
Idul Fitri dan Palestina: Tangisan di Tengah Takbir
Info Terkini | 2025-04-11 10:49:27
Tulisan oleh Meida Prefik (Muslimah Pegiat Literasi, Kota Bandung)
Idul Fitri adalah momen kebahagiaan bagi umat Islam setelah sebulan penuh menjalani ibadah Ramadan. Syawal disambut dengan takbir kemenangan, saling memaafkan, dan rasa syukur yang mendalam atas segala rahmat yang Allah berikan. Namun, sayangnya tidak semua umat Islam dapat merasakan kebahagiaan yang sama.
Di Palestina, terutama di Gaza, takbir hari raya justru bersamaan dengan suara ledakan bom. Berdasarkan laporan CNN Indonesia (30/3/2025), serangan udara Israel pada hari Idul Fitri kembali menewaskan warga sipil, termasuk lima anak-anak. Ini bukan tragedi pertama, dan nampaknya belum menjadi yang terakhir. Kesedihan yang mendalam juga terasa di kamp pengungsian Wihdat, Yordania, tempat ribuan pengungsi Palestina merayakan Idul Fitri dalam keterbatasan dan ketidakpastian. Mereka terpisah dari tanah air, hidup tanpa keamanan, bahkan tanpa kepastian hari esok.
Realitas ini menunjukkan bahwa kebahagiaan umat belumlah sempurna. Selama bertahun-tahun, bahkan hingga kini, sebagian umat Islam hidup dalam penderitaan dan ancaman nyawa. Mereka menjalani Ramadan dalam kepedihan, dan Idul Fitri, mereka diliputi tangisan.
Kondisi ini seharusnya menjadi refleksi bersama bahwa ada yang sangat salah dalam sistem dunia saat ini. Ketika penjajahan dibiarkan, ketika darah kaum muslimin tak bernilai, dan ketika pelaku kezaliman terus mendapat perlindungan politik global, maka ini adalah tanda nyata rusaknya tatanan dunia yang diatur oleh sistem sekuler kapitalisme. Sistem ini telah gagal memberi keadilan, gagal melindungi manusia, dan gagal mewujudkan perdamaian.
Sudah saatnya umat Islam menyadari bahwa satu-satunya sistem yang shahih berasal dari Allah SWT, yaitu Islam. Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga dengan sesama manusia dan dengan diri sendiri. Sejarah mencatat, penerapan Islam secara menyeluruh melalui institusi negara mampu mewujudkan keadilan, keamanan, dan kemajuan peradaban selama berabad-abad.
Maka, penderitaan di Palestina dan berbagai negeri Muslim lainnya seharusnya menjadi pemantik kesadaran, bahwa umat ini membutuhkan pelindung sejati. Bukan lembaga internasional yang penuh kepentingan, tapi negara yang menerapkan syariat Islam secara kaffah. Negara yang menerapkan Islam ini bukan hanya simbol politik, tetapi institusi yang bertanggung jawab melindungi darah, kehormatan, dan hak seluruh umat Islam di seluruh dunia.
Perjuangan menegakkan sistem Islam harus menjadi agenda utama oleh seluruh umat Islam di dunia. Kesadaran itu perlu dibangun terus-menerus melalui dakwah, pembinaan umat, dan pembentukan jamaah yang istiqamah dalam memperjuangkan tegaknya kembali kehidupan Islam. Karena hanya dengan itulah, Idul Fitri di masa depan tidak lagi disertai tangisan di Gaza, tetapi dipenuhi kebahagiaan dan kemenangan sejati di seluruh penjuru dunia Islam.
Wallahu a'la bi ash-shawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook