
Satu Hari, Satu Berita: Membangun Kebiasaan Konsumsi Informasi yang Berkualitas
Pendidikan dan Literasi | 2025-03-18 15:04:49Pertumbuhan digital society di Indonesia saat ini semakin masif dengan jumlah pengguna pada Januari 2025 dilansir melalui We are Social pada Data Digital Indonesia 2025, tercatat 212 juta pengguna internet dengan pertumbuhan tahunan mencapai 8,7%, hasil tersebut menunjukkan penambahan 17 juta pengguna baru dalam setahun terakhir. Pertumbuhan jumlah pengguna internet yang sangat signifikan harus menjadi perhatian khusus karena arus informasi yang tersebar bisa menjadi alat propaganda antar individu.
Tercatat melalui data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, sebanyak 76,08% pengguna internet mengakses internet untuk mendapatkan informasi/berita yang berada di posisi kedua setelah hiburan sebagai alasan utama digital society menggunakan internet. Akses cepat dan mudah terhadap berita terkini menjadi alasan utama banyak orang menggunakan internet, menggantikan media tradisional seperti televisi dan surat kabar. Proses yang sangat mudah dan bisa didapat dengan cuma-cuma membuat para digital society memiliki akses hampir tak terbatas terhadap sumber-sumber informasi di media online.

Media online memiliki peranan penting dalam membentuk sebuah informasi terhadap public. Namun, sangat disayangkan media online yang saat ini masih menjadi sumber berita utama bagi banyak orang secara perlahan mulai terkikis eksistensinya. Reuters Institute News Digital Report 2024 berbasis hasil survei mencatat bahwa 60% orang Indonesia memperoleh berita dari platform media sosial. Dari jumlah tersebut, platform tiktok khususnya memperoleh popularitas sebagai sumber berita tertinggi dari platform lainnya.
Media sosial berhasil mereduksi berita yang semula konten berita dalam bentuk artikel kemudian berubah menjadi sebuah konten video dengan menggunakan influencer dengan intrik menarik simpati terhadap issue yang tengah beredar, hal ini sukses mempengaruhi publik untuk menganggap benar seluruh sajian informasi yang tersedia. Digital society cenderung mempercayai kebenaran berita hanya berbasis keyakinan semu, bukan didasari pada objektivitas, kredibilitas, dan kebenaran sebuah informasi.
Dengan demikian para pengguna internet dan media sosial di Indonesia mengalami berbagai macam distorsi informasi akibat maraknya berita palsu, ujaran kebencian dan hoax. Saat ini internet sudah memasuki era kelimpahan informasi, ini merupakan kondisi dimana individu atau kelompok masyarakat mencerna begitu banyak informasi dalam satu durasi waktu tertentu. Informasi yang kerap datang tanpa henti dapat menyebabkan kebingungan hingga stress dalam pikiran akibat dari kelimpahan informasi.
Eksistensi digital society di era informasi tanpa batas saat ini seperti dua sisi mata uang. Sisi satu, digital society positif jika mampu memanfaatkan era digital sebagai sarana edukasi, literasi, dan optimalisasi era digital sebagai aset penting. Namun, pada sisi lain, digital society juga bisa memberikan dampak negatif seperti menyebarkan informasi palsu, kabar bohong , berita keliru dan dapat memicu disintegrasi sosial, sentimen agama, polarisasi politik, dan memecah-belah suatu kelompok. Jika kita tidak hati-hati dalam mengantisipasi maka internet hanya akan berperan sebagai agen provokasi antar individu.
Digital society yang tumbuh di era keberlimpahan informasi saat ini memiliki peran sangat penting dan tentunya tidak hanya sekedar berperan sebagai pengirim dan penerima pesan saja. Namun, lebih dari itu digital society juga harus punya tanggung jawab moral besar dalam membentuk kebiasaan baik dengan berperan dalam mempengaruhi persepsi, opini, dan perilaku publik. Digital society juga turut aktif dalam proses pengambilan keputusan bagi kepentingan publik serta partisipatif dalam pengembangan kesadaran melalui jalur edukasi dan literasi. Dengan membudayakan membaca berita dan memperoleh informasi yang kredibel serta memahami konsep membaca berita dengan fokus dan bertahap akan mampu menemukan nilai dari berita tersebut, karena pada dasarnya meningkatkan kualitas jauh lebih baik dibandingkan dengan meningkatkan kuantitas, dengan begitu nilai dari sebuah berita akan tersampaikan dan dapat membantu tetap terinformasi dengan berita saat ini tanpa merasa kewalahan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.