Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alief Zahra Nova Najwa

Sholat di Tengah Riuh Zaman: Menjaga Iman Mahasiswa di Arus Kehidupan Kampus

Agama | 2025-12-16 11:48:29
Gambar sosialisasi terkait keutamaan sholat. Sumber dokumen: pribadi

Refleksi tentang sholat sejatinya tidak berhenti pada kesalehan personal, tetapi menemukan makna yang lebih luas dalam kehidupan sosial—termasuk di lingkungan kampus. Bagi mahasiswa Muslim, sholat bukan hanya kewajiban individual yang dikerjakan di sela-sela aktivitas akademik, melainkan fondasi spiritual yang seharusnya menjiwai seluruh proses belajar, berorganisasi, dan berinteraksi.

Di era digital, realitas kehidupan mahasiswa semakin kompleks. Jadwal kuliah yang padat, tuntutan organisasi, target prestasi, hingga paparan media sosial menciptakan ritme hidup yang cepat dan menuntut. Dalam kondisi seperti ini, sholat kerap diperlakukan sebagai aktivitas yang “menunggu waktu luang”, bukan sebagai penentu arah waktu itu sendiri. Penundaan sholat dengan alasan tugas, rapat, atau kelelahan menjadi fenomena yang jamak, bahkan dianggap wajar.

Kondisi inilah yang diamati oleh mahasiswa Universitas Airlangga Kampus B, khususnya dalam konteks Project Kebangsaan yang mengangkat isu dekadensi moral di lingkungan kampus. Dari pengamatan tersebut, tampak bahwa melemahnya kedisiplinan sholat tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan erat dengan gaya hidup mahasiswa yang semakin berorientasi pada efisiensi duniawi dan pengakuan sosial. Ketika kesadaran spiritual melemah, nilai-nilai etis pun perlahan kehilangan pijakan.

Berangkat dari kesadaran ini, muncul inisiatif kolektif untuk menghadirkan kembali sholat sebagai pusat kesadaran mahasiswa Muslim. Berbagai langkah sederhana dilakukan, seperti pengingat sholat berbasis WhatsApp yang menyesuaikan dengan kebiasaan digital mahasiswa, edukasi ringan tentang makna dan urgensi sholat, hingga upaya membangun budaya saling mengingatkan tanpa menghakimi. Pendekatan ini menegaskan bahwa dakwah di lingkungan kampus tidak selalu harus formal, tetapi dapat hadir secara kontekstual dan persuasif.

Upaya tersebut menunjukkan bahwa sholat tidak bertentangan dengan kehidupan modern dan intelektual. Sebaliknya, sholat justru menjadi penyeimbang yang menjaga mahasiswa agar tidak kehilangan orientasi di tengah kesibukan akademik. Ketika sholat dijadikan poros kehidupan, mahasiswa belajar mengatur waktu dengan lebih disiplin, menjaga integritas diri, serta menumbuhkan kesadaran bahwa ilmu dan prestasi adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan secara spiritual.

Dengan demikian, sholat tidak lagi dipahami sekadar sebagai ritual pribadi di atas sajadah, melainkan sebagai nilai yang hidup dalam budaya kampus. Ia membentuk mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga matang secara moral dan spiritual. Di sinilah sholat menemukan relevansinya yang paling nyata: menjadi penopang lahirnya generasi intelektual Muslim yang cerdas, berkarakter, dan tetap kokoh di tengah arus zaman.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image