Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suci Rahmadhani

Semakin Tua, Semakin Utama: Bagaimana Pandangan Islam tentang Guru dalam Talm al-Mutaallim Karya Syeikh Burhanuddin Az-Zarnjal-Hanafi?

Edukasi | 2025-04-13 22:50:04

Pernahkah kita mendengar ungkapan bahwa “semakin tua, semakin berharga”? Dalam konteks pendidikan, ungkapan ini bisa jadi terasa relevan, karena guru yang lebih tua seringkali dianggap lebih berpengalaman, lebih bijaksana, dan lebih dapat dipercaya dalam membimbing murid-muridnya. Namun, apa sebenarnya yang membuat guru yang lebih tua lebih utama dalam pandangan Islam? Bagaimana perspektif ini dijelaskan dalam karya klasik Ta’līm al-Muta’allim yang ditulis oleh Syeikh Burhanuddin az-Zarnūjī al-Hanafi?

Guru yang Lebih Tua, Lebih Utama dalam Ta’līm al-Muta’allim

Kitab Ta’līm al-Muta’allim adalah salah satu karya monumental dalam dunia pendidikan Islam yang memberikan panduan tentang adab dan tata cara menuntut ilmu. Di dalam kitab ini, Imam az-Zarnūjī dengan jelas menekankan pentingnya memilih guru yang lebih tua sebagai langkah bijaksana dalam menuntut ilmu.

Pada Pasal Kedua dari kitab tersebut, beliau menguraikan alasan mengapa memilih guru yang lebih tua lebih utama. Berikut adalah kutipan lengkapnya dalam bahasa Arab beserta terjemahannya:

وَيَنْبَغِي أَنْ يَخْتَارَ لِلتَّعَلُّمِ أَكْمَلَ مَنْ يَجِدُ مِنَ الْمُعَلِّمِينَ، وَأَكْثَرَهُمْ عِلْمًا، وَأَوْرَعَهُمْ، وَأَسَنَّهُمْ، وَأَحْسَنَهُمْ خُلُقًا، وَأَبْلَغَهُمْ نُصْحًا، فَإِنَّ التَّعَلُّمَ مِنَ الشَّيْخِ الْكَبِيرِ أَفْضَلُ مِنَ التَّعَلُّمِ مِنَ الشَّابِّ، لِأَنَّهُ أَقْرَبُ إِلَى الْوَقَارِ وَالْإِخْلَاصِ وَالْخِبْرَةِ بِالتَّدْرِيسِ وَأَكْثَرُ بَرَكَةً.

(Ta’līm al-Muta’allim, Terj. Abdurrahman Azzam, 2019: hlm. 41)

“Seyogyanya dalam menuntut ilmu, seseorang memilih guru yang paling sempurna yang bisa ia temui, paling luas ilmunya, paling wara’, paling tua usianya, paling baik akhlaknya, dan paling besar nasihatnya. Karena sesungguhnya belajar dari guru yang sudah tua lebih utama daripada belajar dari guru yang masih muda, sebab yang tua lebih dekat kepada kewibawaan, keikhlasan, pengalaman dalam mengajar, dan lebih banyak keberkahannya.”

Mengapa Guru yang Lebih Tua Lebih Utama?

Pemikiran ini berakar pada pengakuan bahwa pengalaman hidup dan mengajar yang dimiliki seorang guru yang lebih tua memberikan kelebihan yang sangat berarti bagi para murid. Ada beberapa alasan mengapa guru yang lebih tua lebih baik dalam konteks pendidikan Islam, antara lain:

1. Kewibawaan dan Pengalaman

Guru yang lebih tua biasanya telah melalui berbagai pengalaman hidup dan mengajar yang membuatnya lebih bijaksana dalam mengambil keputusan dan memberikan arahan yang tepat bagi murid. Kewibawaan yang didapatkan melalui waktu dan pengalaman ini membuat murid lebih mudah untuk mengikuti ajaran yang diberikan.

2. Keikhlasan dan Kesabaran

Guru yang lebih tua cenderung memiliki tingkat keikhlasan yang lebih tinggi dalam mengajar, karena mereka telah lama mengabdikan diri dalam dunia pendidikan. Selain itu, kesabaran mereka dalam menghadapi berbagai tantangan dalam proses mengajar lebih teruji dibandingkan dengan guru muda.

3. Lebih Banyak Keberkahan

Dalam perspektif Islam, segala sesuatu yang dilakukan dengan niat yang baik dan dengan pengalaman yang luas cenderung membawa lebih banyak keberkahan. Guru yang lebih tua, dengan segala ilmu dan pengalamannya, diyakini dapat menularkan berkah yang lebih besar kepada murid-muridnya.

Kesimpulan

Kitab Ta’līm al-Muta’allim mengajarkan kita bahwa dalam dunia pendidikan, tidak hanya pengetahuan yang perlu diperhatikan, tetapi juga karakter dan pengalaman guru. Guru yang lebih tua tidak hanya lebih banyak memiliki ilmu, tetapi juga lebih kaya akan pengalaman hidup yang menjadikannya lebih bijaksana dalam mengajar. Keberkahan yang mereka bawa dalam setiap pengajaran memberi dampak positif yang lebih besar pada murid-muridnya. Oleh karena itu, memilih guru yang lebih tua, yang memiliki pengalaman dan kedalaman ilmu, adalah pilihan yang sangat bijaksana dalam menuntut ilmu.

Referensi
Az‑Zarnūjī, Burhanuddin. Ta’līm al‑Muta’allim Ṭarīq at‑Ta’allum. Terjemahan Abdurrahman Azzam. Jakarta: Turos Pustaka, 2019.

Khalifah, Haji. Kashf al‑Ẓunūn ‘an Asmā’ al‑Kutub wa al‑Funūn.

Penulis:
Suci Rahmadhani
NIM: 2310308018
Lecturer: Dr Andang Heryahya M.Pd.,M.Pdi

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image