa dirangkul, asalkan kita siap belajar dan melangkah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image