
Ramadan: Antara Bulan Latihan atau Bulan Perlombaan
Gaya Hidup | 2025-03-17 10:51:06
Ramadan, bulan suci yang penuh berkah, selalu disambut dengan sukacita oleh umat Muslim di seluruh dunia. Namun, dibalik semangat dan antusiasme menyambutnya, seringkali muncul pertanyaan dan perdebatan mengenai hakikat Ramadan itu sendiri. Apakah Ramadan seharusnya dilihat sebagai bulan latihan spiritual, atau justru sebagai bulan perlombaan dalam beribadah dan berbuat kebaikan?
Ramadan sebagai Bulan Latihan Spiritual
Bagi sebagian umat Muslim, Ramadan adalah bulan yang tepat untuk fokus pada latihan spiritual. Mereka memaknai Ramadan sebagai kesempatan untuk menempa diri, meningkatkan ketakwaan, dan memperbaiki kualitas ibadah. Latihan ini meliputi pengendalian diri dari hawa nafsu, memperbanyak ibadah sunnah, serta merenungi makna Al-Qur'an.
Bulan ramadlan disebut pula dengan Syahru at-Tarbiyyah atau bulan Pendidikan, karena Ketika berpuasa kita dididik dan dilatih berbagai hal, diantaranya adalah Pendidikan kedisiplinan. Diantaranya adalah disiplin pada waktu berbuka, disiplin pada waktu makan sahur, disiplin menaati aturan atau ketentuan-ketentuan lain agar tidak membatalkan puasa. Disiplin pada saat berbuka tergambar dalam hal waktu, karena walaupun kurang satu detik sekalipun, tapi kalau belum masuk waktu sholat maghrib maka kita belum boleh berbuka, begitu juga pada saat sahur, walaupun makanan masih tersedia banyak di piring dan seenak apapun makanan itu, namun kemudian waktu sahur sudah habis, maka wajib kita berhenti makan sahur, tepat waktu inilah sebagai Pendidikan dan Latihan dalam kedisiplinan.
Ramadan sebagai Bulan Perlombaan dalam Kebaikan
Sementara itu, sebagian lainnya melihat Ramadan sebagai momentum untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Mereka meyakini bahwa setiap amal ibadah yang dilakukan di bulan Ramadan akan dilipatgandakan pahalanya. Oleh karena itu, mereka berlomba-lomba untuk memperbanyak sedekah, membantu sesama, serta mengikuti berbagai kegiatan keagamaan.
Ramadan adalah bulan penuh berkah, setiap detik di bulan ini adalah kesempatan emas untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya. Mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan, sehingga kita bisa menjadi hamba yang dicintai Allah SWT.
Puasa di bulan Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap muslim sebagai bagian dari rukun Islam. Ustadzah Siti Amiroh dari Madiun mengajak umat muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah di Ramadhan tahun ini dengan berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khoirot), sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 148.
Ia menekankan pentingnya penyempurnaan amal dan segera bergegas kepada kebaikan, serta komitmen yang kuat dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dalam kebaikan terutama di bulan suci Ramadhan. Hal ini meliputi senang menyambut Ramadhan, mempersiapkan segala hal untuk mencari keberkahan, dan diiringi dengan doa.
Ramadhan disebut sebagai bulan panen pahala, di mana niat yang ikhlas sangat penting karena Allah SWT akan melipatgandakan pahala. Contoh kebaikan yang dapat dilakukan termasuk menyiapkan makanan buka dan sahur, mengikuti salat tarawih dengan khusyuk, tadarus Al-Qur’an, dan memberikan makanan berbuka dan sahur kepada yang membutuhkan.
Ustadzah Siti Amiroh mengakhiri dengan pesan untuk bersemangat dalam berlomba-lomba dalam kebaikan di bulan suci Ramadhan untuk mencapai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Harmoni antara Latihan dan Perlombaan
Sekilas, kedua pandangan ini tampak bertentangan. Namun, jika dicermati lebih dalam, keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Latihan spiritual akan membentuk karakter yang kuat dan tahan uji, sementara perlombaan dalam kebaikan akan memotivasi untuk terus beramal saleh.
Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita dapat menggabungkan kedua pendekatan ini dalam menyambut dan menjalani bulan Ramadan. Kita bisa melatih diri untuk menahan hawa nafsu dan meningkatkan kualitas ibadah, sekaligus berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan kepada sesama. Dengan demikian, Ramadan akan menjadi bulan yang penuh berkah dan membawa perubahan positif dalam kehidupan kita.
Menemukan Keseimbangan dalam Beribadah
Penting untuk diingat bahwa ibadah yang baik adalah ibadah yang dilakukan dengan seimbang. Tidak hanya fokus pada kuantitas, tetapi juga kualitas. Jangan sampai kita terlalu fokus untuk berlomba-lomba dalam memperbanyak ibadah, sehingga melupakan esensi dari ibadah itu sendiri, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ramadan adalah bulan yang istimewa. Mari kita manfaatkan momentum ini untuk melatih diri dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Dengan menggabungkan kedua pendekatan ini, kita bisa meraih keberkahan dan kebahagiaan yang hakiki di bulan Ramadan. Semoga kita semua bisa menjadi hamba yang lebih baik setelah melewati bulan Ramadan. (hes50)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.