Fresh Graduate: Lakukan Langkah Ini agar Tidak Jadi Pengangguran
Kolom | 2025-05-13 12:48:00
Perubahan teknologi yang cepat telah mempengaruhi hampir semua hal dalam hidup, termasuk pekerjaan. Dunia kerja yang semakin bergantung pada digitalisasi memaksa para pencari kerja, terutama lulusan universitas, untuk menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Saat kita melihat proses pencarian pekerjaan sekarang dan di masa lalu, terdapat perbedaan yang jelas. Dulu, informasi tentang lowongan kerja biasanya didapat dari surat kabar atau papan informasi kampus, tetapi sekarang, informasi tersebut tersebar dengan sangat cepat melalui internet dan media sosial.
Dalam hal ini, mahasiswa yang cepat mendapatkan informasi akan memiliki keuntungan. Seperti yang diungkapkan oleh Thomas H. Davenport dan Laurence Prusak dalam buku mereka Working Knowledge, memperoleh informasi yang relevan, cepat, dan mudah diakses dapat memberikan keunggulan bersaing. Oleh karena itu, mereka yang paling memiliki pengetahuan akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk menemukan pekerjaan.
Namun, hanya memiliki akses informasi tidak cukup. Ada sejumlah sikap dan keterampilan yang perlu dikembangkan selama kuliah agar mahasiswa dapat bersaing dengan baik di dunia kerja. Berikut beberapa tips penting yang harus diperhatikan oleh mahasiswa untuk mempersiapkan diri sejak awal:
1. Mengutamakan Nilai Kejujuran
Kejujuran merupakan dasar utama untuk membangun karakter yang kuat. Dalam lingkungan kerja, kejujuran adalah kualitas penting yang dicari oleh perusahaan. Stephen R. Covey dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People menyatakan bahwa kejujuran adalah kunci kepercayaan, dan kepercayaan adalah aspek penting dalam membangun hubungan yang profesional.
Seseorang mungkin memiliki keterampilan tinggi, tetapi jika integritasnya diragukan, dia akan sulit mendapatkan kepercayaan dari rekan kerja atau atasan. Oleh karena itu, mahasiswa harus menanamkan nilai kejujuran sejak dini, baik dalam tugas akademik maupun interaksi sehari-hari.
2. Menjalankan Disiplin Diri
Kejujuran tidak akan berarti banyak tanpa disiplin. Seseorang yang jujur tetapi tidak disiplin akan kesulitan untuk memenuhi komitmen dan menyelesaikan tanggung jawab tepat waktu. Disiplin menunjukkan kemampuan seseorang dalam mengatur waktu, bertanggung jawab atas pekerjaannya, dan menghormati peraturan yang ada.
Brian Tracy, seorang ahli pengembangan diri, mengatakan bahwa "Disiplin diri adalah kualitas utama yang menjamin keberhasilan dalam hidup. " Dengan demikian, membangun kebiasaan disiplin selama kuliah, seperti datang tepat waktu, menyelesaikan tugas sesuai jadwal, dan aktif dalam organisasi, akan menjadi latihan awal untuk menghadapi disiplin di dunia kerja.
3. Membangun Hubungan yang Kuat
Jaringan atau relasi merupakan hal penting yang sering dilupakan mahasiswa. Padahal, banyak kesempatan kerja tidak hanya berasal dari iklan, tetapi juga dari informasi yang dibagikan oleh orang-orang di sekitar. Ini sejalan dengan konsep "modal sosial" dari Pierre Bourdieu, yang menyatakan bahwa hubungan sosial dapat menjadi sumber daya berharga yang mempengaruhi akses individu terhadap peluang.
Pertemanan dapat dibangun melalui kegiatan organisasi, komunitas, magang, atau dengan menjalin komunikasi baik dengan dosen dan teman-teman seangkatan. Semakin luas jaringan yang dimiliki, semakin besar pula peluang untuk mendapatkan informasi atau bahkan rekomendasi pekerjaan.
4. Menggunakan Teknologi dengan Bijak
Di zaman digital, kemampuan menggunakan teknologi telah berubah dari sekadar kemampuan tambahan menjadi sebuah keharusan. Mahasiswa diharapkan dapat menjalankan perangkat lunak dasar, memahami media sosial dengan pendekatan yang strategis, dan juga mengetahui platform pencarian kerja digital seperti LinkedIn, Jobstreet, serta marketplace freelance.
Berdasarkan laporan dari World Economic Forum (2020), keterampilan digital seperti literasi data, pemahaman dasar AI, dan penggunaan media sosial untuk keperluan profesional merupakan kompetensi yang wajib dimiliki oleh calon tenaga kerja di masa yang akan datang. Oleh karena itu, mahasiswa harus mulai beradaptasi dengan berbagai platform digital ini supaya mereka tidak tertinggal saat memasuki dunia kerja.
5. Meningkatkan Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial seperti komunikasi, kepemimpinan, dan kerja sama juga sangat penting dalam proses pemilihan karyawan. Penelitian oleh McKinsey & Company (2018) menggambarkan bahwa banyak perusahaan saat ini lebih menekankan pada keterampilan interpersonal dibandingkan dengan nilai akademik. Maka dari itu, mahasiswa dianjurkan untuk terlibat aktif dalam organisasi kampus, kegiatan sosial, dan berbagai forum diskusi sebagai cara untuk mengasah keterampilan ini.
Kesimpulan
Persaingan dalam dunia kerja semakin ketat, terutama di era digital yang terus berubah. Mahasiswa yang ingin mencapai kesuksesan setelah lulus perlu mempersiapkan diri sejak awal. Kejujuran, disiplin, dan jaringan relasi menjadi pondasi penting yang perlu ditanamkan. Selain itu, literasi digital dan pengembangan keterampilan sosial harus menjadi fokus utama. Mahasiswa yang mampu mengkombinasikan semua aspek tersebut akan lebih siap menghadapi tantangan serta memanfaatkan berbagai peluang kerja yang ada.
Referensi:
1. Bourdieu, Pierre. (1986). The Forms of Capital. In J. G. Richardson (Ed.), Handbook of Theory and Research for the Sociology of Education.
2. Covey, Stephen R. (1989). The 7 Habits of Highly Effective People. Free Press.
3. Davenport, Thomas H., & Prusak, Laurence. (1998). Working Knowledge: How Organizations Manage What They Know. Harvard Business School Press.
4. Tracy, Brian. (2010). No Excuses!: The Power of Self-Discipline. Vanguard Press.
5. McKinsey & Company. (2018). The Future of Work: Reskilling and Human Capital.
6. World Economic Forum. (2020). The Future of Jobs Report.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
