Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yudhi Mada

Real-Time Social Listening

Eduaksi | 2025-04-10 11:37:07
Social listening. Sumber:Chatgpt

Real-Time Social Listening: Mengubah Komentar Publik menjadi Konten Instan

Pendahuluan

Di era di mana kecepatan respons menentukan viralitas, real-time social listening menjadi strategi kunci bagi merek untuk terhubung dengan audiens secara autentik. Artikel ini membahas bagaimana perusahaan seperti Wendy’s memanfaatkan komentar publik di media sosial untuk menciptakan konten viral, serta tools seperti Hootsuite, Brand24, dan Mention yang membantu merek mendengarkan dan merespons percakapan digital secara instan.

Apa Itu Real-Time Social Listening?

Real-time social listening adalah proses memantau percakapan online tentang merek, kompetitor, atau industri secara langsung—dan segera mengambil tindakan berdasarkan wawasan tersebut. Berbeda dengan social monitoring yang hanya mengumpulkan data, social listening fokus pada respons cepat untuk:

Membangun engagement.

Menangkal krisis PR.

Menciptakan konten spontan yang relevan.

Studi Kasus: Wendy’s dan Seni Membalas Mention dengan Humor

Strategi Wendy’s di Twitter

Wendy’s, rantai makanan cepat saji AS, terkenal karena balasan jenaka dan sarkastik di Twitter. Contoh viral:

Pengguna: "Kalau nggak punya uang buat beli burger, gimana?"

Wendy’s: "Cari kerja." ????

Hasilnya:

✅ 1,2 juta likes dan 300 ribu retweet dalam 24 jam.

✅ Media coverage gratis dari BuzzFeed, Mashable, hingga CNN.

✅ Brand perception meningkat sebagai "merek yang relatable dan berani".

Kunci Keberhasilan

Suara Khas: Wendy’s konsisten dengan persona brand "sarcastic but funny".

Kecepatan: Tim media sosial mereka merespons dalam 5-15 menit.

Data-Driven: Mereka memantau tren hashtag seperti #FastFoodWars untuk bahan balasan.

Tools untuk Real-Time Social Listening

1. Hootsuite

Fitur Unggulan:

Streams untuk memantau mentions, hashtag, dan keyword secara real-time.

Auto-responses untuk balasan cepat.

Contoh Use Case:

Sebuah merek fashion memantau hashtag #OOTD untuk menemukan influencer mikro.

2. Brand24

Fitur Unggulan:

Sentiment analysis untuk mengukur mood percakapan (positif/negatif).

Alerts via email/Slack saat ada mention spike.

Contoh Use Case:

Restoran cepat saji mendeteksi keluhan pelanggan tentang menu baru dalam 10 menit.

3. Mention

Fitur Unggulan:

Competitor tracking untuk membandingkan share of voice.

Influencer identification berdasarkan engagement rate.

Contoh Use Case:

Startup fintech menemukan diskusi Reddit tentang produk mereka dan langsung merespons.

Langkah Mengubah Komentar menjadi Konten Instan

Langkah 1: Setup Pemantauan

Tentukan keyword (nama merek, kompetitor, industri).

Filter spam/bot dengan negative keywords (misal: "job hiring").

Langkah 2: Kategorikan Percakapan

Pujian: Balas dengan ucapan terima kasih + ajakan UGC.

Contoh: "Makasih udah suka burger kita! Kirim foto burger favoritmu, ya!"

Keluhan: Respons dengan solusi cepat.

Contoh: "Kami sudah DM kamu untuk follow-up. Maaf atas ketidaknyamanan!"

Pertanyaan Netral: Jadikan bahan konten FAQ.

Contoh: "Banyak yang nanya nih: 'Burger pakai fresh beef?' Iya, dong! Lihat prosesnya di sini!"

Langkah 3: Jadwalkan atau Posting Langsung

Untuk respons personal, gunakan fitur inbox di Hootsuite.

Untuk konten viral, publikasi segera (contoh: meme atau video pendek).

Manfaat Real-Time Social Listening

Meningkatkan Engagement:

Merek yang merespons dalam 1 jam dapat engagement 6x lebih tinggi.

Mencegah Krisis PR:

Deteksi isu negatif sebelum trending (misal: keluhan produk cacat).

Ide Konten Tanpa Biaya:

47% marketer mengaku mendapat ide konten dari komentar audiens.

Tantangan & Solusi

1. Volume Mention yang Tinggi

Masalah: Sulit memantau semua platform sekaligus.

Solusi: Gunakan AI seperti Hootsuite Insights untuk filter percakapan relevan.

2. Menjaga Konsistensi Suara Merek

Masalah: Tim ganti shift bisa menyebabkan respons tidak konsisten.

Solusi: Buat social media playbook dengan contoh balasan untuk berbagai skenario.

3. Privasi dan Etika

Masalah: Risiko menggunakan UGC tanpa izin.

Solusi: Selalu minta izin sebelum repost konten pengguna.

Masa Depan Social Listening

Integrasi AI:

Tools seperti Sprout Social akan otomatis menyarankan balasan berdasarkan sentiment analysis.

Social Commerce:

Komentar di live shopping (TikTok Shop, Instagram Live) bisa langsung dijadikan testimonial.

Voice Social Listening:

Pantau review suara di Google Assistant atau Alexa.

Kesimpulan

Seperti yang Wendy’s buktikan, real-time social listening bukan sekadar membalas mention—tapi seni mengubah interaksi biasa menjadi konten viral. Dengan kombinasi tools tepat, kecepatan, dan kreativitas, merek dapat membangun hubungan emosional dengan audiens, sekaligus menghemat budget content research.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image