Monolog Emha Ainun Nadjib
Gaya Hidup | 2025-04-27 19:49:09
Menulis ala Mbah Nun (Emha)
======
Ini persisnya adalah ala (Mbah Nun) emha ainun nadjib versi saya. sebab telah menjadi watak mbah Nun tidak ridha dikoptasi.
Emha adalah tipikal makhluk bebas yang hanya tunduk pada sunnatullah. semua sebutan tentang dirinya dapat merusak makrifat.
Begitupun dengan tulisan tulisannya. sejak ia di puncak viral kebudayaan Indonesia. sejak tahun 90 hingga 2000an saya mengikuti air sungai pemikirannya yang menjadi jalan tengah lalu membentuk alur sendiri sesuai QudratNya.
Sepertinya ia pernah menepi dalam beberapa episod sepi. namun terus berkarya berusaha menjadi manusia seutuhnya.
Tentu, Mbah Nun (dalam tulisannya) berusaha keluar dari subjektivitasnya, sebab ia memandang dari banyak sisi, ia menjadikan tulisannya sebagai bentuk dialog yang membebaskan (melampaui makna liberty itu sendiri).
Mbah Nun menangkap dan mengekstraksi semua peristiwa dan pengalaman dalam ragam "karya. entah puisi,esai, opini, pentas, ceramah hingga "negara maiyah yang ia siasati (ia manajeriali).
Dalam fase awal saya menulis, usia SMA (pesantren darul arafah Medan) kelas 1, tulisan Mbah Nun menjadi candu. Menjadi pola. idiom idiom, struktur dan teknik penyajiannya dan cara Mbah membangun istilah (pengilmuan) sangat rapi dan alami, kadang penuh satir dan humoris.
Sentuhan sastrawi, politis, religi, tema sosial, dan entah apapun namanya seakan hidup dalam pikiran dan jari Mbah Emha.
Agaknya ia menulis bukan sekadar sebagai medium ekspresi dan pencerahan sosial, namun ia menulis untuk bercumbu dengan kearifan dan merayakan kebahagiaan hakiki tanpa membuat Tuhan Cemburu, sambil terus (berusaha) memihak kepada orang orang yang dilemahkan secara struktural.
=====
* Beberapa buku Mbah Nun yg ingat dan sempat saya baca:
Indonesia bagian dari desa saya.mfrustasi.99 untuk tuhanku. markesot bertutur. slilit sang kiyai. kyai sudrun gugat. anggukan ritmis kaki sang kiyai. Jhon Pakir. Dan tuhanpun cemburu. ibu tamparlah wajah anakmu. seribu masjid satu jumlahnya. nasionalisme muhammad. dari pojok sejarah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
