Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Firga Shehan Shadra

Dari Persia ke Dunia: Warisan Zoroaster dan Jejak Api Suci

Edukasi | 2025-05-07 02:18:39
Zaratustra/Zoroaster (nationalgeographic.grid.id)

Kira-kira sezaman dengan nabi Abraham/Ibrahim, ada nabi lain di daerah Persia yang sekarang Iran. Sebagaimana Abraham, tahun kelahiran sang nabi ini tidak diketahui, diperkirakan kedua tokoh tersebut hidup sekitar empat ribu tahun yang lalu. Sang nabi Persia itu adalah Zaratustra (Zoroaster) yang perwujudan nya adalah api. Tiap kuil agamanya, Mazdayana/Zoroastrianisme/Majusi mengagungkan api. Memelihara api abdi selama berabad-abad adalah salah satu kewajiban umat Majusi. Api melambangkan kesucian tuhan mereka dan cahaya akal budi yang tercerahkan.

Tuhan Zaratustra yaitu Ahura Mazda tak banyak meminta, tak meminta kurban maupun uang. Selain manusia harus menjaga api tetap menyala, tapi juga harus berpikir baik, berkata baik, dan berbuat baik. Namun entah mengapa, sebagian orang tidak dapat memenuhi permintaan-permintaan sederhana tersebut. Mereka sering berpikir dan berkata buruk, serta bahkan sebagian ada yang berbuat kejahatan yang buruk. Mengapa?

Kita masih belum punya jawaban yang komprehensif untuk pertanyaan itu. Salah satu upaya pertama menjawabnya dirumuskan oleh penganut Majusi itu sendiri. Segala hal buruk di dunia, kejahatan yang dilakukan manusia, juga bencana alam dan penyakit, disebabkan karena musuh dari Ahura Mazda, yaitu kembaran nya sendiri yang bernama Ahriman/Angra Mainyu, yang tak henti-hentinya berbuat kerusakan. Ahura Mazda mengajak manusia membantunya mengalahkan Ahriman. Perbuatan setiap orang dapat mengubah keseimbangan seluruh masa depan alam semesta ke arah kebaikan atau kejahatan.

Terdapat gambar Ahriman di relief yang masih tampak jelas di Parsa (Persepolis), kompleks mewah buatan para syah Persia abad ke 6 SM, ketika negara mereka adalah satu-satunya negara adidaya di bumi. Ahriman bertanduk pendek, berekor panjang lancip, dan kakinya panjang bertelapuk. Mirip apa coba? Konsep iblis di barat menyerupai Ahriman. Majusi adalah agama dominan dari Yunani sampai India selama seribu tahun. Tak heran bila pengaruhnya besar kepada agama-agama yang datang sesudahnya.

Ahura Mazda adalah tuhan yang menyukai anjing, bukan kucing. Bahkan, jika ada orang penganut Majusi membunuh anjing tanpa sengaja, satu-satunya cara menebus dosa adalah membunuh sepuluh ribu kucing. Di sisi lain, Ahriman menyukai kucing. Apakah fakta bahwa kucing dikaitkan dengan penyihir yang dianggap pembantu iblis merupakan sisa dari kepercayaan itu?

Ajaran Majusi mengajarkan dualisme antara kebaikan (Ahura Mazda) dan kejahatan (Ahriman), yang memengaruhi banyak agama setelahnya. Simbol-simbol seperti api suci dan hewan suci mencerminkan nilai dan pandangan moral mereka. Pengaruh ajaran ini masih terasa dalam berbagai konsep religius modern, termasuk gambaran iblis dan asosiasi kucing dengan sihir.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image