Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Mengapa Guru yang Lebih Tua Lebih Utama dalam Islam?

Agama | 2025-04-15 13:43:45

Guru memiliki kedudukan yang sangat mulia dalam Islam. Guru tidak hanya sebagai penyampai ilmu tapi juga sebagai pewaris para nabi, seperti sabda Rasulullah ﷺ: “Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi”. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah). Dalam tradisi keilmuan Islam, salah satu adab yang penting adalah menghormati guru, terlebih guru ynag lebih tua. Hal ini bukan hanya penghormata personal tapi juga wujud pengagungan terhadap ilmu dan nilai-nilai yang diajarkan agama.

Islam sangat memuliakan orang yang lebih tua. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya di antara bentuk pengagungan kepada Allah adalah memuliakan orang muslim yang beruban (karena tua)” (HR. Abu Dawud). Usia tua dalam pandangan Islam bukanlah sekedar angka, tapi juga sebagai tanda pengalaman, kesabaran, dan kebijaksanaan yang dittempa oleh perjalan hidup yang panjang. Umumnya seorang guru yang lebih tua telah menempuh banyak pengalaman dalam menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu, sehingga kedalaman pengalamannya menjadi pelajaran berharga bagi murid-muridnya.

Al-Quran menekankan pentingnya pengalaman dan ilmu y ang disertai kesabaran dan amal saleh, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Qashas ayat 80 yang artinya: “ Dan tidaklah orang-orang yang diberi ilmu itu berkata melainkan: 'Sungguh celaka kamu, balasan Allah itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh kecuali oleh orang-orang yang sabar.” Hikmah dan ketenangan dalam mengamalkan ilmu sering kali lahir dari perjalanan panjang yang penuh ujian dan pembelajaran, sesuatu yang mudah dijumpai pada guru yang telah berusia lanjut. Islam juga menempatkan hikmah sebagai anugerah besar, sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 269 yang artinya: “Allah memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa yang diberi hikmah, sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak “. Hikmah ini biasanya terlahir dari pegalaman yang panjang dalam mengarungi dunia ilmu dankehidupan. Guru yang lebih tua tidak hanya dapat mengajarkan teori, tapi juga dapat membimbing murid-muridnya berdasarkan pengalaman hidup yang kaya.

Dalam sejarah Islam, para sahabat dan tabi’in dikenal sangat menjaga adab dan menghormati guru mereka, khususnya yang lebih tua. Imam Malik, misalnya, sangat menjaga adad terhadap para urunya, bahkan dalam hal sekecil gerakan tubuh saat berada dihadapan mereka. Imam Ibn Taymiyyah pernah berkata “barang siapa yang kehilangan adab, makai a kehilangan keberkahan ilmu”. Dari sini kita dapat memahami bahwa ilmu tanpa adab akan kehilangan nilainya, dan menghormati guru yang lebih tua adalah bagian penting dari menjaga adab tersebut.

Selain itu guru yang lebih tua juga erat kaitannya dalam menjaga sanad keilmuan dalam islam. Guru yang sudah lama belajar dan mengajar serung kali menjadi bagian dari rantai keilmuan yang bersambung hingga Rasulullah ﷺ. Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 43yang artinya: “Bertanyalah kepada ahli dzikir (orang yang berilmu) jika kamu tidak mengetahui.” Orang-orang yang sudah lama berkhidmat dalam dunia ilmu biasanya lebih kuat kedudukannya sebagai ahli dzikir yang layak dijadikan rujukan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image